3 Cara Tekan Harga Beras

Senin 02-03-2015,09:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Operasi pasar ternyata bukan satu-satunya cara untuk menekan harga beras yang merangkak naik saat ini. Dalam diskursus yang digalakkan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu, upaya untuk menekan harga beras tersebut harus diselesaikan melalui tiga cara sekaligus. Pertama, mendorong peningkatan hasil produksi dan menjamin kelancaran distribusi barang hingga kepada konsumen dan pengguna langsung. Kedua, dengan melakukan rekayasa permintaan atau rekayasa demand, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Ketiga, memberikan obat paska naiknya harga sebuah komoditi. \"Dalam agama hal-hal tersebut sebenarnya sudah diajarkan. Misalnya dengan puasa Senin dan Kamis. Kemudian ada ajaran berhentilah makan sebelum kenyang. Atau bisa juga dengan kebijakan One Day No Rice atau Sehari Tanpa Nasi. Perkara-perkara ini harus diperhatikan bilamana menginginkan pengendalian harga itu bisa berjalan maksimal,\" kata pimpinan TPID Provinsi Bengkulu yang juga menjabat sebagai Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bengkulu, Bambang Himawan. Sebelumnya dikabarkan, pemicu utama melonjaknya harga beras saat ini karena tidak keluarnya beras raskin sejak bulan Januari 2015. Namun menurut TPID Provinsi Bengkulu, selain karena tersendatnya pendistribusian beras miskin (raskin), salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras tersebut adalah ketergantungan Provinsi Bengkulu terhadap produk-produk yang berasal dari luar. \"Kita masih sangat bergantung dengan produk-produk dari luar seperti Riau, Jambi, Palembang dan Lampung. Begitu harga produk-produk disana merangkak naik, secara otomatis produk-produk yang ada di Bengkulu juga akan naik,\" lanjut Bambang. Senada disampaikan pimpinan TPID Provinsi Bengkulu lainnya, Sugeng Rahayu. Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bulog Divre Bengkulu ini berujar, pihaknya akan senantiasa melakukan operasi pasar murni dengan menggunakan cadangan beras milik pemerintah sebanyak 1313 ton. Harga beras yang akan dijual dalam operasi pasar murni hanya Rp1.600 per kilo atau sama dengan beras untuk rakyat miskin (raskin). \"Karena memang pada bulan November hingga Desember 2014 kemarin tidak ada raskin, maka programnya kami ganti dengan program ini. Ini juga dalam rangka membantu penyediaan beras di pasar,\" ungkapnya. Ia mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan beras di Provinsi Bengkulu. Sebab, Bulog Divre Bengkulu memiliki cukup cadagan beras hingga semester pertama, tahun ini. \"Saat ini Bulog masih mempunyai stok 10 ribu ton beras. Sebanyak 7 ribu ton ada di gudang kami dan 3 ribu ton masih dalam perjalanan. Jumlah ini cukup untuk 5 bulan penyaluran,\" pungkasnya.

OP Tak Pengaruhi Harga Beras Sementara itu, OP beras yang dilaksanakan Bulog dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bengkulu ternyata tidak mempengaruhi harga beras. Meskipun OP sudah 3 kali dilakukan, namun harga jual beras di pasar lokal di Kota Bengkulu tetap saja mahal. Zon (32) salah seorang pedagang beras di Pasar Panorama yang ditemui BE kemarin (1/3) menuturkan, \'\'Pengaruh OP hanya terjadi pada saat OP dilaksanakan. Kami pedagang sepi pembeli. Namun setelah OP selesai jual beli kami normal kembali, harga beras pun tidak mengalami penurunan hingga sekarang. (009/cw3)

Tags :
Kategori :

Terkait