Diberi Pencerahan, Siap Kembali ke Masyarakat
Keluarga Abdul Jalil Amran (54) bersama satu istri dan 3 orang anaknya yang sebelumnya tinggal di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini kembali ke Kabupaten Lebong. Eks anggota Gafatar ini siap untuk kembali ke masyarakat dalam keadaan normal tanpa adanya misi organisasi yang dilarang pemerintah. Bagaimana kisahnya? Berikut laporannya:
DWI NOPIYANTO, LebongSEJAK Sabtu (27/2), keluarga Abdul Jalil Amran (54) bersama Syarifah (53), Hanif Madani (22), Rafika Khairah (19), dan Alya Karima (16) tinggal di Desa Air Dingin Kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. Mereka tinggal di rumah saudaranya yang bernama Joni. Dikatakan Jalil, setelah kepulangannya dari Sulawesi Tengah tersebut mereka sekeluarga akan kembali hidup dengan kondisi normal sebagaimana masyarakat lainnya. Mereka akan bertahan hidup dengan menggarap lahan kebun miliknya yang sudah lama mereka tinggalkan di Lebong. \"Setelah ini aktivitas kita di Lebong akan mulai menggarap lahan yang sudah lama kita tinggalkan di Lebong. Selama ini lahan tersebut diolah oleh orang yang kita percayai, nah sekarang kita sudah mendapatkan pembinaan dan pencerahan serta siap untuk kembali ke masyarakat dengan kondisi normal,\" ungkap pria kelahiran Aceh 21 Desember 1962 ini. Diceritakan Jalil, kehidupannya selama ini berpindah-pindah setelah dirinya keluar dari Pertamina. Dimulai sejak tahun 1985 hingga tahun 2002 mereka tinggal di Provinsi Aceh, dikarenakan adanya konflik berkepanjangan mereka akhirnya pindah ke Jakarta. \"Di Jakarta kita kehabisan modal untuk hidup, kemudian kita ditawarkan sama teman untuk pindah ke Sulawesi Tengah,\" kata Jalil yang merupakan mantan pegawai Pertamina. Di Kabupaten Sigi itulah Jalil bergabung di organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar. Disana mereka diajarkan melakukan kegiatan sosial seperti donor darah dan kegiatan kemanusiaan lainnya hingga sempat dipindahkan ke Kalimantan Timur. \"Saya pindah ke Sigi itu dari tahun 2013 hingga 2015, kemudian sempat pindah ke Kalimantan Timur tetapi tidak lama karena kita dipulangkan kembali ke Sigi. Baru 2016 ini, setelah organisasi Gafatar dibubarkan kita kembali ke Kabupaten Lebong,\" cerita Jalil yang ditemui BE saat tiba di Bengkulu. (**)