Anak Dewan Diduga Nyabu di Dalam Sel, Tiga Sipir Positif Narkoba

Jumat 08-04-2016,09:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

  PASAR MANNA, BE - Para tahanan dan narapidana kasus narkoba yang ditahan di sejumlah rumah tahanan negara (rutan) di Provinsi Bengkulu benar-benar sulit untuk lepas dari jeratan barang haram tersebut. Sebab, peredaran narkoba di rutan sudah sangat mengkhawatirkan.

Seperti di Rutan Manna Kelas II B, dari hasil tes urine yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bengkulu Selatan bekerjasama dengan Polres BS terhadap sipir dan warga binaan (narapidana dan tahanan titipan), Kamis (7/4), terdapat 3 orang sipir dan 10 warga binaan yang terindikasi narkoba.

\"Dari hasil tes ternyata ada 3 sipir dan 10 warga binaan kami yang terindikasi narkoba,\" ungkap Kepala Rutan Kelas IIB Manna, Soni Sopyan BCIp S Sos MSi, Kamis (7/4).

Dijelaskan Soni, ketiga sipir tersebut yakni Ed, Fa dan Na. Sedangkan warga binaan yang terindikasi narkoba, Da yang merupakan narapidana narkotika jenis sabu-sabu dan kepemilikan pil ekstasi.

Da yang merupakan anak anggota DPRD BS ini, baru saja divonis 3,5 tahun oleh Pengadilan Negeri Manna, ini diduga mengisap sabu di dalam sel tahanan.

Selain urinenya ternyata mengandung unsur sabu-sabu dan ekstasi, di kamar Da ditemukan 8 pipet dan 1 pirek. Pipet dan pirek ini ditemukan dalam asbak dan toples serta di bawah tikar sebagai alas kasur Da tidur.

Selain Da, ada juga warga binaan berinisial Ri, De, Es, dan Ed. Kemudian yang samar-samar Ar, Te, Er, Su dan Bu. Dengan ditemukannya 10 warga binaan terindikasi narkotika, serta tiga sipir, Soni menyerahkan sepenuhnya pada Polres BS untuk diproses secara hukum.

\"Saya mendukung proses hukum atas sipir dan warga binaan yang terlibat narkoba, khusus sipir kami, jika terbukti akan kami laporkan pada Kemenhum dan ham, agar bisa diberikan sanksi,\" terang Soni.

Adanya keterlibatan sipir, ditambah lagi saat polisi menggelar razia dalam kamar tahanan, ditemukan ada 12 korek api, ada 3 unit HP, Soni merasa kecolongan dengan ditemukan adanya peralatan isap sabu dalam kabar narapidana. Namun demikian, dirinya mengakui jika selama ini pengawasan terhadap para pengunjung kurang ketat, karena kekurangan sipir.

\"Saya mengakui pengawasan kami kurang ketat, sebab 1 Sipir harus mengawasi 50-60 pengunjung. Padahal idealnya satu sipir mengawi maksimal 25 pengunjung, sehingga tidak menuntup kemungkinan disaat sipir lengah, pengunjung membawa masuk narkoba dan alat penghisap ke rutan,\" ujar Soni.

Dua Wanita Diamankan

Sementara itu, Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK menyatakan, ada tes urine secara mendadak di Rutan diawali dari informasi yang didapat anggotanya, jika ada warga binaan yang berkeliaran di luar. Ditambah lagi ada dugaan keterlibatan sipir dalam mengkonsumsi narkoba.

Setelah itu, Kamis (7/4) pagi anggota langsung mendatangi rumah sipir yang diduga yakni Ed, dari hasil penggeledahan, ditemukan ada dua wanita, saat urinenya dites ternyata satu wanita yakni Fi positif sedangkan temannya Ri urinenya samar-samar. Lalu keduanya digelandang ke Mapolres BS.

Tidak hanya sampai disitu, penggeledahan di rumah Ed dilanjutkan hingga ke pekarangan rumah, di pekarangan rumah ditemukan ada 3 bong bekas yang sudah dibakar, diduga untuk menghilangkan jejak.

Setelah memastikan sipir tersebut terlibat narkoba, secara Polres berkerjasama dengan BNN mendadak langsung mengetes warga binaan yang dicurigai serta sipir. Hasilnya ternyata benar ada sipir dan warga binaan terlibat sabu.

\"Sebelum kami tes urine, kami sudah intai terlebih dahulu, hasilnya ternyata benar ada sipir dan tahanan terlibat narkoba,\" ujar Kapolres.

Kapolres mengatakan, 3 sipir, 10 warga binaan, serta 2 wanita yang berada di rumah salah satu sipir terindikasi narkoba, semuanya sudah diamankan di Mapolres BS. Mereka diperiksa lebih lanjut oleh penyidik Sat Resnarkoba. Sebab untuk saat ini berbagai spekulasi dari warga jika sipir ikut memuluskan masuknya narkoba ke rutan, bahkan juga ada spekulasi mereka pesta narkoba di luar rutan.

\"Saat ini kan masih menduga-duga, makana semua kami gelandang ke Polres, untuk diperiksa lebih lanjut agar diketahui apakah para sipir itu ikut membantu masuknya narkoba ke rutan, atau tidak, serta bagaimana proses hingga warga binaan bisa mengkonsumsi narkoba,\" terang kapolres.

Sementara itu, Da, saat dimintai keterangan lantaran dalam kamarnya banyak ditemukan pirek dan pipet, meskipun urinenya positif mengandung sabu-sabu dan ekstasi, tetap ngotot tidak mengkonsumsi barang haram tersebut. Ia beralasan, pipet dan pirek di kamarnya hanya alat mainan saja. \"Saya tidak lagi nyabu dan makan pil ekstasi pak, pipet dan pirek itu untuk mainan saja,\" kilah Da.

Dari pantauan BE, pelaksanaan tes urine bagi warga binaan dan sipir di Rutan kemarin berjalan lancar. Sebab Polres BS mengerahkan semua anggotanya, ditambah mobil water cannon disiapkan untuk mengantisipasi jika terjadi kericuhan saat berlangsungnya tes urine.

\"Keberadaan anggota bersenjata lengkap dan water cannon untuk berjaga-jaga saja, alhamdullilah, hingga tes urine berakhir kondisi tetap aman dan terkendali,\" terang Waka Polres, Kompol Erwin Harahap SH.(369)

Tags :
Kategori :

Terkait