Menteri Palestina Tewas Dicekik Tentara Israel

Jumat 12-12-2014,06:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

RAMALLAH – ’’Apa yang telah terjadi adalah kejahatan sesungguhnya. Kami tidak bisa duduk diam dan bungkam setelah kejadian ini.’’ Kata-kata penuh kemarahan itu dilontarkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pasca kematian Fatah Ziad Abu Ein, menteri tanpa portofolio, yang menemui ajal saat bentrokan dengan tentara Israel di Tepi Barat.

Pemerintah Palestina menuding tentara Israel telah melakukan pembunuhan tersebut. Bahkan, Abbas berencana menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel.

Dia menegaskan, pembunuhan Abu Ein adalah tindakan barbar yang tidak bisa ditoleransi. Pemerintah Palestina mengumumkan berkabung selama tiga hari untuk menghormati Abu Ein. Kamis (11/12) ribuan orang hadir di pemakaman ayah empat anak tersebut.

Kejadian tragis itu dimulai ketika warga Palestina memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) di Desa Turmusaya di timur laut Kota Ramallah, Tepi Barat, pada Rabu siang (10/12). Abu Ein yang merupakan kepala Komisi Melawan Dinding Pemisah dan Permukiman dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ikut serta dalam aksi tersebut. Kelompok yang diketuai Abu Ein itu bertugas memonitor aktivitas pembangunan permukiman oleh Israel di wilayah Tepi Barat yang sejatinya milik Palestina.

Massa berencana menanam pohon zaitun di dekat Desa Turmus Aiya di utara Ramallah. Entah bagaimana awalnya, mereka kemudian terlibat bentrok dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Salah seorang saksi, Kamal Abu Safaka, menjelaskan bahwa saat itu IDF memukuli warga Palestina yang ikut aksi. Abu Ein lantas berusaha melerai.

’’Tentara Israel memanggil nama Abu Ein dan tampak fokus kepadanya. Mereka (IDF, Red) memukulnya di dada dengan gagang senapan, lalu menarik lehernya dan mendorongnya kembali. Setelah itu, mereka melemparkan gas air mata dan granat setrum dalam jumlah yang banyak,’’ ujarnya.

Granat setrum tersebut menghasilkan kilatan dan suara yang keras namun tidak mematikan. Kombinasi pukulan, gas air mata, dan granat itulah yang mungkin mengakibatkan Abu Ein akhirnya tewas. Sebab, setelah menghirup gas air mata, dia langsung kehilangan kesadaran.

Beberapa foto dari berbagai kantor berita memperlihatkan tangan tentara IDF di leher Abu Ein. Ada juga foto yang menunjukkan Abu Ein telah terbaring di tanah. ’’Dia meninggal karena sesak napas akibat tersedak muntah setelah menghirup gas air mata,’’ ungkap Direktur Rumah Sakit Ramallah Dr Ahmed Bitawi yang memeriksa jasad Abu Ein.

Namun, hasil otopsi yang dirilis pemerintah Israel berbeda. Versi mereka, Abu Ein meninggal lantaran arteri koronernya tersumbat akibat pendarahan yang mungkin disebabkan stres. Israel juga mengungkapkan bahwa kondisi jantung petinggi senior Palestina itu lemah. Karena itulah, dia sensitif terhadap stres.

Di tempat terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirimkan pesan kepada pemerintah Palestina. Isinya, mereka akan melakukan penyelidikan internal terkait dengan kematian Abu Ein. (AFP/Reuters/CNN/sha/c14/ami)

Tags :
Kategori :

Terkait