MALANG tak dapat dihindar. Demikian kalimat lirih dari seorang petani kopi di Desa Pungguk Meranti Kecamatan Ujan Mas Kepahiang, Lukman Ahlal (47). Sejak 9 bulan terakhir, ia lumpuh akibat ditimpa pohon saat bekerja di kebun. Berikut laporan
A GAFUR, Kepahiang
ISTRI Lukman, Suharyani (45) hanya bisa pasrah, tapi mengharap adanya bantuan pemerintah untuk kesembuhan suami yang dicintainya. Hampir setahun, tulang punggung keluarganya itu terbaring di tempat tidur. Sementara mereka merupakan warga miskin yang tak punya apa-apa.
\"Waktu itu anak saya menyusul ke kebun dan mendapatkan suami saya hanya terbaring tidak berdaya dan sampai kini tidak tahu penyebabnya,\" kenang Suharyani.
Pengakuan suaminya, waktu itu dirinya merasa ditimpa pohon, tetapi pada saat ditemukan tidaklah terlihat ada bekas-bekas suaminya itu
tertimpa pohon. Hanya saja karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya, maka sang suami pada waktu itu sempat dibawa berobat ke dokter.
\"Penyakit yang dialami suami saya ini menurut dokter penyakit saraf terjepit. Tapi telah diobati tidak kujung sembuh,\" ujarnya.
Menurutnya, selama suaminya sakit, tidak ada lagi sumber pendapatan keluarga. Karena selama ini yang menjadi tulang punggung keluarga hanya sang suami saja, sementara anak-anaknya masih kecil-kecil.
\"Untuk duduk saja suaminya sudah tidak bisa. Untuk makan dan buang air saja terkadang harus dibantu oleh kami. Kami sudah berobat di rumah sakit memakai kartu BPJS, tetapi tak kunjung sembuh. Bahkan pernah di ronsen, tapi sampai saat ini pihak medis yang melakukan ronsen tersebut tak kunjung memberikan jawaban apa yang sebenarnya apa solusi dari penyakit yang diderita suami saya ini,\" bebernya.
Disampaikannya, selama ini tidak ada perhatian dari pihak manapun, termasuk dari instansi dan pemerintah daerah Kepahiang.
\"Kami harapkan ada perhatian dari pihak pemerintah daerah untuk kesembuhan suami saya ini. Karena selama ini tidak ada yang peduli sama kami,\" tutupnya. (**)