PKL Barukoto Mengeluh Sepi

Senin 02-02-2015,12:04 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Ditengah tingginya inflasi dan jatuhnya daya beli masyarakat membuat sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Barukoto II mulai mengeluh. Sejumlah pedagang mengaku penghasilan mereka terus berkurang dan tak jarang mereka harus merugi. Guna menghabiskan dagangannya, tak jarang para pedagang harus menjual kembali dagangannya dengan cara berjualan keliling. Ditemui ketika tengah berjualan, Memet (42), mengaku harus berkeliling mencari pelanggan bilamana dagangannya yang dijualnya pada Subuh hari di Pasar Barukoto II masih banyak tersisa. Selain mengkhawatirkan dagangannya membusuk, ia juga berharap agar dagangan yang ia miliki bisa habis. \"Memang akhirnya tekor karena harus mengeluarkan ongkos bensin yang lebih besar. Tapi dari pada dagangan kami membusuk. Kadang ada yang juga kami antarkan kepada pelanggan yang memesan. Hanya cara-cara seperti ini yang bisa kami pakai untuk bertahan,\" katanya. Sebagai pedagang kecil, ia berharap bantuan modal dari pemerintah agar bisa memperdagangkan lebih banyak sayur-sayuran. Ia menyatakan keprihatinan yang mendalam karena pemerintah tidak lagi menganggarkan Dana Bergulir Satu Miliar Satu Kelurahan (Samisake) dan sejumlah program-program sosial lainnya. \"Sekarang ini katanya Bansos sudah nggak ada. Samisake sudah nggak ada. Padahal sebagai rakyat kami-kami ini butuh modal, butuh bantuan pemerintah. Sepertinya pemerintah ingin menjaga jarak dengan rakyatnya,\" ungkapnya diamini para pedagang lainnya. Senada diungkapkan Melyani (34), pedagang ayam potong di pasar tersebut. Ia berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi agar mereka dapat bertahan hidup. Ia berharap pemerintah dapat membuat suasana Pasar Barukoto II menjadi ramai dengan cara memfungsikan seluruh sarana dan prasarana pariwitasa yang ada di sekililing pasar tersebut. \"Kalau saya tidak salah dengar, dulu pemerintah pernah bilang kalau relokasi ini menjadikan pedagang merugi, maka ada uang ganti ruginya, atau pemerintah akan berupaya agar ramai pembeli lagi. Tapi sampai saat ini semua tinggal janji, kami telah berupaya patuh dengan aturan pemerintah, tapi kami yang sengsara,\" sampainya. Pedagang yang mengaku tinggal di Kelurahan Padang Jati ini mengaku utangnya sudah mulai menumpuk akibat menutup modal yang terbuang. Dia mengharapkan pemerintah bisa mencarikan solusi yang terbaik. Salah satunya yakni berlakukan sistem semua angkutan kota bisa masuk ke sampai Pasar Barukoto. \"Saya sudah setahun berjualan di sini, langganan ayam potong saya kebanyakan dari bibik-bibik dari Kabupaten Benteng, mereka biasanya hanya satu kali naik Angkot sudah sampai Pasar Minggu, namun karena saya sudah pindah ke pasar Barukoto Kampung ini, mereka enggan dua kali naik Angkot, jadi mereka akhirnya belanja dengan pedagang ayam yang masih berjualan di Pasar Minggu, akibatnya saya kehilangan pelanggan,\" demikian Melyani. (009)

Tags :
Kategori :

Terkait