Sampel Beras Seginim Harus Diperbanyak

Jumat 18-03-2016,09:20 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Temuan adanya kandungan logam berbahaya atau Cadminium dalam beras hasil produksi petani di Kecamatan Seginim Bengkulu Selatan, tidak hanya meresahkan, tapi juga mengejutkan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Sebab, selama ini beras Seginim terkenal sebagai salah satu beras berkualitas di Provinsi Bengkulu dan tidak pernah bermasalah atau ditemukan zat berbahaya di dalamnya.

Wakil Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA pun masih optimis beras Seginim saat ini masih sama seperti beras Seginim sebelumnya, yakni kualitas terbaik. Mengingat beras Segimin berasal dari sawah yang dikelola petani secara tradisional dan diairi dengan menggunakan air langsung dari pegunungan. Sehingga kecil kemungkinan mengandung zat berbahaya.

\"Selama ini beras Seginim aman-aman saja, kalau sekarang ditemukan bermasalah, kita minta sampelnya diperbanyak agar nanti ketahuan apakah yang mengandung zat berbahaya itu benar beras Seginim atau tidak,\" kata Rohidin, kemarin.

Selain itu, mantan Wakil Bupati Bengkulu Selatan ini juga mengaku, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPOM Bengkulu untuk melakukan penelitian ulang terhadap beras Seginim tersebut. Jika memang terbukti mengandung berbahaya, ia akan meminta BPOM untuk menelusurinya penyebabnya, apakah dari pupuk yang digunakan petani atau dari bahan kimia lainnya.

\"Walaupun Badan Ketahanan Pangan melakukan penelitian, nanti penelitian yang dilakukan BPOM akan kita bandingkan. Mudah-mudahan tidak terbukti sehingga tidak ada keraguan bagi masyarakat untuk mengkonsumsinya,\" terangnya.

Sebelumnya, Kepala BKP Provinsi Bengkulu, H Muslih Z SH menduga kandungan zat berbahaya tersebut berasal dari aliran air yang terdapat tambang batu bara di hulu persawahan atau dari tanah sawah yang mengandung logam. Untuk membuktikannya, pihaknya akan kembali meneliti ulang laboratorium pangan Surabaya.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Herizal Apriansyah SSOs meminta kepada pihak terkait untuk tidak membuat kegaduhan di masyarakat sebelum hasilnya benar-benar terbukti mengandung zat berbahaya. Sebab, hal itu dapat menimbul keresahan masyarakat yang selama ini mengkonsumsi beras Seginim.

Selain itu, dengan mencuatnya ke publik, secara langsung juga merugikan petani atau toke beras Seginim tersebut karena penjualannya dipastikan akan turun drastis.

\"Harusnya BKP baru menyampaikan masalah ini ke media setelah uji lab yang kedua ini terbukti bahwa beras Seginim benar-benar mengandung zat berbahaya. Kan penelitiannya sejauh ini baru dilakukan satu kali, mungkin saja sampelnya tertukar dengan beras lain, sehingga hasilnya berubah,\" terangnya.(400)

Tags :
Kategori :

Terkait