ADANYA fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) terkadang tidak diketahui oleh petani dan mengakibatkan terjadinya kesimpang siuran harga di pasaran. Ironisnya, informasi yang tidak akurat itu meninmbulkan sinyalemen dan anggapan dari petani perusahaan kelapa sawit punya andil dalam menentukan fluktuasi yang ada.\"Kita menyadari selama ini petani belum seluruhnya bisa menangkap perkembangan fluktuasi soal harga TBS, sehingga memang perlu peran informasi publik,\" ungkap Ketua Forum Kades Putri Hijau, Roswan.
Seluruh desa di Putri Hijau memiliki lahan perkebunan kelapa sawit. Kepemilikannya di 19 desa melalui pribadi warga lewat plasma maupun swadaya, ataupun beberapa wilayah lewat kebun kas desa. Diantara sekian wilayah yang ada sudah berproduksi, artinya sangat bergantung kepada pembeli maupun perusahaan penampung TBS yang ada di sekitar wilayah Putri Hijau dan sekitarnya. \"Kita meyakini perusahaan atau pabrik kelapa sawit seperti PT Agricinal tidak ada maksud untuk mempermainkan harga TBS ini, namun kita sendiri dan masyarakat pun belum pasti memperoleh informasi fluktuasi harga yang seringkali terjadi,\" paparnya.
Untuk menjembatani hal tersebut, tahun depan Forum Kades akan memasukkan program kerjasama dengan perusahaan kelapa sawit berkenaan dengan informasi publik soal harga TBS. Jika ini terlaksana diyakini tidakada lagi kesimpangsiuran informasi perihal fluktuasi harga TBS petani sawit seperti yang terjadi selama ini.\"Kita akan berupaya membantupetani di 19 desa, bekerjasama dengan perusahaan kelapa sawit terkait kebutuhan informasi ini bagi petani. Jika ini terwujud tentu akan turut sertakan peran media sebagai penyampai informasi,\" demikian Roswan. (919)