BENGKULU, BE - Tragedi laka maut yang terjadi di jalan jalan raya Soekarno Hatta, depan rumah Bung Karno, sekitar pukul 23.15 WIB, Sabtu (21/9) mengisahkan luka mendalam bagi pihak keluarga. Dua pengemudi kendaraan bermotor meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Diantaranya Junaidi Agusman (29) dan salah seorang satpam kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkulu, Hengki Ramadantoni (20). Keduanya tinggal berhadapan rumah di Jalan Soekarno 6 RT 03 RW 1, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Ratu Samban.
Ketika dikonfirmasi BE, paman Hengki, Zukran (32), warga jalan Soekarno 6, mengaku telah mengikhlaskan musibah yang menimpa keponakannyannya tersebut. Sebab selama ini, dimasa hidupnya korban dikenal baik dan sopan didalam keluarga.
Tak hanya itu, ia pun menuturkan saat kejadian Hengki tidak membawa minuman beralkohol maupun tuak. Menurutnya, saat itu, korban baru saja keluar dari rumah sekadar untuk membeli rokok di sebuah warung yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP). \"Saat kejadian dia (Hengki,red) bukan dari membeli tuak. Melainkan hanya membeli rokok di warung yang ada di Jalan Soekarno. Saat hendak pulang, dia mengalami kecelakaan. Selama ini dia tinggal di rumah saya dan tak pernah berbuat yang macam-macam, apalagi mengkonsumsi alkohol,\" kata Zukran.
Kebenaran jika korban tidak membawa tuak seperti informasi yang beredar dibuktikan dengan barang-barang yang ditemukan kepolisian di lokasi kejadian. Diantaranya dua bungkus rokok, dompet, kartu tanda pengenal dan kartu ATM serta dan sejumlah kartu BPJS. Tidak ada minuman beralkohol yang ditemukan saat itu. Bila ada tentunya juga ditemukan kepolisian saat mengamankan lokasi kejadian.
Sementara itu Kapolres Bengkulu, AKBP Ardian Indra Nurinta SIK, melalui Kasat Lantas, Iptu Sukma Pranata SIK, mengaku masih mendalami kasus kecelakaan tersebut. Dijelaskan Sukma, dari hasil olah TKP yang dilakukan penyidik, sejauh ini tak ditemukan barang bukti berupa miras maupun tuak di lokasi kejadian. \"Hasil olah TKP yang kita lakukan di jalan Soekarno, tak ditemukan minuman, obat-obatan ataupun tuak yang dapat memabukan. Kecelakaan ini murni human eror,\" kata Sukma.
Selanjutnya, kata Sukma, lantaran kedua korban dalam kasus tersebut telah meninggal dunia, maka kemungkinan kasus tersebut akan dihentikan atau SP3. \"Untuk sementara kita masih periksa saksi. Hanya saja, karena semua korban meninggal dunia, kemungkinan kasusnya akan dihentikan,\" jelas Sukma.
Kembali mengingatkan, kecelakaan tersebut berawal dari dua buah sepeda motor yang masing-masing dikendarai oleh Junaidi dan Hengki beradu kambing hingga mengakibatkan keduanya tewas. Saat kejadian, Hengki menggunakan sepeda motor Satria FU dengan nopol BD 4889 CJ dari arah Simpang Lima menuju arah Masjid Akbar setelah membeli rokok. Sedangkan Junaidi mengendarai sepeda motor Honda Vario nopol BD 2051 GF dari arah sebaliknya. Ketika melintas di tempat kejadian perkara (TKP) sepeda motor FU yang dikendarai Hengki tiba-tiba mengambil jalur kanan dan seketika menabrak motor milik Junaidi yang baru saja keluar dari gang Jalan Soekarno Hatta 6.
Akibatnya, Hengki mengalami pecah dibagian kepala hingga otaknya tercecer dan meninggal di tempat. Sedangkan Junaidi yang juga mendapai luka parah dengan darah keluar dari mulut akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Rafflesia.(**).