Warga Pertanyakan Bantuan BI Rp 2 M

Sabtu 13-09-2014,15:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENTENG, BE - Warga di Desa Sri katon Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah mempertanyakan kejelasan pengelolahan uang bantuan dari Bank Indonesia (BI) kepada desa itu, senilai Rp 2 miliar. Pasalnya, usaha yang dibina oleh BI dan Unib, seperti usaha ternak ayam, lele dan jamur yang didanai oleh dana bantuan yang cukup fantastis itu, kondisinya saat ini sudah tidak berjalan atau mati suri. Sehingga, aliran dana bantuan itu disinyalir diselewengkan oleh pihak oknum pengelola anggaran bantuan tersebut. “Rp 2 miliar itu cukup banyak, namun warga harus mengetahui pengelolaannya,\" ujar sumber BE, di rumahnya kemarin. Menurut sumber yang dapat dipercaya itu, awalnya  usaha - usaha yang didanai oleh anggaran itu dikerjakan oleh kelompok. Hanya saja, ketika baru berjalan sekitar beberapa bulan, usaha itu tutup dengan alasan bangkrut. Kemudian, material bekas usaha kelompok itu diambil secara pribadi dan dijadikan usaha pribadi bagi sebagain warga yang pro dengan kepala desa saat itu. Sehingga, usaha - usaha  yang berkembang dikelolah secara pribadi itu sudah melenceng dari prosedur awal. Selain itu, aset bantuan dijual pihak pengelolah namun hasilnya diduga masuk kantong pribadi oknum pengelolah.  “Kalau menyelewengkan uang bantuan ini, korupsi apa bukan pak,\" tanya sumber itu. Mendapatkan informasi itu, BE langsung melakukan pengumpulan informasi dengan mendatangi langsung usaha - usaha yang didanai oleh BI tersebut. Fakta dilapangannya, lokasi usahanya sudah berubah menjadi warga secara pribadi dan bukan kelompok. Kemudian, untuk usaha ayam, lele dan jamur memang tidak ada lagi karena menjadi milik warga secara pribadi. Dari hasil itu, pula seluruh aset yang didanai oleh bantuan, nominalnya sangat jauh dari nilai bantuan yang diberikan. “Wah, kalau usaha bantuan dari BI itu, seumur bayam. Kemudian, berubah menjadi usaha pribadi,\" ujar penjual jamur tiram, Rosmini. Kades Sri Katon, Sarjoni kerika dikonfirmasi menjelaskan, jika dirinya tidak mengetahui secara persis tentang pengelolaan uang bantuan dari Bank BI senilai Rp 2 miliar itu. Sebab, kucuran dan pengelolaan bantuan itu dilakukan oleh kades yang sebelum dirinya. Hanya saja, dirinya mengetahui jika adanya bantuan dari BI tersebut. \" Itu, bukan pada masa kepemimpinan saya,\" cetusnya. Dikatakan Sarjoni,  jika zaman dirinya yang mengelola bantuan itu, kemungkinan warga Desa Sri Katon ini sudah kaya raya. Tetapi, kenyataannya saat ini masih warga di desa ini yang miskin dan memiliki rumah yang tidak layak huni. Dirinya akan berencana kembali menghidupkan usaha - usaha bekas bantuan tersebut. Itupun dirinya akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan warga. “Tampaknya saja, desa kami ini kaya, tetapi masih banyak yang miskin,\" terangnya. Terpisah, mantan Kades Sri Katon, Surahman, menjelaskan, usaha yang berasal dari dana bantuan itu tidak berkembang, khususnya untuk ternak ayam dikarenakan dengan harga pakan ternak yang cukup mahal. Untuk satu ekor ayam saja, biaya makannya mencapai senilai Rp 73 ribu/ekor. Sehingga pengelola tidak kuat dan melorot. Hanya saja, untuk ayam sampai saat ini masih ada walaupun hanya tinggal 200 ekor lagi. “Itu persoalan harga pakan yang mahal,\" elaknya. Ia menambahkan, bantuan itu juga ada yang dialihkan ke ternak yang lain. Seperti berternak kelinci, bebek dan lainnya. Sebab untuk mendapatkan prospek usaha yang lebih baik. Namun, ia enggan menjelaskan terkait pengelolaan keuangan bantuan tersebut. “Kalau soal itu, saya no coment dulu,\" tutupnya. (111)

Tags :
Kategori :

Terkait