Menurut anggota DPRD Kaur, Najamudin SE kepada BE kemarin, banjir yang berulang kali melanda Bumi Seasen Seijean ini akibat maraknya perambahan kawasan hutan produksi (HPT), dan hutan lindung serta pembukaan perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan di sekitar kawasan hulu sungai Nasal, sehingga daerah serapan air nyaris tidak ada lagi.
\"Penyebab terjadinya banjir karena dampak pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Juga karena hutan-hutan kita habis dan gundul. Akibatnya apa, banjir dan longsor datang menghantam kita berulang kali,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Perambahan kawasan hutan yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan di wilayah Kabupaten Kaur, menurut Najamudin, sudah merajalela. Sebab itu ia berharap kedepan perambahan kawasan hutan ini ditertibkan guna menyelamatkan masyarakat Kaur khususnya.
“Masalah ini sangat komplit. Penyelesaiannya harus melibatkan instansi vertikal seperti kepolisian. Saya berharap masalah persoalan ini bisa selesai dengan tuntas,” tegasnya.
Senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua II DPRD Kaur, Mudianto SIP. ia menilai, selain karena curah hujan yang tinggi, faktor lain yang menyebabkan banjir adalah masih minimnya perbaikan infrastruktur sebagai dampak pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran dan tidak berfungsinya lagi secara optimal hutan yang ada.
“Memang banjir di Nasal itu karena meluapnya Sungai Nasal dan bencana alam, tapi masalah itu ini karena perkebunan sawit yang baru buka itu. Salah satu mengatasi masalah ini, beronjong di Sungai Nasal itu harus ditinggikan,” terangnya.
Dilain sisi, pasca banjir yang merendam ratusan warga Desa Suku Tiga, warga setempat masih merasa was-was dan khawatir akan kembali turun hujan pasca banjir. Meskipun demikian sejumlah warga mengaku tetap siaga jika kemungkinan hujan kembali turun.
“Warga kita masih was-was, karena takut banjir lagi. Apalagi sekarang ini musim hujan,” kata Kepala Desa (Kades) Suku Tiga, Jauhari, kemarin.
Dikatakan Kades, banjir di Desa Suku Tiga ini bukan pertama kalinya, namun untuk kesekian kalinya. Untuk mengatasi masalah ini, ia meminta pemerintah daerah untuk memprogramkan pembangunan tanggul di sekitar daerah sungai yang berpotensi mengalami luapan air ke tempat permukiman penduduk.
“Sekarang ini memang pembangunan tanggulnya sedang proses, kalau bisa tanggul yang dibangun itu harus tinggi sekitar empat meteran. Kalau cuma dua meter air pasti akan masuk lagi ke rumah warga,” ujarnya.
Sementara itu, dari hasil pantauan BE dilapangan pasca banjir bandang kemarin, beberapa bantuan dari BPBD, Dinsos, Polres Kaur sudah tiba di lokasi banjir.
Selain itu juga dapur umum dan beberapa dokter telah diterjunkan di lokasi banjir tersebut. “Bantuan bencana seperti beras selimut, makanan siap saji sudah kita salurkan. Juga petugas kesehatan sudah kita siapkan kalau ada warga yang sakit akibat banjir. Untuk saat kita belum mendapatkan laporan ada korban meningal karena banjir,” kata Asisten I Pemda Kaur Bahrul Budiman SH MH saat memantau penyaluran logistik bencana kemarin.
Bantuan Bencana Diturunkan
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu juga langsung merespon serius bencana tersebut. Setidaknya bantuan berupa makanan siap saji, tanki air bersih, terpal dan selimut telah disalurkan di lokasi kejadian bencana.
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinsos) Provinsi Bengkulu, Din Ikhwan SSos mengatakan, bencana yang mengakibatkan 130 rumah warga rusak diterjang banjir bandang dari aliran Sungai Nasal tersebut harus diperhatikan secara serius.
\"Penyaluran bantuan telah kami lakukan dan kami akan bertahan di lokasi kejadian tersebut selama 3 hari, hingga memastikan lokasi ini tidak kembali menerima luapan air,\" terang Ikhwan kepada BE, kemarin.
Lanjutnya, ketika Sungai Nasal kembali meluap, maka pihaknya bersama pihak lainnya akan melakukan evakuasi kepada masyarakat yang saat ini masih banyak bertahan di lokasi tersebut.
\"Kalau kembali meluap, akan kita bawa ke tempat tinggi yang sudah kita siapkan,\" tuturnya.
Ikhwan mengatakan, terjadinya banjir bandang tersebut disebabkan akibat mampetnya aliran Sungai Air Nasal. Sehingga derasnya hujan membuat ketinggian air mencapai 1,5 meter yang mengakibatkan banjir banding di lokasi pemukiman warga tersebut.
\" Kita juga sudah berkoordinasi kepada pihak Pemda terkait. Kita juga telah membuat camp pengungsian dan dapur umum untuk warga,\" tegasnya.
Disisi lain, Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH menegaskan ketika terjadi bencana alam tersebut, dirinya langsung menginstruksikan kepada dinas terkait, untuk langsung memberikan pertolongan kepada masyarakat. Hal itu dilakukan, untuk membuat para jajarnya langsung tanggap ketika ada bencana alam terjadi di Provinsi Bengkulu.
\"Setelah saya menerima informasi dari twitter atas bencana tersebut, saya langsung twit dinas terkait, seperti BPBD, asisten II, Karo Pamda dan dinas terkait lainnya untuk langsung turun kelapangan dan berkordinasi kepada Pemda setempat dalam menanggulangi bencana tersebut,\" ungkap Gubernur.
Gubernur juga mengatakan bahwa dari informasi yang diperoleh bahwa jalan yang terjadi tanah longsor sudah dapat dilalui. Untuk itu, ketika masyarakat mendapatkan persoalan maka Gubernur meminta kepada masyarakat untuk dapat langsung memberikan informasi langsung melalui twitternya.
\"Kalau perlu respon cepat, langsung twitter saya. Maka saya langsung instruksikan jajaran untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut,\" pungkasnya. (618/151)