PELAIHARI - Penemuan batu hijau di dasar Sungai Tarini menghebohkan warga Desa Martadah, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Batu hijau itu diperkirakan sejenis batu giok dan oleh para pencinta akik setempat langsung digelari Green Borneo.
Belum diketahui berapa banyak deposit batu hijau yang terpendam di sisi Sungai Tarini tersebut. Tapi yang pasti, sejak kabar itu terdengar, warga langsung ramai berdatangan untuk mengambil bongkahan batu tersebut. Penemuan batu ini pun langsung menjadi perhatian aparat TNI dan Polri serta jajaran Pemerintahan Kabupaten Tanah Laut.
Lokasi penemuan itu berjarak dari Kota Pelaihari sekitar 30 kilometer. Menuju lokasi tersebut cukup sulit karena melewati jalan berliku tak beraspal. Lokasi penemuan batu ini sendiri dekat dengan lokasi penambangan galian C.
Radar Banjarmasin (Grup JPNN.com) melaporkan, sudah ada dua unit eskavator yang difungsikan untuk menggali dan memecah batu. Kemudian, warga yang datang di lokasi mengambil dan memilah satu per satu batu tersebut.
\"Untuk berat belum bisa diperkirakan,\" ujar Kepala Desa Martadah, Jamhusein.
Menurut Jamhusien, awalnya dirinya tidak percaya, jika batu seperti giok itu ternyata memiliki nilai jual cukup tinggi. Setelah dirinya mendengar dari warga yang sedang mencari batu tersebut.
\"Harga kisaran Rp 10 ribu perkilo hingga Rp 30 ribu perkilo,\" ungkapnya.
Setelah bermusyawarah dengan beberap warga dan disaksikan oleh Camat Tambang Ulang Andi Mashabi, temuan batu tersebut diberi nama Giok Martadah.
\"Nama itu supaya mengangkat daerah Martadah,\" jelasnya.
Sementara itu, sekitar 5 jam lamanya eskavator beroperasi, dua bongkahan batu tersebut baru dapat dipecah, padahal masih ada ratusan ton lagi batu yang tersimpan di Sungai Tarini Desa Martadah itu.(ard/yn/jpnn)