Terlapor Calo Honorer Benteng Diperiksa

Rabu 03-12-2014,11:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Setelah membentuk tim khusus (timsus),  Direktorat Reskrim Umum Polda Bengkulu langsung bergerak cepat dalam menangani kasus laporan  penipuan yang menjanjikan dapat meluluskan menjadi CPNS bagi sebanyak 18 orang honorer kategori I dan II di lingkungan Pemda Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) dengan jumlah kerugian yang dialami para korban mencapai hingga miliaran rupiah tersebut, penyidik  Subdit Keamanan Negara (Kamneg)  Dit Reskrim Umum Polda Bengkulu, kemarin   (2/12) telah melakukan pemeriksaan terhadap terlapor atau pelaku, yang merupakan mantan Kepala Puskesmas Taba Lagan, Me. \"Ya, terlapor telah kita periksa. Namun, kapasitasnya masih sebatas saksi,\" terang  Dir Reskrim Umum Polda Bengkulu, Kombes Pol Dadan. Status terlapor sebagai saksi itu, sambung Dadan, dapat saja berubah menjadi tersangka. Hanya saja, peningkatan status itu baru dapat dilakukan setelah ada hasil dari pemeriksaan saksi tersebut. Di dalam pemeriksaan yang dimulai dari pukul 9.00 WIB hingga ke pukul 13.00 WIB, masih seputar kronologis dari mulai terlapor menerima uang, dikelurkan SK (Surat Keputusan) palsu hingga kasus ini dilaporkan ke Polda Bengkulu oleh para korban. \"Terlapor baru kita periksa pertama kali, sehingga belum dapat saya bicara banyak,\" katanya. Dadam menambahkan, agenda hari ini (Rabu/3/11), pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap Kepala BLH Benteng, Hendrik Oktober. Sebab, pejabat eselon II dilingkungan Pemda Benteng itu, diduga ikut mengetahui proses hingga kasus penipuan itu terjadi.  Pasalnya, terlaporkan memberikan sejumlah uang dari para korban itu kepada anak buah kepala BLH, yaitu Nurisman. \"Ya,  Kepala BLH akan kita periksa dan pemeriksaan terus akan kita lanjutkan,\" sampainya. Sementara itu, terlapor    Mestiana, kepada wartawan membantah jika dirinya disebut -sebut dapat menjadikan para korban sebagai CPNS. Selain itu, dirinya juga membantah  jika dirinya telah memunggut uang kepada korban. Melainkan, para korban itulah justru yang mendatangi kerumahnya dan meminta tolong untuk  dijadikan sebagai CPNS melalui perekrutan honorer K I dan II tersebut. \" Saya tidak pernah berjanji dapat melulus para korban ini sebagai CPNS. Melainkan, korban itu sendiri yang meminta tolong kepada saya,\" akunya. Menurutnya, dalam hal ini, dirinya juga merupakan korban dalam kasus penipuan yang diduga melibatkan sejumlah pejabat di Bumi Maroba Kite Maju tersebut. Bahkan, sebanyak sekitar  6 orang anggota keluarganya, juga terkena dalam aksi penipuan yang dilakukan oleh pejabat BLH tersebut. \" Uang dari para korban itu, secara utuh saya serahkan kepada pak Nurisman tersebut. Hanya saja, saat ini pak Nurisman mengaku lupa ingatan setelah mengalami kecelakaan,\" tandasnya. (111) 

Tags :
Kategori :

Terkait