Peristiwa itu, berawal dari Yuliswan memperhatikan pekerja yang sedang memperbaiki saluran ledengnya yang bermasalah, ketika menjelang adzan Zuhur. Saat memperhatikan pekerja itu, Yuliswan sambil menikmati secangkir kopi dan ditemani oleh beberapa orang tetangganya di teras depan rumahnya.
\"Kemudian, pas habis ngopi dan sudah azan Zuhur, kami bubaran. Tetangga pulang, orang yang memperbaiki ledeng juga pulang dan saya juga masuk ke dalam rumah,\" kata Yuliswan, kepada BE kemarin (21/2) siang.
Kemudian, sekitar 5 menit setelah azan Zuhur, Yuliswan pun masuk ke kamar tidurnya, untuk beristirahat siang. Saat hendak membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, pria bertubuh gemuk itu dikagetkan dengan suara yang keras. Suara yang ia dengar itu, seperti suara kaca yang terkena benturan benda keras.
\"Saya hanya dengar ada suara motor dan mobil yang lewat depan rumah. Saya kira ada yang melempar kaca mobil, terus saya suruh anak bujang saya, Rahmat, untuk memeriksa ke mobil, tapi tidak ada kerusakan apa-apa di mobil,\" ujar Yuliswan.
Lalu, Yuliswan yang merasa penasaran akan bunyi suara yang mengganggu pikirannya itu, mencari penyebab sumber suara tersebut. Ternyata, saat ia membuka hordeng jendela kamarnya, ia tercengang melihat ada lubang berdiameter satu centimeter, di kaca jendela kamarnya yang terletak tepat di samping kanan pintu utama rumahnya. Diperkirakan, lubang itu disebabkan oleh peluru yang menghantam kaca jendela kamarnya.
\"Pas saya dari dalam buka hordeng, rupanya kaca jendela yang pecah. Tidak ada tetangga yang dengar apakah ada suara tembakan, justru kami dua beranak nyari-nyari sendiri. Ada juga bekas di hordeng itu, cuma apakah bekas karena dari itu atau yang lain,\" imbuh Yuliswan.
Kemudian, setelah kejadian itu, Yuliswan langsung menghubungi pihak yang berwajib untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. \"Setelah kejadian itu, saya langsung menghubungi pihak Polres Bengkulu dan Polda Bengkulu, baik melalui telfon dan sms. Dan juga saya langsung menghubungi teman-teman dari media,\" tuturnya.
Lanjut Yuliswan, dalam beberapa hari terakhir atau lebih lama lagi, ia merasa tidak ada oknum yang melakukan teror langsung terhadap dirinya. Namun, ia mengaku saat ini, ia sedang menangani beberapa kasus baik itu kasus pidana umum, maupun kasus Novel Baswedan.
\"Saya jujur, saat ini saya sedang menangani beberapa kasus termasuk kasus Novel Baswedan. Entah Apa ada sehubungan dengan itu, syukur-syukur mudahan tidak,\" ungkapnya.
Proyektil Peluru Tidak Ditemukan Setelah adanya laporan, beberapa saat satu per-satu kelompok kepolisian baik dari Polres maupun Polda Bengkulu, mulai berdatangan ke tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudian, aparat kepolisian yang berjumlah puluhan orang itu langsung memasang police line atau garis polisi dan melakukan olah TKP. Serta, menyisiri lingkungan sekitar pemukiman warga, di Jalan Pinang Mas 2 RT. 004 Kecamatan Muara Bangkahulu tersebut.
Setelah melakukan olah TKP dan penyisiran sekitar 2 jam di sekitar pemukiman itu, pihak kepolisian langsung membereskan alat-alat identifikasi yang mereka bawa. Namun, saat dikonfirmasi mengenai peristiwa mengerikan yang nyaris merenggut nyawa pengacara kondang di Kota Bengkulu itu, Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta, mengatakan tidak ada proyektil atau peluru yang ditemukan di dalam kamar tidur Yuliswan tersebut.
\"Tidak ada, tidak ditemukan proyektil atau peluru di dalam kamar atau sekitar rumahnya tersebut,\" ujar Kapolres. Lanjut Kapolres, pihaknya juga belum dapat memastikan apakah lubang yang timbul di permukaan kaca jendela kamar Yuliswan itu, disebabkan oleh tembakan senjata api, airsofgun atau semacamnya.
\"Kita belum tau apakah lubang itu disebabkan oleh senjata api atau yang lainnya, sementara masih akan kita dalami,\" imbuhnya.
Berharap Hanya Peluru Nyasar Sementara Yuliswan menanggapi peristiwa ini berharap bahwa ini hanya peluru nyasar saja. \'\'Mudah-mudahan kita berharap ini karena peluru nyasar saja,\" ungkapnya.
Jika peristiwa ini ada kaitannya dengan kasus Novel Baswedan atau perkara lainnya yang ikut ia bela, Yuliswan mengatakan bahwa ia selalu profesional dalam menangani perkara. \"Kalau peristiwa ini ada hubungannya dengan itu, jujur saya profesional dalam menjalani profesi saya. Saya kan gak salah, saya kan cuma memperjuangkan keadilan karena sesuai dengan profesi saya,\" kata Yuliswan.
Tetap Dampingi Perkara Meskipun peristiwa penembakan di kediamannya meninggalkan kegelisahan tersendiri di hatinya, namun kejadian itu tidak menyurutkan hati Yuliswan SH MH, untuk terus mendampingi perkara tersebut. Sebab, menurutnya terus mendampingi perkara itu, merupakan sebuah bentuk keprofesionalitas yang harus ia miliki dalam menjalani profesinya.
\"Tetap saya dampingi, karena jujur satu inikan profesi. Kemudian, saya kira gak dosa seandainya kita membantu orang demi mencari keadilan, walaupun kejadian ini ada kaitannya dengan hal itu,\" kata Yuliswan. (cw6)