Hujan, Petani Cabai Merugi

Senin 18-04-2016,12:30 WIB

MAJE, BE - Musim hujan yang turun beberapa minggu terakhir ini membuat tanaman cabai merah membusuk dan menurun produksinya. Kondisi ini membuat para petani cabe menjerit dan merugi.

“Inilah risikonya jadi petani cabai, setiap musim hujan selalu merugi karena banyak buah busuk,” ujar Mustafa (43) salah satu petani cabai Kecamatan Maje, kemarin.

Menurut Mustafa, hujan yang terus mengguyur membuat bunga-bunga cabai merah menjadi rontok.  Selain itu, hujan juga menyebabkan tanaman cabai merah mudah terserang jamur dan ulat hingga membusuk. Dampaknya, produksi cabai merah menjadi anjlok. Dalam kondisi normal, produksi cabai merah bisa mencapai 10 kuintal dalam satu hektar. Namun, akibat musim hujan, produksi cabai merah hanya sekitar lima sampai enam kuintal.

\"Padahal saat ini harga cabe merah di pasaran sedang tinggi, tapi petani tak bisa menikmatinya,” keluhnya.

Tak hanya Kecamatan Maje, kondisi serupa juga dialami petani cabai Kecamatan Nasal.  Ramidi (54) menyebutkan, setiap kali panen biasanya mendapatkan delapan kuintal, namun saat ini hanya sekitar lima sampai enam kuintal saja.   “Kalau musim hujan ini cabai ini cepat sekali busuk, kadang kami mengatasi ini biar tidak rugi. Buah cabai ini sebelum kami merah sudah kami panen,” ujarnya.

Ditambahkanya, harga cabai baik jenis merah keriting maupun rawit merah. Sejak sekitar setengah bulan terakhir mengalami kenaikan dari antara Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu perkilonya. Kenaikan ini disebabkan karena panen berkurang dan banyak petani merugi. “Permintaan masih normal saja, meskipun harga naik, dan ini sudah biasa kalau hasil panen turun pasti harga cabai naik,” ujarnya. (618)

Tags :
Kategori :

Terkait