Bersama sang perancang busana, Dynand Fariz, dan Putri K. Wardani. Ia menggelar jumpa pers Graha Mustika Ratu, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (2/2). Rona Bahagia terlihat dari wajah perempuan kelahiran Surabaya, 28 Juni 1993 saat menceritakan satu demi satu perjuangan yang dilewatinya di Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, ia pun menerima karangan bunga dari sejumlah pengemaranya.”Di sana hampir 90 wanita cantik-cantik. Mereka habis-habisan untuk saling menonjol,” ujar Elvira Devinamira.
Vira, sapaan akrbanya pun tidak pernah menyangka akan melewati pengalaman yang menurutnya sangat berharga itu. Ia pun sangat mensyukuri atas kesempatan yang didapatinya bisa membawa Indonesia ke tingkat internasional. ”Vira merasa bangga telah mewakili Indonesia untuk unjuk gigi di kancah dunia,” jelasnya.
Selama mengikuti kontes kecantikan, Vira tidak mengalami kemudahan. Sebaliknya tantangan dilewatinya. Walaupun tidak mudah, semuanya dijalaninya dengan semangat yang tinggi.
”Aduh, banyak banget kalau kendala. Tapi, saya enjoy the moment aja. Saya nggak berusaha membandingkan diri dengan kontestan lain. Apalagi berbuat yang tidak kompetitif atau menjegal. Saya nggak pernah mau terlalu mengurusi kontestan lain,” katanya.
Apalagi dalam pundaknya ia tidak membawa nama keluarganya, akan tetapi bangsa indonesia. ”Itu cobaan terberat dalam hidup saya, its worted dan dikasih Tuhan,” jelasnya.
Berbekal pengalamanya dalam ajang kecantikan, satu demi satu diterapkannya. Ia pun berusaha untuk mencuri perhatian dewan juri, tidak hanya melalui sikap, tutur kata dan komunikasi dengan para peserta lainya. Namun secara intelektual pun menjadi salah satu kuvci untuk meraih kesuksesan dalam ajang tersebut.
”Satu tahun Vira belajar, menimba ilmu untuk membuat Indonesia yang susah banget eksistensitas di dunia. Vira mau juri mempertimbangkan Indonesia punya sesuatu untuk dilihat. Ini Vira lakukan untuk wanita Indonesia,” paparnya.
Optimistis akan kemenangan itu dibawanya saat pertama kali berangkat ke AS. ”Saya dari awal bilang saya mau menang, dan targetnya memang harus menang. Dan Alhamdulillah membuahkan hasil yang cukup besar. Yang dibilang mencetak sejarah baru Indonesia di ajang dunia,” jelasnya.
Dalam ajang kontes kecantikan tersebut, Vira meraih 15 terbaik dari peserta yang ada. Ia pun mendapat penghargaan sebagai Best National Costume.
”Luar biasa. Rasanya, usaha kami terbayar. Rasanya capek lho pakai national costume seberat 20 kilogram. Leher saya sampai keceklek (keseleo, Red). Kalau masuk ke ruangan, saya harus nunduk-nunduk karena saking tingginya kostumnya itu. Tapi, nggak sia-sia. Indonesia menang!” katanya.
Hal apa yang paling berkesan? ”Kalau berkesan banyak banget. Tapi yang jelas satu harus enjoy the moment di sana. Apapun itu saya nggak pernah mengeluh, kalau dibilang capek ya capek banget. Karena harus ngeriting rambut jam 5 pagi, dan harus terus senyum ke orang setiap waktu,” paparnya. (ash)