Pasar Panorama Bergejolak

Sabtu 06-12-2014,08:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Pasar Panorama Kota Bengkulu bergejolak, kemarin (5/12) . Puluhan pedagang pasar tersebut menggelar aksi demo dengan memblokir ruas jalan di jalan Kedondong, tepat depan kantor pos polisi. Dalam aksinya warga menuntut agar Pemerintah Kota (Pemkot) menertibkan para pedagang yang berjualan di pinggir jalan sepanjang badan jalan pasar panorama. Menurut pedagang yang menggelar demo, selain menyebabkan tata pasar panorama menjadi semraut keberadaan para pedangang yangberjualan di pinggir jalan ini menyebabkan dagangan pedagang yang berada di kios didalam pasar menjadi tak laku. \"Jualan di pasar dalam tidak  laku, kami  minta yang diluar masuk ke dalam. Jika tidak juga ditanggapi, besok (hari ini.red) kami semua akan berdagang di luar pasar,\" ungkap Eli (38), warga Padang Nangka, Singaran Pati, pedagang bumbu di kios dalam pasar. Dikatakan  Eli, para pedagang tersebut seolah telah mendapat izin. Sebab, setiap harinya mereka dikenakan ongkos sewa oleh petugas parkir karena telah membuka lapak dipinggir jalan. \"Kami minta lapak di pinggir jalan ini jangan lagi disewakan, didalam kan masih banyak yang kosong,\" imbuhnya. Lebih lanjut Eli menegaskan, ia meminta kepada Pemkot, dalam hal ini kepada satpol PP dan Dishub Kota, untuk menertibkan para pedagang yang membandel ini, sebab jika tidak mendapat tanggapan ataupun reaksi dari Pemkot, para pedagang yang berada di pasar dalam mengancam akan turut membuka lapak di pinggir jalan. \"Semenjak para pedagang berjualan di luar, penghasilan kami menurun derastis. Saat ini, dalam sehari kami hanya dapat Rp 5-20 ribu perhari, kalau begini terus bagaimana kami mau makan. Sedangkan dagangan diluar habis terus. Selain itu, tertibkan juga pasar pagi di Jalan Belimbing, seharusnya jam 07.00 WIB sudah tutup, namun mereka terus berdagang hingga sore hari,\" tukas Eli. Pantauan BE, aksi blokir jalan ini dimulai sejak pukul 09.00 WIb. Puluhan pedagang yang menghuni kios pasar bagioan dalam memblokir jalan dengan menggunakan kotak kayu. Tampak pula jajaran anggota Polres Bengkulu memberikan pengamanan mencegah terjadi kericuhan. Asmawi, Ketua Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) Komisariat Panorama, mengatakan, permasalahan seperti ini sudah terjadi sejak dulu dan hingg saat ini juga belum ada penyelesaian. Selain pemerintah bisa menertibkan, ia juga mengharapkan kesadaran dari pedagang untuk menjaga ketertiban pasar panorama. \"Kepada pemerinta kemi minta tolong tertibkan pasar ini tertib, setertibnya. Selain itu pedagang hendaknya juga menyadari utuk berlaku tertib. Kalau tidak tertib (semraut), kotor dan bau, siapa lagi yang nantinya mau ke sini,\" beber Asmawi. Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Panorama, Dedi Erawan, mengungkapkan, adalah hal yang wajar jika para pedagang bergejolak dan menggelar aksi ini. Ini merupakan aspirasi mereka dan bentuk kekecewaan atas tidak tertibnya pasar panorama. Meski begitu, ia mengaku tak bisa berbuat banyak, sebab yang berkewengan melakukan penertiban adalah Pemkot. \"Mereka ini memeinta agar pedagang di luar masuk kedalam pasar sebab para  para pembeli lebih memilih berbelanja di pinggir jalan sehingga di dalam menjadi tak laku. Selain itu, bukan kewenangan kami melakukan penertiban, itu dilakukan oleh Satpol PP dan itupun sudah beberapa dilakukan dan tak juga membuahkan hasil,\" katanya. Terpisah, Mul (40), salah seorang pedagang sayur yang menjualkan dagangannya di badan jalan mengaku, apa yang dilakukannya ada alasan, sebab jika berjualan di dalam seringkali dagangannya tak laku. Selain itu, ia mengatakan, untuk bisa berjualan di jalan tersebut, ia juga dikenakan biaya oleh petugas perkir. \"Saya bayar berjualan disini, bayarnya setiap sore kepada tukang parkir. Sehari saya bayar tak menentu tergantung pendapatan, bisa Rp-5-15 ribu perhari,\" imbuhnya. Sedangkan Sirin, salah seorang tukang parkir di jalan Kedondong tak menampik memungut perkir tersebut. \"Saya tarik parkir kepada pedagang seriap hari, uangnya saya setorkan kepada Mik. Setiap hari saya diminta untuk menyetorkan uang Rp 300 ribu, sisanya untuk saya,\" jelasnya. Siap Hadapi Pedagang Pemerintah Kota Bengkulu tak gentar dengan ancaman pedagang Pasar Tradisional Percontohan Panorama yang protes terhadap masih berserakannya pedagang kaki lima (PKL) diluar pasar. \"Bagi kami protes itu, apapun bentuknya, merupakan hal wajar. Justru kami memandang itu sebagai sesuatu yang positif. Karena itu ungkapan atas persoalan dan penyampaian aspirasi mereka yang terhambat. Apalagi ketika instansi terkait tidak merespon tuntutan mereka. Namun apabila aspirasi itu ditampung dan ditindaklanjuti, maka protes tersebut kami rasa tidak perlu dilakukan,\" kata Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE melalui Kabag Humas Setda Kota, Dr H Salahuddin Yahya MSi, Jum\'at (5/12). Ia menjelaskan, Pemerintah Kota akan segera merespon tuntutan pedagang dengan cara mengkoordinasikan instansi-instansi terkait. Menurut dia, setiap instansi Pemerintah Kota yang terkait dengan persoalan di Pasar Tradisional Percontohan Panorama tidak boleh lepas dari tanggung jawab atas penataan kawasan pasar. \"Misal pasar diurus Disperindag, parkir di urus Dishubkominfo, jalur hijau diurus Satpol PP, siapapun yang bertanggung jawab disitu harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan prioritasnya masing-masing. Jangan ada saling lempar tanggung jawab. Ketertiban dan keamanan disana harus menjadi persoalan kita bersama. Apalagi mengenai pedagang yang diluar pasar,\" tegasnya. Ia menegaskan, semua instansi Pemerintah Kota terintegrasi secara utuh. Karenanya, Disperindag, Dishubkominfo dan Satpol PP Kota Bengkulu diminta untuk dapat menanggapi secara cepat apa yang menjadi kelurahan warga Kota Bengkulu di kawasan pasar tersebut. \"Organisasi pemerintah itu ibarat sebuah sistem, kalau yang satu pincang, yang lain akan terganggu. Harus dibangun koordinasi antar lembaga, agar jangan sampai konflik di sana (Pasar Panorama, red) berlangsung terus menerus,\" tandasnya. (009/135)

Tags :
Kategori :

Terkait