RATU SAMBAN, BE – Permasalahan di tubuh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, tak kunjung tuntas. Selain utang melunasi alat kesehatan, RSMY juga masih memiliki utang Rp 100 juta kepada PMI Provinsi Bengkulu atas pengambilan darah yang telah disuplai.
Utang darah yang mencapai angka tersebut, belum dilunasi sejak 3 bulan terakhir. Pihak PMI Bengkulu pun sudah melaporkan permasalahan ini kepada Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu. Namun itikad baik masih belum juga dilakukan oleh pihak manajemen RSMY.
Ketua PMI Provinsi Bengkulu, H Syukur Alwie mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut. Akibatnya petugas PMI tidak bisa menjalankan tugas sebagaiman biasanya, karena operasional kendaraan untuk melakukan donor darah, setiap hari mencapai angka Rp 1,5 juta.
“Saya akan menemui Direktur RSMY, untuk mencari kepastian mengenai pembayaran darah ini. Karena untuk operasional, dan melakukan pembersihan maupun pembelian alat, kita memerlukan biaya,” katanya.
Dilanjutkannya, setiap bulannya PMI Bengkulu menyuplai 900 kantong darah kepada BDRS (Bank Darah Rumah Sakit) M Yunus. Jika tidak juga ada pelunasan, maka PMI akan mengalihkan suplai darah tersebut kepada RS lain yang ada di Bengkulu.
“Suplai yang kita lakukan tersebut, karena mengikuti aturan dari Menteri Kesehatan. Karena PMI tidak bisa melakukan suplai langsung, namun harus melalui BDRS. Sedangkan kita hanya bertugas menyedot, membersihkan darah, serta menyuplai hingga rumah sakit,” lanjutnya. (160)