BENGKULU, BE - Pondok-pondok yang dibuat tertutup sudah menjamur di Pantai Panjang Kota Bengkulu tepatnya di kawasan wisata Pasir Putih. Munculnya pondok tertutup ini menjadi keluhan tokoh masyarakat Bengkulu, karena pondokan tersebut bukan hanya tempat bersantai, melainkan dijadikan tempat mesum oleh para kawulamuda Bengkulu.
Hal ini disampaikan salah seorang Tokoh Masyarakat, H Salman kepada Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah dalam acara Forum Silaturahmi Gubernur dan Unsur FKPD Provinsi Bengkulu bersama Pejuang 45, Veteran, Purnawirawan TNI/Polri, Warakawuri TNI/Polri, Wredatama dan Tokoh Masyarakat dalam rangka memperingati HUT RI ke 70 di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Bengkulu, kemarin (13/8).
\"Masalah pondok mesum di Pantai Panjang ini bukan lagi sekadar dugaan, tapi fakta yang memprihatinkan. Saya tinggal di Padang Harapan dan pukul 05.30 WIB hampir setiap hari saya selalu berjalan kaki ke Pantai Panjang untuk berolahraga. Ketika saya sedang jalan-jalan menyusuri pantai tersebut, saya kerap kali mendapati pasangan muda-mudi yang tengah berbuat asusila. Saya pun sudah beberapa kali menegur pasangan anak muda itu, namun fenomena yang sama tetap sering saya temui,\" ungkapnya.
Menurutnya, tindakan asusila tersebut dilakukan disaat pemilik pondok-pondok belum datang, karena para pedagang itu baru datang membuka lapak jualannya ketika pagi menjelang siang.
\"Saya penting menyampaikan masalah ini kepada Pak Gubernur, karena bapak adalah seorang ustad, jangan sampai membiarkan hal ini terus terjadi,\" pintanya.
Diungkapkannya, hingga saat ini dalam pikiran masyarakat Provinsi Bengkulu sudah tertanam bahwa Pulau Baai Bengkulu adalah tempat bermaksiat, hal tersebut jangan sampai terjadi untuk kawasan Pantai Panjang.
\"Kalau sekarang orang menyebutkan Pulau Baai, saya pasti respon lawan bicaranya sudah tertuju pada hal negatif. Padahal di Pulau Baai itu hanya satu RT yang memang tempat berbuat asusila. Kalau Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak segera mengambil tindakan tegas, maka dipastikan nama Pantai Panjang akan tercoreng,\" paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Junaidi Hamsyah menyatakan bahwa bahwa ia sejak awal berkomitmen untuk menghindari Pantai Panjang tersebut dari aroma yang negatif. Hal tersebut sudah ditunjukkannya dengan meminta bantuan dari Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBB) untuk membangun auning permanen yang terbuka.
Untuk membasmi pondok-pondok mesum itu, Junaidi mengaku secepatnya pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bengkulu. Karena pengelolaan Pantai Panjang tersebut sudah diserahkan kepada Pemkot sehingga yang lebih berwenang adalah Pemkot.
\"Sebagai upaya untuk membersihkan kawasan wisata Pantai Panjang, beberapa waktu lalu saya bersama Kapolda, Danrem dan Danlanal sudah melakukan bersih-bersih. Terkait pondok tertutup ini, kita imbau dulu kepada pemiliknya untuk menertibkan sendiri, jika tidak mengindahkan imbauan itu, kita berkoordinasi dengan Pemda Kota. Yang jelas, saya sebagai gubernur tidak akan membiarkan munculnya pondok-pondok tertutup yang meresahkan masyarakat itu,\" tukasnya. (400)