BENGKULU, BE - Sebanyak 30 hektare tanaman padi milik warga Kelurahan Rawa Makmur terendam banjir, Jum\'at (30/1). Padahal, lahan tersebut baru sekitar 2 minggu ditanam oleh warga. Bahkan saat ini, puluhan bibit sudah mulai membusuk. Ketua RT 21 Kelurahan Rawa Makmur, Tanjung Ahmad, mengatakan, sawah-sawah milik warganya telah terendam banjir selama 2 hari terakhir. Kondisi ini membuat sejumlah petani setempat merasa resah dan khawatir mengalami kerugian \"Ya, para petani tentunya resah karena kalau tidak segera mengering, bisa jadi mereka gagal panen dan rugi jutaan rupiah. Kondisi ini terjadi karena meluapnya air Sungai Bengkulu akibat hujan terus menerus di hulu sungai dan pendangkalan muara sungai itu di Pantai Zakat,\" kata Tanjung. Ia berharap pemerintah segera mencari solusi mengenai hal ini. Ia berharap muara Sungai Bengkulu dapat dinormalisasikan hingga bisa dilewati kembali oleh kapal-kapal nelayan. Ia juga berharap pemerintah dapat mencegah terjadinya abrasi di sepanjang aliran sungai. \"Ketinggian air bisa mencapai 2 meter lebih. Biasanya air lekas menyusut. Tapi mungkin karena di hulu sungai hujan masih terus menerus terjadi, airnya tak segera menyusut. Kami sudah sering menyampaikan kondisi ini kepada pemerintah tapi tidak pernah ditanggapi serius,\" ungkapnya. Desakan agar pemerintah segera melakukan normalisasi atas muara Sungai Bengkulu juga seringkali disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu, Iswandi Ruslan SSos. Menurutnya, akibat adanya pengerukan di muara tersebut, abrasi yang semakin parah sulit untuk dicegah. \"Kalau logikanya sungai itu dikeruk kan seharusnya semakin dalam dan air semakin lancar ke laut. Tapi faktanya tidak begitu. Pengerukan di tengah muara itu malah mengakibatkan lapisan tanah yang ada dibibir sungai mengalir ke tengah. Akibatnya justru pendangkalan,\" ucapnya. Agar tidak terjadi abrasi terus menerus, lanjutnya, pemerintah seharusnya segera membangun tanggul. Bila bibir sungai diberikan tanggul dan pemecah gelombang, maka pengerukan terhadap muara Sungai Bengkulu menjadi sesuatu yang positif. \"Sebagian besar nelayan juga sangat menginginkan agar Tempat Pelelangan Ikan yang ada di Pasar Bengkulu itu juga bisa dioperasikan kembali. Tapi hal itu akan sulit kalau tidak dibangun tanggul dan pemecah gelombang. Kami dari HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) sudah mengusulkan hal ini kepada Pemerintah Pusat. Namun dengan alasan keterbasan anggaran, program ini belum dapat direalisasikan,\" demikian Iswandi. (009)
30 Ha Sawah Terendam Banjir
Sabtu 31-01-2015,12:30 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :