ISYANA Sarasvati, 22, mulai diperhitungkan di belantika musik tanah air. Banyak sisi lain dari pelantun Tetap dalam Jiwa tersebut yang jauh dari kemegahan panggung. Berikut wawancara dengan alumnus Royal College of Music, Inggris, itu saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, kemarin (19/8).
Saat ini sedang banyak jadwal manggung. Bagaimana urusan pribadi?
Ya, sekarang fokus persiapan peluncuran album. Sebetulnya album selesai sejak tahun lalu. Hanya, saat itu saya sedang tidak berada di Indonesia. Baru sekarang kesempatannya. Soal urusan pribadi, nggak ada masalah. Keluarga mendukung segala kegiatan menyanyi. Kalau teman, kebetulan saya memang nggak punya banyak teman. Dengan kegiatan yang sekarang, saya masih bisa bertemu dengan mereka.
Kenapa tidak punya banyak teman? Padahal, banyak yang mau jadi teman gadis secantik kamu ini (ehem).
Haha.. iya nih saat kecil, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk latihan musik. Saya latihan minimal 7-8 jam sehari. Semua berdasar kemauan sendiri. Nggak ada yang maksain. Sepulang sekolah, saya biasanya latihan. Kalau tidak, ya saya menyiapkan diri untuk ikut kompetisi-kompetisi. Jadi, saya sangat kurang bersosialiasi. Makanya, temannya sedikit.
Nggak bosan latihan selama itu?
Saya enggak pernah jenuh sama alat musik. Saya \'\'lahir\'\' lebih dulu sebagai komposer, baru penyanyi. Sebagai komposer, alat musik itu merupakan modal utama untuk berkarya. Saya kali pertama belajar alat musik electone, lalu piano. Saya juga sempat main biola, kemudian saksofon, dan terakhir flute.
Kalau hubungan dengan keluarga, bagaimana?
Kami sangat dekat. Mereka kan tinggal di Bandung. Sementara saya stay di Jakarta. Kalau ada waktu kosong, saya pasti pulang ke Bandung. Di rumah ya nggak ngapa-ngapain. Ngumpul aja atau makan ke luar sama keluarga.
Kegiatan favorit bareng keluarga?
Kebetulan, keluarga saya itu adalah pencinta musik. Zaman saya masih sekolah, setiap Minggu papa selalu mengajak kami jamming lagu-lagu The Beatles atau Queen. Papa main gitar, mama keyboard, saya dan kakak menyanyi. Kalau mama capek, saya yang gantiin main keyboard.
Apakah resep menjaga tubuh tetap fit meski sibuk promo single dan persiapan album?
Makan! Saya suka sekali makan. Setiap waktu makan, saya isi dengan makan besar. Nasi, daging, steak, pasta, sup, sayuran. Saya suka banget makan. Menurut saya, tanpa perlu tambahan suplemen atau obat-obatan lain, makan yang banyak sudah bisa bikin tubuh fit. Lagi pula, saya enggak mau membiasakan tubuh ketergantungan obat. Cukup makan.
Banyak yang bilang Isyana mirip Raisa. Bagaimana rasanya?
Saya enggak anggap Raisa sebagai kompetitor. Raisa bertalenta dan bersuara emas. Saya bangga Indonesia memiliki penyanyi seperti dia. Tapi, saya juga ingin mewarnai industri musik Indonesia. Saya dan Raisa beda. Musiknya beda. Suaranya pun beda. Kami belum pernah bertemu langsung. Tapi, pada 29 Agustus nanti, kami mengadakan konser bareng. Acaranya, private concert bagi para penggemar sih.
Kalau boleh tahu, playlist favorit Isyana apa?
Hmmm... lagu-lagu klasik semua sih. Ada Symphony No 5, Symphony No 6, opera, klasik semua. (tertawa)
Kalau sedang keluar rumah, barang apa yang wajib dibawa?
Ponsel, dompet, dan power bank!
Bagian tubuh yang paling disukai?
Alis! Saya merasa alis saya cukup tebal...atau sangat tebal seperti ulat bulu. Dan panjang. Enggak suka yang digambar-gambar itu. Ini cukup.
Soal style, cenderung girlie-kah?
Salah banget. Saya malah berjiwa laki-laki. Saya enggak suka make up-an. Style sehari-hari saya kasual banget. Saya suka banget denim. Di lemari itu, banyak jaket denim. Saat buka lemari, saya sampai pernah menemukan dua jaket yang sama karena lupa punya jaket itu, lalu beli lagi. Jaket kulit juga ada. Itu jadi salah satu fashion andalan. (and/c14/ayi)