Malaria Kuasai Dunia

Senin 25-04-2016,08:42 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

214 Juta Kasus Baru, Menkes Ke Bengkulu

BENGKULU, BE- Hari ini Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Prof dr Nila Djuwita F Moeloek SpM datang ke Bengkulu. Kedatangannya dalam rangka peringatan Hari Malaria Sedunia jatuh setiap 25 April. Kegiatan ini untuk mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar melakukan pencegahan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Amin Kurnia mengatakan peringatan hari Malaria Se-Dunia, dipusatkan di Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. \"Besok (Hari ini,red), Ibu Menteri tiba di Bengkulu untuk memperingati hari malaria se-Dunia yang dipusatkan di Provinsi Bengkulu,\" ujar Amin, kepada BE, kemarin.

Amin mengatakan dipilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah Hari Malaria Sedunia karena Bengkulu menyandang peringkat pertama di Indonesia bagian barat. Sedangkan pada tingkat Nasional, Bengkulu masuk posisi ke 6 tertinggi kasus malaria. \"Memang untuk kasus malaria tertinggi masih berada di Bengkulu, untuk itu Bengkulu dijadikan tuan rumah agenda tersebut,\" terangnya.

Dalam rangkaiannya, Menteri Kesehatan juga akan memberikan sertifikat eliminasi bebas malaria kepada 6 kepala daerah, antara lain Papua Barat, dari Sumatera Utara (Sumut), Kabupaten Siak Provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Balai Karimun Provinsi Kepulaun Riau, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). \"enam daerah itu terkecil untuk penyebaran wabah malaria. Sehingga akan dijadikan contoh untuk kedepannya,\" ujarnya.

Sementara untuk kabupaten di Provinsi Bengkulu pada tahun ini belum mendapatkan sertifikat eliminasi bebas malaria. Hal itu, menimbang dari tingginya jumlah kasus malaria pada tahun 2016 ini.

\"Tahun ini jadi tuan rumah saja, tapi kalau tahun kemarin (2015,red) kita dapat di 3 kabupaten yaitu Rejang Lebong, Lebong dan Kepahiang,\" bebernya.

Ancaman Serius

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr H.M Subuh, MPPM mengatakan, malaria masih menjadi ancaman kesehatan serius hingga saat ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, sekitar 3,2 miliar orang, atau hampir separuh penduduk dunia berisiko tertular penyakit ini.

Pada 2015, WHO memperkirakan ada 214 juta kasus baru malaria. Angka tersebut menyebabkan kematian sekitar 438 ribu orang di seluruh dunia, yang mana sepertiganya adalah balita. End Malaria for Good (Akhiri Malaria untuk Selamanya) menjadi tema global untuk merefleksikan visi dunia bebas malaria yang dicanangkan dalam Global Technical Strategi for Malaria 2016-2030. Strategi yang diadopsi sejak Mei 2015 ini memiliki sasaran untuk menurunkan beban malaria global secara signifikan dalam 15 tahun kedepan.

\"Indonesia sendiri mengusung tema Bebas Malaria Prestasi Bangsa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit ini,\" katanya.

Dia mengatakan, melakukan eliminasi secara menyeluruh menjadi kebijakan yang ditempuh pemerintah, pemerintah pusat, dan tentunya dengan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk LSM, dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi internasional.

\"Eliminasi malaria merupakan upaya untuk menghentikan penularan setempat dalam satu wilayah geografis tertentu,\" jelasnya.

Subuh menambahkan, seluruh masyarakat mulai dari pimpinan hingga tingkat masyarakat yang paling bawah harus punya cita-cita sama. \"Memang hasilnya bertahap, di Jawa, status eliminasi malaria tercapai pada 2010, di Kalimantan ditargetkan pada 2020, Sumatera sudah pada 2015, Papua ditargetkan pada 2030,\" papar dia.

Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, Kemenkes menargetkan jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi meningkat dari 212 (pada 2013) menjadi 300 kabupaten/kota pada 2019. Dalam jangka panjang, diharapkan pada 2030 seluruh daerah mencapai tahap eliminasi secara merata.

\"Pengendalian malaria adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan. Sebab, malaria berkaitan dengan faktor lingkungan dan perilaku. Peran pencegahan dan penanggulangan dari semua pemangku kepentingan serta seluruh lapisan masyarakat sangat penting,\" kata Subuh menyarankan.

Deklarasi

Menkes Prof dr Nila Djuwita F Moeloek SpM dijadwalkan satu hari berada di Bengkulu ini juga akan ada deklarasi antar sektor, Badan Usaha, LSM, Organisasi Profesi dan masyrakat dalam mendukung kegiatan eliminasi malaria dari Provinsi Bengkulu. Kemudian akan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen serta kesepakatan Gubernur, Bupati/Wali Kota se-Provinsi Bengkulu, serta panandatanganan MOU gubernur dengan kepala Balitbangkes Kemenkes RI tentang penelitian dan pengembangan Kesehatan di Provinsi Bengkulu.

\"Menteri juga akan me-launching program SMS Bunda, penyerahan sertifikat polio kepada Gubernur, dan penyerahan juknis Pendampingan Ibu Hamil Beresiko tinggi kepada perwakilan mahasiswa kemenkes,\" terang Kadis Kesehatan Amin Kurnia.

Tidak hanya itu, Mentri juga akan melakukan pencanangan pemasangan kelambu di rumah masyrakat dengan pemukulan Dol di dampingi oleh Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH. \"Komitmen kita, maksimal pada tahun 2020 mendatang sudah eliminasi malaria satu seper seribu penduduk. Artinya dari seribu penduduk hanya satu orang yang sakit malaria. Mudah-mudahan komitmen itu akan terwujud,\" pungkas Amin. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait