Umpan BKSDA Dimakan Harimau

Kamis 26-02-2015,12:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

SELUMA UTARA, BE - Upaya Petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Seluma nyaris membuahkan hasil. Pasalnya umpan yang dipasang di kawasan Bukit Kumbang, Dusun Kumayan, Desa Talang Beringin, Seluma Utara, Rabu (25/2) berhasil disambar harimau sumatra (panthera tigris sumatrae). Sayangnya harimaunya belum berhasil masuk perangkap. “Harimau tersebut hanya berhasil mengambil dua kaki kambing saja, dan ternyata harimaunya bukan masuk melainkan menyakar dari samping perangkap,” ujar Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Seluma, Zainal Asikin SH, kepada BE. Hal ini diketahui, setelah tim BKSDA dibantu warga kembali mendatangi lokasi. Saat dicek, kambing telah kehilangan kaki kiri depan dan kiri belakang. Sedangkan dua kaki lainnya dan tubuh kambing masih utuh. Untuk berhasil memakan kaki kambing ini raja hutan tersebut terlebih dahulu mengobrak abrik dedaunan yang dipergunakan untuk menutup jeruji besi ini. Sementara itu, hal ini juga diperlihatkan dengan semakin bertambahnya jejak kaki harimau di seputaran lokasi perangkap. “Kita heran kenapa harimau ini tidak makan umpan kita secara langsung, melainkan lebih memilik mencakarnya dari luar. Serta di seputaran lokasi juga banyak jejak harimau besar dan kecil,” ujar Zainal Asikin. Dijelaskannya, untuk sementara ini perangkap akan tetap berada di lokasi dan hewan kambing yang telah dimakan ini akan tetap menjadi umpan harimau tersebut. Di sisi lain, jika dalam beberapa hari kedepan juga belum membuahkan hasil maksimal, tim BKSDA bersama warga terpaksa akan memindahkan lokasi perangkap dan mengganti umpannya dengan hewan lainnya. Lokasi pemindahan sendiri dipastikan tidak jauh dari lokasi perangkap semula. Hanya digeser beberapa jauh saja. “Jika dalam 3 atau 4 hari tidak membuahkan hasil maka perangkap ini akan kita pindahkan,” kata Zainal. Sementara itu, terkait banyaknya jejak harimau itu, karena kawasan Dusun Kumayan merupakan tempat perlintasan raja hutan yang terusik dengan sejumlah aktivitas warga dan keberadaan sejumlah perusahaan sawit yang berada tak jauh dari lokasi. “Aktivitas di hutan ikut menganggu kelestarian tanaman dan hewan. Mereka merasa terancam sehingga mengamuk,” kata Zainal.(333)

Tags :
Kategori :

Terkait