Maling Keder Sepeda Mahal

Kamis 20-11-2014,13:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

INI adalah peristiwa yang ekstralangka. Seorang pencuri sepeda mengembalikan sepeda curian setelah melarikannya selama seminggu. Mungkin, maksud maling tersebut adalah ’’test ride’’ alias njajal sepeda mahal. Peristiwa itu bermula pada Minggu pekan lalu (9/11) saat sang pemilik sepeda, Anindita Budiawan, bersepeda bersama dua rekannya dari Surabaya menuju Tretes, Pandaan, Jawa Timur. Berangkat dari kawasan Kota Surabaya pukul 05.30 WIB, mereka mulai mencapai Tretes pukul 08.00. Anindita lebih dulu tiba di Tretes. Dia lantas meletakkan sepeda, kemudian membeli minuman dan makanan di salah satu toko serba-ada. ’’Sepeda saya letakkan di depan warung yang tutup. Warung itu di depan toko,’’ kata Anindita. Saat keluar dari toko, dia mendapati seorang cyclist sudah berada di sana. Lelaki yang tak dia kenal itu juga baru saja bersepeda. Mereka sempat bertegur sapa. ’’Karena sesama cyclist, saya juga menyapa balik,’’ ucapnya. Tak lama kemudian, dia mendatangi Anindita. Dia mengatakan ingin menjajal sepedanya. Karena tak ada pikiran negatif, warga Kayun tersebut mengiyakan. ’’Saya melihat sepedanya diletakkan di dekat situ juga. Makanya, saya bilang iya saja,’’ kata Anindita yang juga anggota SRBC tersebut. Ternyata, lelaki misterius itu tidak kembali. Hingga dua rekan bersepeda Anindita tiba di Tretes pun, dia belum juga datang. Anindita sempat menyewa ojek untuk mengantarnya menyisir Pasar Tretes hingga jalanan di Hotel Tretes Raya. Tapi, hasilnya nihil. Anindita baru sadar dirinya menjadi korban pencurian. Sebab, harga sepeda yang ditinggalkan pencuri tersebut jauh di bawah sepeda miliknya. Sepeda maling itu berbahan besi. Di frame-nya ditempeli stiker merek sepeda asal Amerika Serikat, Ridley. ’’Tidak mungkin asli. KW aja tidak. Pasti palsu!’’ tutur Anindita. Sementara itu, sepeda Anindita berbahan karbon dari jenis specialized tarmac. Nilai sepeda produksi 2012 itu ditaksir mencapai Rp 45 juta! Anindita sudah merelakan hilangnya sepeda tersebut. Ndilalah, seminggu kemudian, tepatnya Senin lalu (17/11), si maling mengembalikan sepedanya. Sepeda itu dia bawa pukul 11.15 WIB ke sekretariat SRBC. Sepeda tersebut dia kempit dengan tangan dengan membonceng sepeda motor. Sepeda itu sudah dia pereteli antara wheelset dan frame. Begitu tiba, dia merakit kembali sepeda tersebut. Bagus Rustiawan yang berada di toko sempat terbengong-bengong. ’’Ini sepeda siapa, Pak?’’ kata Bagus. ’’Sudah, ini titipan orang. Nanti pasti ada yang ambil,’’ kata si pencuri. ’’Lho, iya, tapi siapa nama yang mau ngambil?’’ kata Bagus lagi. ’’Westalah, pasti ada yang mengambil,’’ elaknya lagi. Bagus juga beberapa kali menanyakan nama ’’si pengantar sepeda’’, tapi dia tak mau menjawab. Saat mengembalikan sepeda tersebut, wajah pencuri tertangkap kamera CCTV yang dipasang di sejumlah penjuru sekretariat. Begitu sepeda berada di sekretariat, Bagus tidak tahu bahwa itu adalah sepeda Anindita yang hilang seminggu yang lalu. Baru setelah Hartono, rekan Anindita di SRBC, datang ke sekretariat, dia mengenali itu adalah sepeda Anindita. Anindita pun mengambil sepeda tersebut kemarin (18/11). Anindita tidak habis pikir. Mengapa sepeda itu dikembalikan sama pencurinya. ’’Padahal, sepeda itu paling gampang dijual. Dipereteli saja pasti tidak ada yang tahu. Lha kok dikembalikan. Sampai sekarang lho saya tidak percaya,’’ katanya. Memang, setelah sepedanya hilang, Anindita dan sejumlah rekan-rekan sesama cyclist aktif mengirim broadcast message ke sejumlah komunitas sepeda. Bahkan, sepeda si pencuri dia foto dan ikut disebar. ’’Mungkin dari sini dia mulai mikir,’’ ujarnya. Kini, Anindita justru bingung. Sebab, sepeda si pencuri ada padanya. Dia kini bingung harus mengembalikan ke mana sepeda tersebut. ’’Lha kalau gini kan malah saya yang bathi (untung, Red). Jangan-jangan nanti sama malingnya dibalik. Saya yang dituduh mencuri sepeda dia. Lak repot malahan,’’ katanya lantas tersenyum. (aga/c17/dos)

Tags :
Kategori :

Terkait