Beras Seginim Berbahaya?

Senin 14-03-2016,09:30 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE – Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) saat ini tengah meneliti beras Seginim. Pasalnya, beras yang menjadi produk unggulan di Bengkulu Selatan itu diduga mengandung zat berbaya, sehingga harus dilakukan pemeriksanaan secara intensif di laboratorium untuk mengetahui zat yang dikandungnya.

“Pemeriksaan beras Seginim sedang berjalan di laboratorium, karena ada kandungan zat yang berbahaya di dalamnya,\" kata Kepala BKP, H. Muslih Z SH usai menghadiri pelantikan asisten II di Kantor Gubernur, Jumat (11/3).

Hanya saja ia mengaku belum zat yang berbahaya tersebut dan dari mana sumbernya. Apakah dari unsur tanahnya yang mengandung unsur logam, dari air atau dari pola tanam atau pupuk yang digunakan petani.

Menurutnya, pemeriksaan itu seiring dengan akan disertifikasinya beras Seginim. Namun, sebelum hasil uji lab keluar, maka beras itu pun belum bisa disertifikasikan.

\"Bila memang nanti ditemukan sumber zat berbahayanya, maka petugas dari BPK akan turun langsung ke lapangan dan akan melakukan pembinaan terhadap kelompok taninya,\" ujarnya.

Dari hasil uji laboratorium perdana yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, mengindikasikan adanya kandungan zat yang berbahaya dalam beras tersebut. Karena itu pihaknya memutuskan untuk melakukan kembali uji lab dan meneliti secara mendalam oleh ahlinya. “Sekarang yang kedua kalinya diperiksa dan mudah-mudahan tidak ditemukan zat yang membahayakan seperti pemeriksaan yang pertama,” harap Muslih.

Dijelaskannya, penelitian kandungan zat-zat yang terdapat dalam produk pangan lokal untuk tujuan sertifikasi tersebut dilakukan di lab khusus yang terdapat di Surabaya. Itu dikarenakan Pemerintah Provinsi Bengkulu belum memiliki lab, sehingga memakan waktu agak lama karena lokasinya jauh dari Bengkulu.

Disisi lain, Muslih juga mengaku sebenarnya banyak produk pangan lokal Bengkulu yang harus disertifikasi untuk menambah nilai jualnya, hanya saja pihaknya terbentur anggaran yang belum cair sehingga proses sertifikasi pun akan tersendat.

“Anggaran belum cair, padahal banyak yang produk pangan yang antri minta disertifikasikan,” tuturnya. Masih dikatakan Muslih, untuk saat ini produk pangan yang sudah siap disertifikasi buah naga di Kapahiang, Semangka kepahiang, buah salak dari Bengkulu Utara dan jeruk gerga dari Rejang Lebong.

\"Selain menerbitkan sertikat baru, kami juga meneliti sertifikat sertifikasi yang sudah habis masa berlakukanya untuk dilakukan sertifikasi ulang,” demikian Muslih. (400)

Tags :
Kategori :

Terkait