BENGKULU, BE - Sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Komunitas Peduli Lingkungan Bengkulu, menggelar aksi damai di Simpang Lima Kota Bengkulu. Dalam aksinya, mereka menolak kedatangan investor asing ke Indonesia terutama investor pertambangan. Hal tersebut lantaran investor asing tersebut hanya untuk memperkaya negara asalnya saja, bukan Indonesia. Selain itu kegiatan pertambangan yang mereka lakukan dinilai merusak lingkungan hidup.
Aksi yang diikuti oleh puluhan massa dari berbagai elemen mulai dari pelajar, mahasiswa hingga aktivis lingkungan tersebut dimulai sekitar pukul 14.30, Kamis (24/4) dengan mengambil start dari Masjid Jamik Kota Bengkulu menuju Simpang Lima. Dalam aksi tersebut, para aktivis pencinta lingkungan membawa replika bola dunia serta berbagai spanduk yang bertuliskan seruan untuk mencintai bumi seperti stop kediktatoran investasi tambang di ruang hidup warga, selamatkan bumi dari kerusakan, cintailah bumi seperti mencintai diri sendiri, save the earth, dan save of our life.
Dalam orasinya, koordinator aksi, Feri Van Dalis mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk mencintai bumi dan ia berharap agar bumi Indonesia dijauhkan dari campur tangan asing dalam pengelolaan potensi yang di miliki Indonesia.
\"Dampak dari campur tangan asing, bangsa kita tidak bisa menikmati kekayaan negeri sendiri. Yang makmur adalah Amerika yang menguasai tambang di Indonesia, sepakat kawan-kawan,\" teriak Feri yang langsung disamput kata sepakat oleh puluhan peserta aksi lainnya.
\"Dalam kesempatan tersebut mereka mendesak Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Bengkulu unutk menjalankan UU Minerba dan UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Salah satunya dengan cara melakukan penertiban perusahaan-perusahaan batu bara dan perkebunan yang ada di Bengkulu saat ini. Karena menurut mereka, perusahaan maupun perkebunan yang ada tersebut telah banyak membuat pencemaran lingkungan baik di daerah aliran sungai maupun keseimbangan ekonomi masyarakat Bengkulu yang tidak seimbang dengan investor yang masuk ke Bengkulu.
\'\'Masyarakat harus diselamatkan dari kejamnya para pemodal yang tidak memikirkan masyarakat Bengkulu,\" terang Feri.
Setelah sekitar setengah jam menggelar aksi di bawah teriknya matahari, kemudian puluhan aktivis lingkungan tersebut bergerak menuju pantai Jakat dan Pondok Besi Kota Bengkulu. Di lokasi tersebut mereka menanam ratusan bibit mangrove dan membersihkan pantai dari sampah terutama sampah plastik yang berserakan di pantai.
\"Aksi penanaman mangrove dan bersih-bersih pantai ini merupakan aksi nyata yang kami berikan, karena kami menilai pemerintah tidak pernah peduli terhadap lingkungan salah satunya yaitu tidak pernah melakukan penanaman mangrove sehingga kita sendiri yang akan menanamnya,\" jelas Feri. (251)