Elva Dinilai Bermanuver

Selasa 14-07-2015,12:55 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Kabar mengenai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusungkan Sultan B Najamudin SSos MSi pada Pilkada 9 Desember mendatang disambut dingin Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah yang sebelumnya sudah mengikuti semua rangkaian pencalonan di PDIP.

Junaidi Hamsyah melalui Ketua Tim Pemenangannya, Muspani SH menegaskan bahwa Junaidi masih optimis akan mendapatkan PDIP yang memiliki 7 kursi di DPRD Provinsi Bengkulu itu. Terkait pernyataan Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu, Hj Elva Hartati Murman yang mengatakan partainya resmi mengusung Sultan, Muspani menilai itu hanya manuver politik kecil yang dilakukan Elva. Sebab, sejak awal Elva sudah tidak menunjukkan persetujuannya terhadap Junaidi.

\"Gerakan yang dilakukan DPD PDIP ini saya lihat tidak ada kepastiannya, beberapa hari lalu mengaku mengusung Ridwan Mukti, hari ini Sultan, dan besok mungkin lain lagi. Kalau dijual seperti ini, kelasnya kaki lima,\" ungkap Muspani kepada BE, kemarin.

Ia mengaku membiarkan Elva membuat manuver politik tersebut, pihaknya masih menyakini bahwa DPP PDIP tetap menjalankan mekanisme partai yakni pengusulannya dimulai dari bawah, berdasarkan hasil survei dan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan DPP PDIP di Palembang beberapa waktu lalu.

\"Pak Junaidi sudah mengikuti semua mekanismenya, seperti tes wawancara dan berbagai rangkaian lainnya. Sekarang tinggal menentukan wakilnya. Kalau blunder dari bawah seperti ini, akan merusak PDIP sendiri, Elva Hartati bukan Megawati. Politik seperti apa selalu berubah-ubah seperti ini dan inilah yang membuat masyarakat bingung,\" bebernya.

Jika PDIP benar-benar mengusung Sultan, Muspani pun mempertanyakan alasannya. Sebab, sejak awal Sultan berada di posisi nomor 6 hasil survei elektabilitas, tidak mengikuti tes wawancara yang dilakukan DPP dan rangkaian lainnya.

\"Kalau benar, berarti PDIP tidak komitmen dengan mekanisme yang dibuatnya sendiri. Kita serahkan kepada masyarakat untuk menilainya, dan dapat dipastikan PDIP akan buruk di Provinsi Bengkulu,\" paparnya.

Muspani juga mengakui komunikasi PDIP di tingkat daerah Provinsi Bengkulu sejuah ini memang buruk bahkan wibawa PDIP tidak ada, karena seperti diperdagangkan saja.

\"Mekanismenya sudah benar menjaring cagub sesuai dengan visi misi PDIP. Logikanya, Sultan itu tidak masuk, terkait surat tugas, yang kita butuhkan bukan surat tugas, tapi rekomendasi pengusungan. Dan kita masih menunggu PDIP karena tidak ada yang lain. PDIP pun bisa dikatakan telah melakukan pembohongan publik bila benar-benar memberikan dukungannya kepada Sultan,\" terangnya.

//Terus Lobi PAN dan Demokrat Sementara itu, Muspani juga mengaku saat ini Junaidi tengah berjuang untuk mendapatkan partai tambahannya yakni PAN dan Demokrat. Untuk PAN, Junaidi sendiri sudah menghadap ke Ketua Umum-nya Zulkifli Hasan dan memberikan respon yang cukup baik, meskipun Junaidi sendiri tidak mendaftarkan diri kepada Tim Penjaringan Cagub PAN di Provinsi Bengkulu.

\"Mudahan PAN akan kembali mengusung Pak Junaidi, karena peluang mendapatkan PAN cukup besar, mengingat Ketumnya sudah memberikan respon sangat baik ketika Pak Junaidi menghadap ke beliau baru-baru ini,\" imbuhnya.

Selain PAN, Muspani mengaku bahwa Junaidi juga tengah berjuang mendapatkan Demokrat. Hanya saja ia masig bingung, apakah Demokrat bersedia berkoalisi dengan PDIP. Sebab, antara petinggi Demokrat dan PDIP selama ini kurang harmonis.

\"Awalnya kemarin direncanakan Edison Simbolon jadi wakilnya. Sekarang Edison batal maju karena harus mundur dari jabatannya. Jadi kami masih bingung, karena PDIP tetap ngotot bahwa wakilnya berasal dari kadernya,\" tukasnya Muspani.

//Elva Bantah Pembohongan Publik Di bagian lain, Ketua DPD PDIP Provinsi Bengkulu, Elva Hartati Murman membantah melakukan pembohongan publik jika PDIP benar-benar mengusung Sultan. Menurutnya, dalam penjaringan Cagub memang ada mekanismenya, namun yang lebih tinggi kedudukannya adalah hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.

\"Ketum itu punya mutlak yang tidak bisa diganggu gugat, jika ketum menginginkan Sultan jadi Cagub PDIP, itu sah dan sama sekali tidak ada pembohongan publik disini,\" bantahnya.

Elva juga mengaku bahwa keputusannya mengusulkan Sultan B Najamuddin dan Imron Rosyadi ke DPP beberapa hari lalu bukan kehendak dirinya sendiri, melainkan permintaan dari DPP PDIP. Karena DPP PDIP menginginkan kandidat baru.

\"Kalau tidak ada perintah dari DPP, saya tidak berani berbuat apapun, apa lagi masalah pencalonan ini,\" tukasnya.

//Bando Dipanggil PDIP Dibagian lain, Bando Amin C Kader sekitar pukul 10.00 WIB kemarin memenuhi panggilan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati. Menurutnya, pemanggilan itu berkaitan dengan pencalonannya.

\"Pemanggilan ini berkaitan dengan pencalonan, tapi saya tidak tahu apakah nanti PDIP mengusung saya atau tidak. Jika tidak, ya tidak masalah walaupun saya ini tercatat sebagai orang PDIP,\" kata Bando saat ditelepon, kemarin.(400)

Tags :
Kategori :

Terkait