BENGKULU, BE - Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B Najamudin siang kemarin, membuka Intermediate Training (LK II) dan latihan khusus kohati (LKK) Tingkat Nasional yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu di Aula Asrama Haji Bengkulu. Dalam kesempatan itu Sultan meminta kader HMI harus berbeda dengan kader organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan lainnya, yakni harus berkarakter, mumpuni dan yang terpenting adalah harus mampu menjawab tantangan zaman. Salah satunya ISIS yang kian merebak dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada akhir tahun ini.
\"Para pengurus dan kader HMI harus menjawab tantangan memerangi ISIS ini. Saya, 3 minggu yang lalu hadir membahas masalah ISIS bersama BIN, perwakilan dari berbagai negara di Jakarta. Paham ISIS ini sangat berbahaya bahkan lebih bahaya dari gerakan Usama bin Laden,\" kata Sultan.
Menurutnya, cepatnya perkembangan ISIS termasuk di Indonesia dikarenakan paham ISIS tidak hanya menawarkan surga, tapi memberikan gaji atau penghasilan kepada para pemuda yang mau bergabung. Akibatnya, paham tersebut sangat cepat berkembang. Rekrutnya juga tidak hanya di Amerika, tapi merambah Ausralia, Timur Tengah, Inggris dan beberapa lainnya.
\"HMI sangat berperan, bagaimana posisi organisasi kita terhadap isu ISIS ini,\" ujarnya.
MEA, lanjutnya, juga tidak bisa diremehkan. HMI juga harus menunjukkan perannya agar keberadaan organisasi tersebut benar-benar bisa dirasakan. Salah satu cara menjawabnya dengan mempersiapkan diri untuk bersaing dengan pemuda-pemuda luar Bengkulu,\" papar Sultan.
Ia sendiri sudah membuktikan dalam kegiatan Asean Japan Youth Forum yang digelar di Bengkulu beberapa waktu lalu. Ia mendapati bahwa para pemuda Bengkulu memiliki kemampuan yang tak kalah dibandingkan dengan kemampuan pemuda di Asean lainnya.
\"Pengetahuan anak muda kita Bengkulu ini sangat luar biasa, dan kader HMI juga harus demikian. Selama ini para kader HMI menduduki jabatan strategis baik dipemerintahan maupun di legislatif. Ke depan, prestasi tersebut harus ditingkatkan,\" instruksi bakal calon Gubernur Bengkulu ini.
Terkait dengan pengkaderan tersebut, Sultan mengaku sangat mengapresiasi dan mendukungnya. Mengingat pentingnya pengkaderan untuk membuat kader yang militan. \"Harapan saya, kader HMI tidak ada yang susah mencari pekerjaan, karena HMI adalah kumpulan para pemuda pemudi yang hebat dan cerdas serta bisa menangkap peluang dengan baik,\" tukasnya.
Sebelumnya, Perwakilan KAHMI Provinsi Bengkulu yang juga senior HMI, Parsadaan Harahap SP MSi, dalam sambutannya menegaskan bahwa training terhadap para kader HMI tersebut menjadi sumber atau produksi darah-darah segar dalam organisasi HMI.
\"Tujuan pengkaderan ini jelas untuk memproduksi kader agar memiliki pisau analisa yang tajam. Diharapkan pasca training ini melahirkan kader yang memiliki perfomance yang berbeda dan dapat mengeksplor materi yang sudah didapat dalam training ini,\" ujarnya.
HMI dewasa ini juga dituntut untuk mengembalikan jati dirinya ke ideologi HMI yang sebenarnya, karena saat ini HMI dikatakan bukan lagi Islami, melainkan sudah campur aduk dalam berbagai urusan, tak terkecuali mengurusi perpolitikan.
\"Ideolologi yang besar bisa mencaplok ideologi yang kecil. Maka wajar jika ada yang mengatakan HMI bukan lagi Islami, baik gaya maupun caranya. Ini tantangan bagi kita untuk menjaga keseimbangan sehingga semua persoalan bisa diberlakukan secara adil. Karena kadang-kadang lebih ke arah politik dan ekonomi,\" tutupnya. (400)