Satu Jamaah Dirawat

Jumat 04-09-2015,10:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Suhu panas pada siang hari yang mencapai 45-50 derajat celcius mulai mempengaruhi  kondisi kesehatan jamaah calon haji Bengkulu. Informasi terbaru, satu jamaah atas nama Nauli Rohim Kenadun (53) yang tergabung dalam  kelompok terbang (Kloter)  7 dilarikan ke Rumah Sakit Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah. Ia dibawa ke BPHI  Rabu (2/9) usai sholat Magrib.  \"JCH diduga terkena serangan jantung hingga saat ini masih proses perawatan,\" ungkap ketua TPHD Kloter 7, H Nopian Gustari MPdi. Kejadian ini, diduga karena jamaah kelelawahan setelah melakukan ziarah pada siang harinya. Agar tidak terjadi korban terlalu banyak, tak bosan-bosanya TPHI dan Tim lainnya selalu mengingatkan kepada   jamaah haji agar tetap menjaga kondisi kesehatan sehingga  ibadahnya tetap terjaga.  Cuaca yang panas berpotensi menyebabkan  dehidrasi, dan menyebabkan penyakit lainya, untuk itu  diminta  para jamaah  lebih sering  minum dan konsumsi makanan, air zamzam  yang disediakan setiap titik. \" Kita berharap  beliau cepat pulih dan kembali kerombongan,\" katanya. Proses Arbain pun masih berlanjut, namun saat ini jamaah mulai pintar dan mengenal  lokasi  dari masjid nabawi menuju hotel. Pun begitu masih ada jamaah yang tersesat  lupa jalan pulang ke hotel. \" Jamaah yang di Madinah mulai ramai, ada juga jamaah kita yang linglung mau pulang ke hotel,\" tuturnya. Agar tidak terjadi  hal yang tidak diinginkan, tim kerap melakukan patroli  dengan mengecek ke kamar-kamar JCH. Begitu tidak berada di kamar, tim langsung melakukan penjemputan ke masjid nabawi. \"Pernah kejadian JCH tidak pulang sampai pukul 23.00, setelah kita minta keterangan dari karu dan karom kemana  JCH bersangkutan pergi, kita lakukan penjemputan,\" tambahnya. Sementara itu, sebagian jamaah lainya masih melaksanakan proses ziarah ke tempat bersejarah, seperti  dilakukan JCH kloter 8. Mereka ini   selain berwisata religi, para jamaah mulai memborong pernak pernik  yang akan dijadikan oleh-oleh ditanah suci nantinya. \" Jamaah memborong  pernak pernik dan  baju jubah arab untuk dipakai di sini, \" bebernya. Sementara Kloter 9 baru tiba  Rabu (2/9), mereka menginap di hotel Raudah Madinah, berada disamping masjid Nabawi. Kondisi jamaah pada umumnya sehat, namun masih dipaksakan untuk  banyak konsumsi air minum, karena  hingga kemarin jamaah masih  bermalas-malasan minum. Tak Bisa Pindah Kloter Dampak keterlambatan visa lalu terus diantisipasi petugas PPIH Madinah dan Arab Saudi. Yang terbaru adalah keinginan para jamaah saat pulang sesuai dengan kloter awal, sebelum ada masalah visa. Alasannya, mereka ingin pulang bersama dengan jamaah haji daerahnya atau rombongannya. Namun, keinginan jamaah tersebut tampaknya sulit dilakukan. Sebab, Kepala Daker Madinah Nasrullah Djasam jauh hari sudah menegaskan, pindah kloter tidak bisa dilakukan di Madinah. Karena akan banyak masalah tentang lama tinggal jamaah. Belum lagi, pemindahan akan menyulitkan pelayanan pemondokan, catering, dan pergerakan jamaah. Sekadar diketahui, pindah kloter yang dimaksud adalah ketika seorang jamaah tidak bisa berangkat karena visa terlambat, otomatis tempatnya diganti dengan jamaah yang sudah memiliki visa. Saat pulang, jamaah tersebut ingin kembali ke kloter awal karena ingin bergabung dengan saudara, rombongan, atau teman sedaerah. Begitu pula dengan jamaah pengganti. Tentu saja pindah kloter itu menjadi masalah pelik dalam pelaksanaannya. Dampak lain diungkapkan Edayanti Dasril Munir Kasi Kedatangan dan Pemulangan Jamaah Daker Bandara (Madinah dan Jeddah). Menurut dia, dengan pindah kloter akan terjadi masalah lama tinggal dan penerbangan. Menurut dia, kesepakatan antara kemenang dengan pihak airline di tanah air dan Saudi Arabia, proses mutasi kloter baru dimungkinkan dengan dua alasan. Pertama penggabungan karena sakit, suami istri,  dan karena tugas.  Sehingga tak ada perubahan manifest penerbangan sejak awal. \"Sementara masalah sekarang adalah adanya problem visa. Kalau jamaah yang kloter asli mau pulang dulu, nggak masalah. Tapi kalau yang duluan (pengganti) lalu minta pulang sesuai kloternya yang lebih akhir, itu yang masalah. Ada overstay, kelebihan izin tinggal,\" tuturnya. Menurut dia, masa izin tinggal jamaah haji yang telah disepakati dengan pihak penerbangan baik Garuda maupun Saudi Airline, paling lama adalah 39 hari. Lebih dari itu akan dikenakan penalty 50 ribu USD per flight yang harus ditanggung oleh pihak penerbangan. Padahal, kelebihan itu bukan disebabkan oleh pihak penerbangan. \"Karena itu, jika ada perubahan kloter yang berdampak pada perubahan manifest, ya saya harus membicarakan lagi dengan pihak penerbangan,\" ujarnya. Edayanti menegaskan masa tinggal jamaah tidak bisa dipermainkan. Karena semua terkoneksi dengan siskohat. Sehingga, dengan cepat diketahui masa tinggal jamaah sudah melebihi 39 hari atau tidak. \"Kalau dia berangkat diakhir kemudian dia pulang cepat itu gak masalah dia dianggap tanazul, tapi kalau dia berangkat awal pulang belakangan itu terjadi kelebihan masa tinggal jemaah di situ,\" tegasnya lagi. Terlebih lagi, jika itu terjadi pada jamaah yang gelombang kedua. Mereka mendarat di Jeddah dan pulang melalui Madinah. Di Madinah mereka harus melakukan arbain setelah melaksanakan ibadah haji. Sementara yang pulang mereka yang ada di kloter gelombang pertama yang sudah melaksanakan arbain duluan. \"Masak disuruh arbain lagi. Ini yang harus dipikirkan,\"tuturnya. Sementara itu, kedatangan gelombang pertama jamaah haji yang mendarat di Madinah berakhir kemarin. Hingga siang, sudah ada 172 kloter atau 71.884 jamaah yang sudah tiba di Madinah.Hingga dini hari nanti, diperkirakan 184 kloter akan tiba di Madinah. Sedangkan hari ini (4/9) gelombang kedua mulai datang langsung ke Jeddah. Sedangkan jamaha yang sudah bergerak ke Makkah sebanyak 48 koter atau 19.620 orang. Sedangkan yang masih melakuan arbain di Madinah sebanyak 124 kloter atau 52.245 orang. Semua jamaah akan meninggalkan Madinah paling lambat 13 September, setelah semua menyelesaikan ibadah salat 40 waktu di Masjid Nabawi. (end/247)

Tags :
Kategori :

Terkait