RUPS Transisi Bank Bengkulu

Selasa 09-02-2016,09:39 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Bank Bengkulu akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) (10/2) besok. Agendanya membahas calon penggati Dirut dan Komisaris Independen. Dirut Bank Bengkulu Drs H. Wimran Ismaun yang akan habis masa jabatannya pada Februari ini dan Komisaris Independen Fauzan Rahim yang akan habis masa jabatannya pada bulan Maret mendatang. Bank Bengkulu sendiri sudah membuka lowongan untuk mengisi dua posisi jabatan yang akan segera berakhir masa jabatannya. Informasinya ada tujuh orang yang sudah memasuki berkas untuk posisi Komisaris Independen dan dua orang posisi Dirut.  Dari dua lowongan tersebut, posisi Dirut menjadi isu yang sangat \"seksi\". Sebab tersiar kabar jika dua orang pelamar di posisi Dirut tidak memenuhi kualifikasi yang disyaratkan. Sayang saat BE ingin mengkonfirmasi hal ini tak ada tanggapan dari pihak Bank Bengkulu terkait hal tersebut. Jika kabar ini benar adanya, maka seusai aturan, Komisari Utama akan ditunjuk menjabat sebagai Dirut dengan tugas utama melakukan rekruitmen lagi untuk mencari Dirut pengganti. Tugas itu diberi masa waktu selama 30 hari. Namun terlepas mekanisme yang diatur dalam pemilihan Dirut Bank Bengkulu, haruslah dipahami jika jabatan seorang Dirut adalah jabatan politik. Dari hitung-hitungan suara, Gubernur selaku pemegang saham pengendali (PSP) memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan siapa yang duduk di kursi tersebut. Tentunya dengan tidak mengesampingkan peran para bupati dan walikota yang juga selaku pemilik saham. Jika mengacu hal ini maka jelas bahwa RPUS yang digelar besok, adalah RUPS yang transisi. Dikatakan transisi karena hingga besok hanya Bupati Benteng, Bupati Kaur dan Walikota yang memiliki pemimpin yang defenitif. Selebihnya dipegang oleh carateker. Termasuk jabatan Gubernur Bengkulu. Tentu sulit bagi seorang caretaker untuk mengabil keputusan yang strategis. Inilah yang membuka wacana sebagian kalangan masyarakat --jika benar kabar yang menyatakan bahwa dua orang calon pendaftar Dirut itu tak memenuhi kualifikasi-- bependapat pergantian Dirut ditunda hingga benar-benar kuat secara politik. Dalam artian Provinsi Bengkulu sudah dipimpin oleh Gubernur, Walikota dan para Bupati yang defenitif. Pakar ekonomi Unib, Dr Syaiful Anwar AB SE SU sependapat dengan hal ini. Menurut hematnya, proses pergantian Dirut hendaknya dilakukan setelah kepala daerah di Provinsi Bengkulu berstatus defenitif. \"Kalau pun nantinya tetap dilakukan proses pergantian Dirut, maka secara politik tentu calon yang sudah mendaftar belum tentu mendapat dukungan penuh dari para kepala daerah yang defenitif. Sebab sebagian besar pemilik saham hanya berstatus caretaker. Ini tentu sangat riskan bagi posisi Dirut itu nantinya,\" jelasnya. \"Beda jika saat proses rekruitmennya para pemilik saham berstatus defenitif. Tentu rekomendasi yang diberikan sesuai dengan harapan para kepala daerah,\" lanjutnya. Di masa transisi ini, memang sulit untuk mengambil sebuah keputusan yang mengikat. Namun di sisi lain jabatan Wimran Ismaun segera berakhir dan Wimran pun tak bisa untuk mendaftar untuk kali ketiga karena terkait pada Good Coorporate Governance (GCG). Wimran sendiri selama kurang lebih 10 tahun (dua tahun berstatus Pj Dirut) telah memberi kontribusi yang besar dalam pengembangan Bank Bengkulu. Di eranya bank milik pemerintah daerah ini berkembang pesat. Hal ini terlihat dari beberapa indikator utama pertumbuhan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Bahkan beberapa lembaga penilai memberikan award atas kinerja Bank Bengkulu sebagai bank jawara di kelasnya secara nasional. Hampir setiap tahunnya award ini diraih Bank Bengkulu. Di bawah kepemimpinannya juga, Wimran berhasil mewujudkan mimpi banyak masyarakat Bengkulu, yaitu hadirnya sebuah bangunan yang megah dan kokoh sebagai kantor pusat Bank Bengkulu. Saat ini bangunan tujuh lantai itu dalam proses pengerjaan yang diperkirakan akhir tahun mendatang akan siap dilaunching penggunaannya. Tak hanya gedung kantor pusat. Setiap kantor cabang yang ada di daerah pun sudah berdiri dan sebagian dalam proses pembuatan gedung baru dengan arsitektur yang modern. Bahkan disebut-sebut gedung itu menjadi salah satu bangunan kebanggaan di tiap daerah. Disamping prestasi yang mentereng ini, sebagai manusia ada juga sisi lemah dari seorang Wimran Ismaun. Namun terlepas itu semua, Syaiful memandang perlu adanya apresiasi dan penghargaan bagi karya yang telah dibuat oleh Wimran kepada Bank Bengkulu. Salah satu apresiasi ini tandas Syaiful yaitu berupa pemberian kesempatan bagi dirinya untuk menyelesaikan tugas akhirnya sampai selesai. Yaitu, terus memimpin sampai diresmikan dan beroperasinya kantor pusat Bank Bengkulu. Tentu hal ini harus ditindak lanjuti dengan keputusan para pemilik saham dalam RUPS besok untuk memperjang masa jabatan beliau. Setidaknya diperpanjang usai peresmian gedung. \"Ini bukan berarti melanggengkan jabatan seorang Wimran, tapi memberi kesempatan kepada dirinya untuk menyelesaikan tugas sebagai wujud apresiasi atas prestasi yang dicapai Wimran dalam membangun Bank Bengkulu,\" katanya. Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat Bengkulu, Dr Khairil MPd. Pakar politik dan pendidikan ini mengatakan Wimran sudah menjadi bagian besar dari Bank Bengkulu. \"Bank Bengkulu adalah Wimran dan tentu sebaliknya. Adalah hal yang pantas aprsesiasi diberikan kepada putra Bengkulu asli ini atas apa yang ia perbuat untuk kemajuan Bank Bengkulu,\" katanya. Terlepas usulan yang disampaikan ini, semua berbalik kepada para pemilik saham. Mereka yang memegang kendali keputusan untuk menentukan langkah Bank Bengkulu empat tahun ke depan. Wimran sendiri saat disinggung hal ini enggan berkomentar lebih jauh. \"Maaf saya tak bisa menjawab pertayaan itu. Semua saya serahkan kepada mekanisme yang berlaku saja dalam hal ini para pemilik saham,\" tutupnya singkat. (007)

Tags :
Kategori :

Terkait