BENGKULU, BE - Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Bachtiar Najamuddin, sekitar pukul 11.00 WIB siang kemarin (19/5) menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu. Sidak ini sengaja ia lakukan karena banyaknya keluhan dari masyarakat bahwa CT Scan (Computer Tomography Scanner), merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan dan rongga perut dalam kondisi rusak.
Selain itu, Wagub juga mendapati banyaknya keluhan yang menyebutkan pelayanan semakin memburuk. Padahal RSMY merupakan satu-satunya rumah sakit milik pemerintah Provinsi Bengkulu dan terbesar di Bengkulu harusnya semakin membaik, sehingga benar-benar bisa menjadi rujukan bagi pasien yang berasal dari rumah sakit yang ada di provinsi ini.
\"Banyak laporan mengenai pelayanan rumah sakit kita yang masih buruk, Sabtu kemarin ada 3 orang mau scan, tapi tidak bisa karena alatnya rusak. Ini harusnya tidak perlu terjadi, kalau pelayanan kita tetap seperti ini, bisa-bisa rumah sakit ini bangkrut karena pasien akan lari semua,\" kata Sultan dengan nada tinggi.
Tidak puas hanya meminta penjelasan dari Direktur Utama RSMY, Supardi dan beberapa direktur lainnya, Wagub pun langsung melihat alat CT Scan yang rusak tersebut. Ia pun menyayangkan sikap manajemen rumah sakit yang tidak tanggap untuk memperbaiki alat tersebut. Padahal anggarannnya sudah diplot dalam APBD 2015 ini sebesar Rp 700 juta.
\"Saya kemarin sempat menanyakan kepada Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, mereka menjawab DPRD siap menganggarkan asalkan ada usulan dari manajemen RSMY melalui Pemerintah Provinsi Bengkulu. Informasinya anggaran Rp 700 juta itu untuk memperbaiki alat ini, tapi kenyataannya sampai sekarang tetap rusak,\" kesal Sultan.
Dengan banyaknya masyarakat yang tidak puas dengan pelayanan RSMY, ia pun memberikan warning kepada pihak manajemen untuk memberikan pelayanan prima dan menyediakan peralatan sesuai dengan standar rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
\"Jauh-jauh hari sudah saya katakan bahwa untuk memperbaiki sistem di rumah sakit ini tidak cukup hanya dengan merombak manajemennya. Tapi itu tidak masalah, sekarang saya minta manajemen memperbiki pelayanan. Ini juga warning bagi Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memprioritaskan rumah sakit ini, karena sungguh tidak mengenakkan bila kita selalu disindir oleh orang kabupaten yang mengatakan pelayanan rumah sakit mereka jauh lebih baik dari pelayanan rumah sakit milik Pemprov ini,\" terangnya.
Dirut RSMY, Supardi tak menampik adanya alat yang rusak tersebut. Menurutnya, belum diperbaikinya alat itu karena menunggu kedatangan yang baru, mengingat pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan sudah memastikan untuk memberikan bantuan berupa alat CT Scan itu.
\"Sekitar bulan Agustus nanti alat itu sampai di Bengkulu, sedangkan untuk memperbiki yang rusak ini akan terus kita usahakan. Kalau untuk membeli baru harganya cukup mahal mencapai Rp 13 miliar perunit,\" ungkapnya.
Terkait pelayanan yang dituding kian memburuk, Supardi mengaku akan terus melakukan pembenahan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Namun dari segi jumlah pasien yang berobat belakangan ini, menurutnya tidak menunjukkan adanya pengurangan sebagai bentuk ketidakpuasan dari masyarakat.
\"Secara umum jumlah pasien meningkat, yang masuk ke IGD saja tembus 1000 pasien lebih setiap bulannya,\" ujarnya.
Supardi juga mengaku bahwa alat CT Scan tersebut memang sudah selayaknya dimiliki RSMY, karena kegunaan sangat penting untuk menunjang diagnosa pasien.
\"Kalau rontgen untuk mendiagnosa secara umum, sedangkan CT Scan ini lebih rinci lagi, misal karena jatuh kita bisa melihat otaknya terkena atau tidak. Dan sesuai dengan SOP-nya, rumah sakit sebesar ini memang wajib memilikinya,\" imbuhnya. (400)