BENGKULU, BE - Anggota DPD RI asal Provinsi Bengkulu, Dra Hj Eni Khairani MSi kemarin (3/3) menggelar sosialisasi entang Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di SMAN 1 Talang Empat, Bengkulu Tengah (Benteng).
Selaku narasumber, Eni Khairani menjelaskan, ia memiliki beberapa agenda dalam kunjungan ke Bengkulu, terutama di Benteng dalam rangka kerja rutin selaku anggota DPD RI. Tujuannya, antara lain menyerap aspirasi daerah sesuai dengan peran konstitusional DPD-RI. Selain itu, sebagai langkah memajukan daerah di setiap kota/kabupaten di Propinsi Bengkulu.
Dalam sosialisasi dengar pendapat tersebut, Eni menjelaskan 4 pilar kebangsaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. \"Kami selaku anggota DPD dan juga anggota MPR bertanggung jawab menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang juga disebut Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara Indonesia. Didalamnya tekandung nilai-nilai demokrasi, persatuan, kemanusian, ketuhanan, keadilan, pluralisme, multikulturalisme dan patriotisme,\" terangnya.
Eni menyebutkan, ideologi Pancasila penting ditanamkan sejak dini, untuk memproteksi kaum generasi muda dari paham asing. \"Perubahan zaman pesat sehingga perlu ekstra upaya untuk menanamkannya secara menyeluruh,\" ujarnya.
Menurutnya, fenomena kekerasan akhir-akhir ini dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan berbangsa, semakin marak. Sehingga butuh reformasi mental bagi generasi muda agar hal semacam itu tidak berulang. \"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara demokrasi sehingga persatuan sangat penting diperhatikan oleh seluruh elemen masyarakat,\" kata Eni.
Untuk itu, tambah Eni, pentingnya terus diadakannya sosialisasi empat pilar kebangasaan itu, agar siswa maupun guru dapat menularkannya kepada masyarakat. Dengan harapan tertanamnya ideologi yang kuat sejak dini, akan mampu memupuk rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan antarwarga.
\"Pendidikan kewarganegaraan di tingkat sekolah memiliki peran memberikan kemampuan kepada siswa dalam berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dengan paradigm semangat kebangsaan,\" ujarnya.
Ia juga menegaskan, pengamalan terhadap ideologi Pancasila menjadi masalah serius seiring dengan munculnya ideologi yang mengancam kesatuan bangsa dan negara. \"Kenyataan inilah yang mendorong dilakukan sosialisasi guna menangkal terkikisnya nasionalisme, sekaligus menangkal ancaman terhadap ideologi Pancasila,\" ujarnya. (cik6/prw)