Perayaan Tahun Baru Imlek, Maknai Saling Peduli Sesama

Jumat 20-02-2015,10:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 19 Februari 2015, merupakan Tahun Baru Imlek yang ke 2566. Tahun Baru imlek ini dirayakan oleh semua orang Tionghoa, termasuk di Bengkulu. Meski sejak sore hingga malam dan pagi hari sempat diguyur hujan, namun tak menyurutkan para warga Tiongoha untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Hal ini terlihat di Vihara Buddhayana yang berada di Jalan Penjaitan Kampung Cina Kota Bengkulu, yang ramai dikunjungi warga Tiongoha untuk berdo\'a. Biksu Virya Nanda, kepada BE mengatakan, tahun baru kali ini dimaknai dengan tahun kambing kayu, yang berarti saling peduli dan menumbuh kembangkan kasih sayang antar sesama. \"Kita berharap dengan tahun baru Imlek ini, semua orang dapat hidup sehat, bahagia, umur panjang dan memiliki kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan yang ada, hal ini dapat terwujud ketika manusia memiliki pemikiran atau sikap mental yang baik,\" ungkap Biksu saat ditemui BE, kemarin (19/2). Selanjutnya, Biksu juga berdo\'a untuk Provinsi Bengkulu, agar menjadi penuh kedamaian dan warganya dapat saling menjaga antar satu sama lain. \"Saya berharap untuk Provinsi Bengkulu dan seluruh masyarakat untuk saling menjaga kerukunan, menumbuhkan sifat toleransi antar sesama manusia. Menjadikan Provinsi Bengkulu lebih maju lagi,\'\' ungkapnya. Perayaan Tahun Baru Imlek ini berjalan dengan hikmad, terlihat dari warga Tionghoa yang sangat khusuk memanjatkan do\'a kepada sang dewa. Berharap semua do\'a-do\'a yang diungkapkan dapat dikabulkan oleh sang Dewa Agung. Pemandangan yang sama juga terlihat di Klenteng Kong Hucu yang terletak di Lingkar Barat Kota Bengkulu. BE mewawancarai Pe Dju, salah seorang umat Tionghoa yang berdoa di Klenteng tersebut. \"Saya berharap tahun kambing kayu ini, bisa sukses dalam berusaha dan semoga dewa dapat mengabulkan doa yang saya lontarkan,\" ungkapnya. Perayaan tahun baru Imlek ini dimulai pada pukul 05.00 WIB dengan acara pembacaan Parita atau pembacaan ayat suci Budha. Lalu dilanjutkan pada pukul 07.00 WIB dengan agenda pembacaan Kheng. Pada pukul 09.00 WIB umat Tionghoa melanjutkan pembacaan Gabi. Selanjutnya, pada pukul 11.00 WIB dilakukan pembacaan Sangkung Tami, dan pada pukul 18.00 WIB, barulah umat Tionghoa melakukan acara penutupan Pelita. (cw2/cw1)

Tags :
Kategori :

Terkait