Selagi mata dan hati kita terus terpaut pada gelimang dunia. Mata kita selalu indah pada semua yg belum kita miliki. Nafsu kita meronta utk segera punya. Akal kita berputar ingin segera memiliki. Gaya hidup bagai raja. Memandang yg miskin seolah terhina. Ini pertanda celaka akan tiba. Tunduk hati dan jiwa. Harta dan tahta hanya penghias semata. Kemuliaan jiwa bukan pada harta dan tahta. Tidak terhina hidup sederhana. Tidak kurang mulia husin bersahaja. Hidup butuh banyak saudara. Bahagia adalah milik semua.
(Pesan Harian UJH. Edisi Senin, 30 Maret 2015)