Debat Pamungkas Pilgub Bengkulu
BENGKULU, BE - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Bengkulu kembali menyelenggarakan debat kandidat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur 2015. Debat ini mengulas tentang Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA). Debat yang dimoderatori dosen Universitas Bengkulu Dr Retno Agustina ini terbagi menjadi 6 segmen.
Sayang, pada debat yang dilakukan di Hotel Horizon ini, kedua kandidat masih melakukan serangan-serangan yang keluar dari tema debat. Bahkan aksi saling hina pun terjadi antar kedua kubu tersebut.
Awalnya, debat berlangsung tenang-tenang saja. Pada segmen pertama yakni pemaparan visi misi, calon gubernur nomor urut 2, Sultan B Najamuddin yang menjadi pemapar pertama. Ia mengatakan ada tiga agenda pokok yang akan dilakukannya jika terpilih menjadi gubernur mendatang. Pertama, pengembangan ekonomi harus dipastikan untuk kesejahteraan rakyat di Bengkulu. Kedua, pembangunan Bengkulu juga harus dapat dirasakan oleh masyarakat. Begitu juga yang ketiga, SDA, harus juga dikelola secara baik untuk kesejahteraan masyarakat Bengkulu.
\"Pengembangan SDA tidak boleh hanya menguntungkan pihak tertentu saja,\" ujarnya.
Bagaimana strateginya? Sultan mengatakan salah satu caranya yang akan ia lakukan adalah dengan memastikan harga sawit yang saat ini rendah bisa naik. \"Minimal harga sawit adalah Rp1.500 per kilonya,\" kata dia.
Sementara pasangan nomor urut 2 Ridwan Mukti menyampaikan, visi besarnya adalah membuat Bengkulu maju dan rakyatnya menjadi sejahtera. Dalam bidang ekonomi, ia akan menekankan pembangunan infrastruktur dasar. Terutama pembangunan infrastruktur pada masyarakat desa yang tertinggal.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan akan membangun infrastruktur strategis. Caranya membuka isolasi dengan provinsi tetangga.
Pembangunan kemaritiman juga menjadi agenda lanjutan mantan Bupati Musirawas itu. \"Maritim yang ada dari Kaur sampai Mukomuko adalah potensi. Harus kita bangun sehingga SDA bisa bermanfaat bagi masyarakat,\" kata dia.
Calon wakilnya Rohidin Mersyah menambahkan hal tersebut harus disokong dengan penetapan APBD yang tepat waktu. Tak hanya itu, lanjutnya, pembangunan pasar tradisional dan koperasi, pengolahan bahan lokal, revitalisasi perternakan juga sangat diperlukan.
\"80% telur yang ada di Bengkulu ini impor dari Sumatera Barat, sehingga peternakan ini menjadi penting untuk dikembangkan. Begitu juga dengan industri kreatif, termasuk pengembangan kerajinan dan pariwisata,\" jelasnya.
Pada segmen kedua yakni sesi penajaman visi dan misi, Sultan kembali mendapatkan kesempatan pertama. Pada sesi ini, Sultan menyampaikan salah satu agenda untuk meningkatkan daya saing ekonomi Bengkulu adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Jika memimpin Bengkulu, ia memastikan, SDM Bengkulu bisa sesuai dengan kualifikasi yang mengikuti kehendak pasar.
Pasalnya, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera berlangsung.
\"Kualitas sebuah produk dan hasil yang dibuat pelaku ekonomi tergantung sama SDM. Karena itu SDM Bengkulu dari semua segmentasi harus betul-betul siap,\" jelas adik Agusrin ini.
Bagaimana caranya? Sultan mengatakan salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Pelatihan tersebut tidak hanya dilakukan di Bengkulu tapi juga bisa dilakukan dengan cara mengirimkan siswa, mahasiswa, bidan dan lainnya ke Luar Negeri.
\"Agar kualitas produk atau pembangunan makin baik, tentu kita harus punya standar,\" kata dia.
Sementara itu, Ridwan Mukti menyampaikan ada 3 hal yang menjadi pokok untuk pengembangan daya saing ini. Diantaranya: pembangunan insfrasturktur, membentuk SDM dengan skill categorized, dan melihat potensi komoditas yang dapat dikembangkan.
\"Keunggulan dan kearifan lokal harus bisa diangkat,\" imbuhnya.
Ditambahkan wakilnya, Rohidin, pemerintah kedepan juga perlu meningkatkan pelayanan publik. Disamping itu, ia janji akan membangun pusat promosi daerah, meningkatkan kerjasama antar provinsi dan negara tetangga. \"Disamping itu, proses perizinan harus cepat, sehingga investor bisa mendapatkan kepastian yang jelas,\" ucapnya.
Segmen ketiga adalah seputar isu-isu faktual di Bengkulu. Moderator menyampaikan kemiskinan yang terjadi di Bengkulu sangat serius.
Bahkan, 18% masyarakat Bengkulu tertimpa kemiskinan ini sehingga mengakibatkan Bengkulu menjadi daerah termiskin di Sumatera.
Dengan SDA yang terbatas dan banyak yang masuk di wilayah konservasi, kualitas infrastruktur yang dimata investor yang jelek. Kedua calon ditanya bagaimana cara mengentaskan hal ini.
Ridwan Mukti menjawab, dalam membangun Bengkulu harus mengedepankan pembiayaan yang ada yakni APBD. Namun, menurutnya,
APBD ini harus tersinkronkan dengan APBD yang ada di kabupaten/kota. Sehingga, masalah infrastruktur dasar bisa diselesaikan bersama-sama.
Selain itu, ia nilai, porsi anggaran juga harus bisa pro rakyat. Caranya adalah dengan mengalokasikan anggaran yang lebih banyak untuk pengentasan kemiskinan, supaya investasi bisa masuk Bengkulu. Yang tak kalah penting, pihaknya akan minta bantuan dengan pemetintah pusat.
\"Tanpa bantuan pusat akan sulit,\" imbuhnya.
Sementara wakilnya Rohidin mengatakan titik fokus pembangunan ekonomi sudah saat berpindah. Jika selama ini dari arah selatan - barat harus diganti ke arah timur dan utara. Sebab, 60% SDA ada Rejang Lebong dan Bengkulu Utara. \"Sekitar hutan harus dikelola efektif,\" kata dia.
Sementara Sultan mengatakan anggaran yang ada harus berazaskan efektivitas dan efisiensi. Program yang bisa meyerap tenaga kerja juga harus diutamakan. Ia mengaku sudah menghitung, banyak sekali SDA yang belum tepat guna dan belum menyerap banyak tenaga kerja.
\"Misalnya, industri CPO, sawit dan tambang,\" imbuhnya.
Yang terpenting, menurutnya adalah, harus ada investasi. Karena itu, ia menjadikan investasi ini menjadi program andalannya mendatang. Ia janji, Januari jika ia terpilih, maka investasi bisa langsung masuk.
\"Januari pastikan di tangan kami . Pabrik olah limbah akan jadi pilot project. Tapi tentu agar diminati dan berjalan dengan baik,
pelabuhan harus bagus dan perizinan harus lancar. Kami diusung partai yang berkuasa sehingga bisa dengan mudah mendapatkan dukungan pusat,\" jealsnya.
Moderator kemudian mengatakan pembangunan yang berkelanjutan menjadi isu penting. Namun, usaha pertambangan yang ada di Bengkulu banyak yang menimbulkan masalah. Seperti kerusakan jalan. Lalu, kedua paslon ditantang untuk menerapkan green economy di Bengkulu.
Sultan yang mendapatkan kesmpatan pertama untuk menanggapi pertanyaan tersebut mengatakan untuk mewujudkan green economy,
pertambangan harus reklamasi sesuai dengan regulasi yang ada. \"Itu saja diikuti sudah bagus.\"
Diakuinya, selama ini tambang memang menyisakan banyak masalah. Namun, jika ia memimpin Bengkulu, ia akan menindak tegas tambang-tambang yang tidak ikuti aturan dan jauh dari prinsip. Perusahaan tambang tersebut akan ia tutup.
\"Saya sudah rancang agar duduk dengan bersama dengan perusahaan, maintance jalan penting, untuk ini akan kita ikat dalam bentuk Perda. Namun, kalau bisa berembuk, diskusi dan musyawarah hal tersebut akan kita lakukan. Yang terpenting perusahaan tersebut menguntungkan perusahaan dan mensejahterakan masyarakat Bengkulu,\" jelasnya.
Sementara Ridwan Mukti menyampaikan pertambangan harus mengedepankan manfaat masyarakat. Untuk mengatasi masalah jalan rusak, ia akan memerintahkan truk tambang untuk lewat akses khusus. \"Dalam eksploitasi itu harus ada alat ukur,\" imbuhnya.
Terkait dengan green economy, Rohidin menambahkan, SDA harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan prinsip keadilan serta
sistem manajemen lingkungan. Menurutnya, studi kelayakan harus disusun sebelum izin tambang dikeluarkan.
\"Untuk mewujudkan green economy ini ekologi, sosial dan ekonomi berjalan bersama-sama,\" jelasnya.
Nah, seperti debat-debat sebelumnya, pada segmen keempat yakni kandidat saling bertanya, debat kembali memanas. Pasangan nomor urut 2 yang diwakili Mujiono menyangsikan Ridwan Mukti yang telah keliling 800 desa di Bengkulu. Ia juga menyindir soal Perpres Nomor 131 Tahun 2015.
\"Desa di Musirawas lebih sedikit tapi pakde Ridwan Mukti tidak mampu mengeluarkan dari ketertinggalan apalagi di Bengkulu,\" ujarnya.
Ridwan menjawab dengan nada sindiran \"Saya tidak mau menanggapi pertanyaan yang tidak produktif. Kita tidak punya kelas untuk jawab pertanyaan seperti itu, silahkan dibuat dulu disertasi dan thesisnya.\"
Namun, lanjutnya, hal yang perlu ditegaskan untuk meningkatkan SDA di Bengkulu bisa dimulai dari potensi pertanian dan kelautan. \"Saya merasa keunggulan di pertanian dan kelautan apabila dikembangkan dengan baik, tentu dapat meningkatkan kesejahteraan,\" sampainya.
Rohidin menambahkan \"Bengkulu lebih banyak desa karena provinsi. Sedangkan Musirawas itu kabupaten.\" Hal ini sontak membuat para pendukungnya tertawa dan bertepuk tangan hingga panitia harus menegur para penonton tersebut.
Ridwan yang mendapatkan kesempatan bertanya, menyampaikan Presiden Jokowi kewalahan dengan anjloknya harga sawit. Pasalnya, harga tanaman ini mengikuti mekanisme market and demand internasional. \"Presiden saja kewalahan, dimana seorang gubernur bisa meningkatkan harga sawit? Dasar pemikiran seperti apa bisa mengangkat harga sawit tergantung, bukankah itu akal-akalan dan bohong-bohong saja menjelang Pilkada?\" kata Ridwan.
Sultan dengan nada santai menjawab sindiran tersebut. Ia mengaku tidak berbohong dengan janji untuk menaikkan harga sawit ini. \"Kalau kami kan tidak pernah berbohong, yang bohong kan bapak terus,\" ujarnya.
Ia kemudian bercerita pada era Agusrin harga sawit Rp 250. Tapi dengan intervensi dan subsidi harga sawit bisa naik menjadi Rp 700. Menurutnya, itu adalah bukti jika gubernur bisa mengendalikan harga sawit. Bila perlu, lanjutnya, ia akan dirikan pabrik.
\"Memang, tidak bisa sehari dua hari. Bapak aja 10 tahun tidak bisa keluar dari tertinggal,\" ujarnya.
Suasana saling hina kembali terjadi pada segmen kelima. Dimana, kedua kandidat saling bertanya dan menjawab dan kemudian menanggapi jawaban lawan. Mujiono mengajukan pertanyaan kepada pasangan nomor urut satu, \"Pertumbuhan ekonomi berawal dari banyak hal seperti mengembangkan (memekarkan-red) kabupaten yang ada. Saya ingin menanyakan pada sedulur saya pada pakde Ridwan Mukti dan kang mas Rohidin Mersyah. Musirawas itu kenapa susah dalam hal pemekaran? Apakah Ridwan Mukti akan menghambat pemekaran kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu? Karena pemekaran di Musirawas tertunda,\" tanya politisi PDIP ini
Ridwan dengan santai menjawab \"Saya tidak tahu pemekaran apa yang ada di Musirawas itu? Justru Bengkulu itu yang gagal mekarkan masyarakat Lembak.\"
Jika sesuai dengan UU dan tuntutan masyarakat, lanjutnya, maka pemekaran wajib untuk diwujudkan dan dia akan berada di garis depan.
Rohidin sendiri menyindir pasangan Sultan-Mujiono, dengan mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak ada sangkut pautnya dengan pemekaran daerah. Dimana pertumbuhan ekonomi ini diukur dari variabel belanja pemerintah yang efisen, tingkat konsumsi, neraca pembangunan, dan investasi.
\"Makanya kami siapkan karpet merah untuk investor,\" imbuhnya.
Sultan kemudian menanggapi dengan nada sinis \"Tapi begini kami selalu bicara fakta. Kabupaten Muratara itu punya 4 korban untuk pemekaran. Artinya Pak Ridwan tidak pro terhadap pemekaran.\"
Ia pun dengan emosi mengkritik sikap pasangan Ridwan - Rohidin yang selalu menyindir dengan ungkapaan agar belajar lagi dan sebagainya. \"Saya sudah sekolah sampai ke luar negeri, jangan sampai hina menghina tersebut,\" kata dia.
Menurutnya, ada hubungan antara pemekaran dengan pertumbuhan ekonomi dimana distribusi akan lebih pendek jika suatu wilayah dimekarkan. \"Tapi dengan gaya kepemimpinan bapak, untuk pemekaran saja harus ada nyawa yang hilang. Padahal kantor bupati saja tidak punya,\" cetusnya.
Rohidin menanggapi dengan mengatakan \"Saya tidak sebut saya pintar apalagi sekolah dimana-mana.\" Namun, ia keukeh jika pertumbuhan ekonomi tidak ada hubungannya dengan pemekaran. Memang hal ini bisa kalau ditarik-tarik. Namun, ia minta forum debat tersebut jangan merusak ilmu.
\"Terkait harga sawit, saya pastikan tidak ada intervensi Agusrin dalam kenaikan sawit, tapi karena ekonomi pasar, saya masuk dalam forum pengembangan daerah pada waktu itu,\" jelasnya.
Kesempatan bertanya selanjutnya diberikan pada Ridwan Mukti. Ia mengajukan pertanyaan terkait dengan pembangunan di Provinsi Bengkulu pada era Agusrin. Menurutnya, pada masa kepemimpinan kakak kandung Sultan tersebut banyak proyek mubazir.
\"Bagaimana tanggung jawab moral, adik kandung gubernur yang menghambur-hamburkan uang rakyat? Sementara di desa sarana transportasi, pasar tradisional tidak layak, pendidikan juga menderita,\" tanyanya.
Sultan menjawab \"Saya bangga sekali dengan abang saya itu. Ini nih yang membedakan Musirawas sama Bengkulu. Rel kereta orang baru berpikir sekarang kalau itu bermanfaat, tapi abang saya sudah dari dulu. Artinya kami berpikir lebih maju.\"
Tidak efektifnya pembangunan masa Agusrin tersebut karena politisi Demokrat tersebut tersandung kasus. Karena itu, ia janji jika memimpin Bengkulu nanti, ia akan melanjutkan semua pembangunan tersebut.
\"Perlu diingat juga, prioritas Agusrin adalah petani. Tanyakan pada petani yang ada di Bengkulu kalau tidak percaya,\" sampainya.
Menanggapi ini, Rohidin mengatakan visi yang mereka usung orisinil dan hasil pemikiran mereka berdua. Ia pun menyindir program penanaman jarak yang dilakukan oleh Agusrin. Bahkan, ia pada waktu itu sempat menolak program tersebut lantaran tidak ada dokumen kelayakannya.
\"Sehingga saya berkesimpulan program pasangan nomor urut dua ini mimpi di siang bolong,\" ucapnya.
Pernyataan tersebut kontan membuat Sultan geram dan menyanggah. \"Bapak ini kadang-kadang... Karena bapak dokter hewan jadi susah juga jelaskannya. Jarak itu program nasional, Presiden SBY yang menginstruksikan secara langsung untuk memenuhi energi alternatif karena itu tidak mungkin kita tolak. Seluruh Indonesia tahu itu,\" jelasnya.
Ia juga mengaku tidak tahu kenapa mess pemda tidak dilanjutkan, padahal proyek era Agusrin tersebut bagus dan pada saat perhelatan Hari Pers Nasional dipakai. \"Pak Ridwan sekali lagi, belajarlah jujur dan setia. Bapak 10 tahun tidak bisa mengeluarkan Musirawas dari ketertinggalan. Kami bicara fakta dan data, tidak retorika terus,\" jelas mantan Anggota DPD RI ini.
Pada segmen terakhir yakni closing statement, Sultan mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk memilihnya. \"Saya Sultan B Najamuddin, saya lahir di Bengkulu, sekolah di Bengkulu, orangtua dan kakek nenek saya di Bengkulu, saya tahu betul denyut nadi ekonomi Bengkulu. Saya dipanggil beberapa kali oleh Megawati, ia mengatakan ini momen terbaik untuk membuat tanah ibu saya menjadi provinsi yang hebat dan mandiri. Kemenangan kami adalah kemenangan masyarakat Bengkulu,\" jelasnya.
Semetara closing statement dari paslon Nomor 1 disampaikan oleh Rohidin. Ia minta agar masyarakat Provinsi Bengkulu dapat memilih dengan baik, benar dan bertanggung jawab. Ia mengaku siap bekerja keras dengan pemikiran yang orisinil.
\"Bukan untuk membangggakan diri, tapi saya adalah lulusan terbaik di UGM, saya kemudian melanjutkan di IPB. Sangat tidak layak, apabila saya dianggap tidak faham ekonomi. Saya juga dosen Pasca Unib,\" jelasnya.
Suasana kembali memanas saat Rohidin mengatakan jika ia tidak pernah mengatakan sebagaimana disampaikan Sultan pada debat sesi kedua lalu. \"Saya tidak pernah berbincang dengan Sultan dan mengatakan jika Musirawas tertinggal. Saya sangat menyayangkan itu. Demi Tuhan, saya tidak pernah,\" jelasnya.
Statement tersebut membuat Sultan mengacungkan tangannya berharap diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Penonton juga berteriak-teriak. Namun, segmen keenam tersebut adalah terakhir untuk kedua paslon menyampaikan gagasannya. Debat ditutup dan kedua paslon berpelukan sambil tersenyum. (609)