Israel Makin Biadab! 2 Masjid pun Dirudal

Senin 14-07-2014,10:37 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

  GAZA, BE – Militer Israel menggempur dua masjid di Jalur Gaza lewat serangan udara. Itu menandai akhir hari kelima invasi Israel ke bumi Palestina tadi malam. Petinggi militer Israel berdalih Hamas menyembunyikan roket di tempat ibadah tersebut. Itu tentu saja dibantah keras oleh Hamas. Kelompok pejuang Palestina tersebut menyatakan, Israel menyerang dua masjid dan mengutuk tindakan biadab tersebut. ”Pengeboman terhadap dua masjid di Gaza pada malam hari menunjukkan betapa barbarnya musuh kami,” kata Juru Bicara Hamas Husam Badran di Doha, Qatar, sebagaimana dilansir kantor berita Associated Press tadi malam. Menurut Husam, tindakan tersebut memberi mereka hak untuk memperluas balasan terhadap tentara pendudukan Israel. Pihak militer Israel mengatakan, roket yang disembunyikan di masjid serupa dengan hampir 700 roket yang telah ditembakkan Hamas kepada Israel dalam lima hari terakhir. Terkait masjid yang kedua, Israel sedang melakukan investigasi. Militer Israel telah merilis sebuah foto udara masjid yang diserang, tepat di samping tempat ibadah lain dan rumah warga sipil. Pihak militer Israel juga mengatakan, Hamas, Jihad Islam, dan kelompok militan Gaza lainnya menyalahgunakan tempat ibadah untuk menyembunyikan senjata dan membangun terowongan bawah tanah. ”Hamas secara sistematis mengeksploitasi dan menempatkan orang Palestina di Gaza dalam bahaya. Mereka juga menempatkan posisi di daerah sipil dan masjid,” klaim Juru Bicara Militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner. Karena semakin gentingnya situasi di Gaza, Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi mengimbau semua relawan dari Indonesia untuk sementara mengurungkan niat ke Jalur Gaza lantaran kondisi keamanan dan sulitnya izin masuk ke wilayah bergolak itu. ”Para relawan Indonesia hendaknya tidak berkunjung ke Gaza dalam kondisi saat ini,” kata Dubes Nurfaizi di Kairo Jumat (11/7) waktu setempat atau kemarin siang WIB. Menurut Dubes, dalam kondisi saat ini, pintu perbatasan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza ditutup Badan Sandi Negara Mesir (General Intelligence Service/GIS) dan tidak ada warga yang diizinkan masuk ke Gaza. Untuk masuk Gaza, kata Nurfaizi, mereka harus memperoleh izin khusus dari Kementerian Luar Negeri Mesir dan surat izin tersebut melalui proses yang cukup lama, yakni memakan waktu lebih dari sebulan. Pemerintah Mesir mengizinkan keluar dari Gaza hanya bagi korban luka-luka gara-gara serangan penjajah Zionis Israel untuk menjalani pengobatan di berbagai rumah sakit di Mesir. ”Pemerintah Mesir juga mengawasi arus masuk ke arah Gaza seiring dengan diberlakukannya pemeriksaan ketat oleh militer Israel di sekitar sepuluh titik,” papar Dubes. Karena itu, kata dia, bantuan yang akan diberikan sebaiknya disalurkan melalui Bulan Sabit Mesir atau Dubes Palestina di Jakarta. Saat ini ada 21 WNI di Gaza. Sebanyak 19 WNI di antaranya adalah para relawan MER-C yang sedang membangun rumah sakit di Kota Gaza. ”Semua WNI tersebut saat ini dalam kondisi aman,” ujar Dubes. Tinggalkan Rumah Ribuan penduduk Gaza meninggalkan rumah kemarin setelah Israel mengultimatum warga di wilayah utara untuk segera mengungsi. Tentara Zionis Israel tidak menjamin keselamatan penduduk Gaza yang masih tinggal di basis kekuatan pejuang Hamas, Palestina. Tentu saja ribuan penduduk Gaza itu juga tak akan bisa mengungsi terlalu jauh dari rumahnya. Sebab, jalur Gaza memang tak ubahnya seperti penjara tertutup bagi lebih dari 400 ribu penduduk. Kementerian Dalam Negeri Gaza, dalam pernyataan di radio milik Hamas, menolak peringatan Israel. Pihak Hamas menganggap ancaman Zionis yang dikirimkan melalui selebaran tersebut merupakan perang psikologis. Otoritas di Gaza meminta para penduduk kembali ke rumah masing-masing. Pihak Israel menyatakan telah melancarkan 1.320 serangan ke basis Hamas yang meliputi rumah, gudang, terowongan penyelundupan logistik, dan tempat peluncuran roket. Namun, warga Gaza menyebutkan, serangan Israel telah menewaskan banyak korban sipil karena salah sasaran dan menghancurkan rumah-rumah penduduk. Ashraf Al Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, menyebutkan bahwa serangan di Jabaliya telah menghantam sebuah rumah dan membunuh seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. \"Jumlah korban meninggal meningkat menjadi 165 orang,\" katanya. Korban meninggal itu termasuk 135 warga sipil. Sekitar 30 di antara mereka merupakan anak-anak. Otoritas di Gaza juga mencatat, korban luka sedikitnya mencapai 1.000 orang. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang Gaza sejak Selasa menjelang fajar. Lewat operasi bersandi Protective Edge, militer Zionis berdalih serangan itu merupakan upaya menghentikan serangan roket yang ditembakkan pejuang Hamas di Gaza. Dalam enam hari serangan, setidaknya 165 orang telah meninggal di Gaza. Meskipun Hamas juga melancarkan serangan balasan, tak ada satu pun korban jiwa di pihak Israel. IDF menyatakan, serangan darat ke Gaza tetap menjadi pilihan. Mereka telah menyiapkan 30.000 tentara cadangan untuk bersiaga apabila serangan udara yang membombardir wilayah Gaza dinilai kurang efektif. \"Kami akan memobilisasinya selekas mungkin,\" kata Juru Bicara IDF Peter Lerner. Parlemen Israel telah menyetujui pengerahan sedikitnya 40.000 tentara untuk menyerang Gaza. (jpnn)  

Tags :
Kategori :

Terkait