BPOM Kampanye Bahan Berbahaya

Kamis 08-05-2014,11:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Pasar Minggu bertingkat, Rabu pagi (7/5) mendadak ramai dan menjadi perhatian para komunitas pasar.   Keramaian itu tak lain, banyaknya para petugas yang terdiri dari petugas pasar, Dinas Kesehatan dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu yang terlibat dalam  kampanye bahan berbahaya. Tampak satu unit mobil terparkir di depan UPTD, dengan  disertai pamflet serta  pemutaran jingle bahan berbahaya menyemarakkan suasana pasar.  Kampanye bahan berbahaya itu, dibuka oleh Kepala BPOM Bengkulu Drs Zulkifli Apt.  Kampanye itu diawali dengan pemberikan penyuluhan terhadap komunitas pasar yang dilakukan oleh Kepala Seksi  Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen  (Kasie Serlik) Sasra Apt,. Tujuan dilakukanya kampanye ini untuk meningkatkan pemahaman tentang bahan berbahaya, diharapkan  para komunitas pasar dapat menghindari dari penyalahgunaan bahan berhaya dalam pangan. Setelah melakukan penyuluhan dilanjutkan dengan pembagian  brosur dan leaflet  pada pedagang dan juga pembeli. Kampanye juga dilanjutkan dengan  pengambilan dua belas sampling bahan makanan yang kerap dicampur bahan berbahaya, seperti ayam, ikan, cabe giling, mie, bakso dan banyak lagi. Sampling itu kemudian di uji dengan menggunakan kit rapit tes  pada mobil  Lab   BPOM, yang dilakukan dihadapan pedagang dan pengunjung pasar, dan hasilnya keseluruhanya negatif. Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Bengkulu, Drs Zulkifli Apt  dalam arahanya menuturkan, kampanye bahan berbahaya ini sebelumnya pernah dilakukan di Pasar Panorama Kota Bengkulu, dan saat ini dipusatkan di Pasar Minggu bertingkat. Dilakukanya kegiatan ini untuk memberikan arahan kepada seluruh komunitas pasar tentang pengujian bahan berbahaya, mengambil sampling  dan sekaligus berdialog dengan pedagang. Kenapa kegiatan ini dilakukan di pasar, karena dari hasil pemerikasan pangan jajan anak sekolah (PJAS), kerap ditambah bahan berbahaya jenis, rodhamin, metanil yellow,  boraks,  formalin, bahan ini berbahaya bagi kesehatan dan kesemuanya ini dijual di pasar.  Untuk itu, kita ingin melihat  bahan makanan yang  mereka jual sudah aman dari bahan berbahaya atau belum, diharapkan peran  dan kesadaran pedagang dipasar untuk  tidak menjual  bahan berbahaya yang dilarang dalam pangan. \"Kami minta kerjasamanya dengan pedagang untuk tidak menjual bleng, rodhamin karena bahan berbahaya ini fatal bagi kesehatan,\"  tegasnya. Dinas Kesehatan yang saat itu dihadiri Kadinkes,  drg Edriwan Mansyur sangat mengapresiasikan  kegiatan BPOM turun ke pasar-pasar, ia berharap seluruh pasar di kota Bengkulu terbebas dari bahan berbahaya. \" Bahan berbahaya ini memang tidak langsung menganggu kesehatan,  namun dengan jangka waktu lima hingga sepuluh tahun bisa merusak organ tubuh, saat ini saja sudah banyak generasi muda yang sudah melakukan cuci darah,\" katanya. Kepala Tata Usaha UPTD Pasar Minggu Bertingkat, Helmina pun sangat mendukung kampanye bahan berbahaya ini \" Kalau makanan kita sehat, generasi kita juga sehat,\" katanya. Kampanye bahan berbahaya inipun mendapat respon komunitas pasar seperti hal itu terlihat  rasa ingin tahu sejumlah komunitas pasar terlihat  mendekati arah suara, komunitas pasar dilokasi itu berharap petugas ini mampu memberikan angin segar pada para pedagang baik untuk kesehatan, kemajuan pasar minggu Bertingkat yang bisa mendongkrak kesejahteraan para pedagang disana. Salah seorang pedagang sayuran, Mina ia sangat setuju, terlebih bahan berbahaya seperti boraks, formalin sudah banyak dikenakan.  \"Bagus itu,  kita mau tahu juga apa ciri-cirinya,\" katanya. Penyuluhan seperti ini perlu  untuk mengetahui bahan berbahaya yang digunakan, terlebih bahan berbahaya itu menjadi ancaman kesehatan akan nyawa manusia secara pelan-pelan. Hal yang sama diungkapkan penjaga toko Ida.  \"Bagaimana ciri-ciri pada ikan, ayam dan makanan lainya yang menggunakan bahan berbahaya itu?\" tanyanya.  Karena ia kerap membeli ikan ataupun udang, namun lebih dari setengah hari lauk itu  tidak berbau, karena curiga tak jarang ia membuang lauk itu. \'\'Dengan adanya sosialisasi ini saya sangat berterima kasih sekali,\'\' tukasnya. (247) 

Tags :
Kategori :

Terkait