BENGKULU, BE - Pembunuhan berdarah terjadi di Jalan Enggano RT 1 RW 1 Kelurahan Pasar Bengkulu Kecamatan Teluk Segara, kemarin (16/12). Suratman (53) warga setempat ditemukan bersimbah darah sekitar pukul 11.00 WIB di dalam rumahnya sendiri.
Korban tewas setelah mendapatkan tusukan senjata tajam di bagian perut hingga ususnya terburai, serta bagian bekalang kepala pecah diduga dihantam benda keras.
Kakak korban Irwan Samidi alias Wanca (55) mentuturkan adiknya mengalami luka di bagian bawah pusat sebanyak dua liang. Kemudian luka robek di bagian belakang telinga dan dagu. Ia menduga adiknya dihantam balok oleh pelaku. Sebab saat ditemukan korban sudah bersimbah darah dengan perut terburai dan tak jauh dari keberadaan korban ditemukan kayu balok. \"Sepertinya bagian kepala itu dihantam balok, kalau perut pakai senjata tajam,\" ucapnya.
Ia mengatakan jika pihaknya tidak mengetahui bila ada orang yang bertamu ke rumah korban. Sehingga tidak mengetahui pasti pelaku pembunuhan. \"Waktu kita datang pintu tertutup dikunci dari dalam, karena suara Cikman (korban) berteriak minta tolong maka kita dobrak pintunya. Saya lihat adik saya ini sudah terkapar dengan kondisi sebagai tubuh di dalam kamar sedangkan kepala keluar pintu,\" ungkapnya.
Wanca mengaku mendapatkan laporan dari menantunya Linda bahwa di dalam rumah korban terjadi keributan. Kemudian bergegas mendatangi lokasi. Sayangnya pelaku sudah berhasil meninggalkan lakasi sebelum kerabat korban tiba. \"Kalau saya datang pelaku masih ada tadi, entahlah apa jadinya. Setidaknya satu sama tadi,\" kata Wanca penuh emosi.
\\\\Pelaku Dua Orang
Sementara itu saksi mata kejadian Linda (30) tetangga korban menyebutkan bahwa pelaku pembunuhan terhadap pamannya berjumlah dua orang. Pelaku diperkiran berusia sekitar tiga puluh tahunan. Usai menghajar korban pelaku melarikan diri dengan cara berpencar satu pelaku keluar lewat depan rumah sedangkan satu orang lainya melarikan diri melalui pintu bekalang. \"Pelakunya dua orang larinya ke dalam semak belukar di samping rumah korban. Tadi sempat dikejar tapi berhasil kabur, pelaku langsung ilang,\" tutur Linda.
Linda mengatakan pelaku memiliki ciri-ciri fisik kulit hitam, rambur lurus. Satu pelaku menggunakan celana pendek hitam, baju biru sedangkan seorang pelaku lainnya menggunakan training. \"Yang lewat depan pakai celana pendek baju biru rambut lurus, kalau yang lewat belakang pakai training,\" ujar Linda.
Pun demikian Linda dan warga sekitar rumah korban tak mengetahui kapan kedua pelaku pembunuh sadis tersebut masuk ke dalam rumah korban. Sebab saat kejadian hujan deras sehingga warga banyak berada di dalam rumah. \"Saya tahunya dengan teriakkan minta tolong dan suara gaduh di dalam rumah. Lalu saya lapor ke suami saya kemudian menghubungi mertua saya. Saat keluar itu melihat pelaku dua orang keluar dari rumah lalu berlari menuju semak belukar,\" ungkapnya.
Meninggal di RS M Yunus
Pihak kelurga menduga korban sempat melakukan perlawanan hingga bertarung dengan pelaku. Tapi karena kalah jumlah dan tenaga akhirnya korban tersungkir dengan kondisi bersimbah darah. Saat ditemukan keluarga dan warga sekitar, korban masih bernafas hingga dilarikan ke RS Bayangkara Jitra Bengkulu untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah mendapatkan pertolongan sementara, korban akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus, sebab luka yang diderita korban sangat parah. Kemudian darahnya sulit dihentikan, akhirnya petugas Bhayangkara merujuk korban ke RSUD M Yunus guna dilakukan operasi. Sayangnya meski sudah sampai ke RSUD M Yunus nyawa korban tak terselamatkan.
Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurita, SIK melalui Kasat Reskrim IPTU Mirza SIK membenarkan peristiwa berdarah di kawasan Pasar Bengkulu tersebut. \"Ya masih dalam pengusutan kita, tadi pihak korban melapornya ke Polsek Teluk, kita sudah mendapatkan indikasi-indikasinya sekarang masih pengusutan,\" tuturnya.
Mirza tak membantah jika korban memiliki kelainan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, meski tak menyebutkan secara jelas. Ia mengatakan mendapatkan informasi dan terus mendalami temuan-temuan di lapangan termasuk mencari tahu lingkungan keseharian korban guna mengungkap pelaku pembunuhan. \"Informasi yang kita dapat juga demikian, ini juga menjadi temuan di lapangan yang kita miliki,\" ungkapnya. (320)