Menebar Semangat Optimisme dan Tak Ada Koalisi Permanen

Jumat 17-10-2014,09:08 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

Dari Pertemuan Forum Pemred JPNN dan Wapres Terpilih HM Jusuf Kalla (2) Revolusi mental menjadi jargon politik pasangan Jokowi-JK saat Pilpres lalu. Jargon tersebut juga menyiratkan menebar semangat optimisme demi menyelesaikan persoalan bangsa di masa datang yang kian pelik. Semangat optimisme menjadi modal penting kemajuan suatu negara. ====================== SUHERDI MARABILLIE, JAKARTA ===================== Di kesempatan pertemuan Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Jawa Pos National Network (JPNN), Wakil Presiden (Wapres) terpilih, HM Jusuf Kalla menyebarkan bibit optimismenya. Menurutnya semangat optimisme perlu dibangun agar selalu membuat sudut pandang positif. Ia pun mengajak media-media di bawah jaringan Jawa Pos Grup untuk ikut berperan membangun semangat optimisme tersebut. Bukan justru menebar pesimisme yang tidak bermanfaat. Sebab, jika media membangun optimisme akan mengubah perilaku pembacanya dan memberikan keyakinan terhadap perubahan yang lebih baik. ”Sekarang ini pengaruh media sangat besar. Apapun yang terjadi pada media itu menjadi cerminan perilaku dan harapan masyarakatnya. Jadi peran media menjadi bagian penting dalam kemajuan bangsa ini,” tegas pria kelahiran Watampone Sulawesi Selatan ini. Dicontohkannya banyak negara yang punya kekayaan alam besar justru tidak maju.\"Faktor pemicunya memang banyak, tapi salah satunya semangat optimisme masyarakatnya yang tidak dimiliki,\" ujarnya menegaskan semangat optimisme salah satu faktor penting kemajuan suatu negara, selain dari pengembangan ilmu pengetahuan yang terus ditingkatkan. JK pun menilai langkah media-media grup Jawa Pos yang sudah meninggalkan pola pemberitaan bad news is the good news, tapi menjadi good news is the best news sudah tepat. Sudah tidak eranya lagi mengedepankan pemberitaan buruk yang justru menimbulkan pesimisme.\"Walau begitu bukan kita tidak suka dikritik. Boleh saja tapi sampaikan dengan cara-cara agar menjadi konstruktif,\" tuturnya. Di bagian lain JK pun menyinggung situasional politik terkini. Menurutnya kehadiran Koalisi Merah Putih yang kini mendominasi parlemen memang membuat banyak kalangan khawatir, terutama akan keberlangsungan pemerintahan Jokowi-JK. Pun demikian, JK justru tidak menganggap itu suatu masalah. Pasalnya, Indonesia menganut sistem presidensial.\"DPR tidak bisa jatuhkan pemerintah. Pemerintah tidak bisa bubarkan DPR. Jadi gejolak politik yang terjadi tidak perlu dikhawatirkan,\" tandas JK. Apalagi JK meyakini jika dalam politik tidak ada koalisi permanen. Yang ada justru kepentingan yang permanen.\"Jadi bisa saja hari ini koalisi A, besok menjadi B. Tidak ada yang permanen,\" terang mantan Ketum Golkar ini. Mengenai jegalan DPR dalam program kerja terutama soal anggaran yang diajukan Jokowi-JK kelak, JK pun menampiknya. Menurutnya pemerintah saat ini lebih berhak mengatur anggaran pembangunan. Jika dulu DPR berhak mengatur postur dan rincian anggaran program kegiatan. \"Namun kini tidak. Sehingga pemerintah lebih kuat. Jadi jika bersama dan bersatu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,\" pungkasnya.(habis)

Tags :
Kategori :

Terkait