TNI Ikut Tanam Padi

Kamis 07-05-2015,12:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Anggota TNI yang ada di Bengkulu, dibawah komando Danrem 041 Garuda Emas (Gamas), Kol. Inf. Fajar Budiman, melakukan gerakan penanaman padi di areal persawahan di Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, kemarin. Ini menindaklanjuti MoU atau nota perjanjian kerjasama antara TNI dan Kementerian Pertanian RI untuk pencapaian swasembada pangan tahun 2018 mendatang. Gerakan penanaman padi yang juga dilakukan dalam rangka program ketahanan pangan di Kota Bengkulu itu, sekaligus mengajak masyarakat luas khususnya petani, untuk mempertahankan areal pertanian yang dulunya ditanami padi dan sayuran, namun belakangan banyak dialihfungsikan, baik untuk pabrik, perumahan maupun perkebunan, sehingga mengharuskan untuk mengimpor beras dari negara lain. Meski begitu, di Bengkulu menurut Fajar Budiman, hasil panen padi masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Dari hasil panen, Provinsi Bengkulu menduduki peringkat ke-13 secara nasional. \"Diharapkan dengan adanya peran serta dari TNI, ke depan hasil panen dapat ditingkatkan dan masuk dalam peringkat 5 besar,\" kata Danrem seraya menambahkan ke depan hasil panen padi di Bengkulu juga dapat membantu kebutuhan beras di daerah lainnya. Pantauan BE di lokasi, gerakan menanam program ketahanan pangan itu, selain melakukan penanaman padi secara manual, juga memperkenalkan teknologi penanaman dengan menggunakan alat Indo Teknologi Jajaran Legowo (Indo Jarwo), yang dipraktekkan Danrem bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) yang hadir, seperti Danlanal, Dandim, Kepala BTPT, Walikota yang diwakili Asisten III dan tamu undangan. Pendamping sekaligus penyuluh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bengkulu, Dr Ir Umi Pudji Astuti MP menuturkan, penggunaan alat tanam padi Indo Jarwo dinilai lebih efisien karena mampu melakukan penanaman padi dalam waktu 7 jam untuk satu hektar lahan. Tapi jika digunakan manual, maka dibutuhkan 40 orang tenaga manusia/hari. Akibatnya untuk mengerjakan satu hektar bisa menghabiskan waktu selama 10 hari, dan menyebabkan sistem tanam tidak serentak. \"Alat ini juga sebagai salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam,\" katanya. Diakuinya, untuk menggunakan alat ini petani harus belajar terlebih dahulu, karena ada stelan mesin agar jarak tanam dan jumlah bibit yang ditanam sama. \"Menggunakan alat ini seperti motor, kapan saatnya gas atau tidak, lokasi juga mempengaruhi gigi mesin sehingga jarak dan jumlah bibit kerap berubah,\" terangnya seraya menambahkan, walau baru, peralatan ini sudah dikenalkan di Distan kabupaten/kota. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan (DP3K) Kota Bengkulu, Ir Matriyani Amran menuturkan pada tanam perdana tersebut, juga diserahkan 5 unit traktor tangan untuk 5 kelompok tani di Kota Bengkulu. Penyerahan traktor tangan itu dilakukan secara simbolis kepada Kelompok Tani Murni, dan 4 kelompok tani lainnya seperti Kelompok Tani Bukit Barisan, Bunga Tanjung, Gembung Jaya, dan Air Lagan. Bantuan traktor tangan itu, merupakan bantuan dari pusat melalui dana APBN, yang disalurkan ke DP3K Kota Bengkulu, dan diserahkan ke petani. Diharapkan dengan bantuan itu nantinya dapat dipergunakan secara bergantian bagi anggota kelompok tani lainnya yang membutuhkan, dengan begitu target swasembada pangan di Kota Bengkulu dapat terwujud. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait