BENGKULU, BE - Polres Bengkulu mengepung 4 perampok Toko Emas Asia dengan penjagaan ketat perbatasan. Polantas bekerja sama dengan polsek-polsek setempat masih melakukan razia dan penjagaan agar pelaku tidak bisa kabur dari Kota Bengkulu. \"Kita sudah berkoordinasi dengan polsek-polsek yang ada serta beberapa Polres, seperti Kepahiang, Seluma, Bengkulu Utara, Lintang dan lainnya untuk melakukan pengamanan,\" kata Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Promono SH MH, kemarin
Barang bukti perampokan Toko Emas Asia berupa enam selongsong, satu peluru aktif dari pistol jenis FN milik perampok dan rekaman CCTV memang sudah diamankan. Pun begitu, Polres Bengkulu belum bisa menyimpulkan 4 pelaku yang telah beraksi mengangkut perhiasan emas bernilai miliaran rupiah, Kamis (17/4) lalu. Terlihat kepolisian sangat hati-hati dalam mengungkap kasus tersebut. \"Saat ini, kita masih dalam tahap penyelidikan,\" jelasnya.
Ditambahkan Kapolres, polisi sudah melakukan penyelidikan terhadap beberapa saksi. Ada lima saksi yang sudah diperiksa, termasuk pemilik toko, dan orang-orang yang ada di sekitar toko saat kejadian. Petugas juga masih disiagakan untuk patroli. Meskipun, kepolisian masih disibukkan dengan beberapa agenda, seperti upacara, pengamanan pemilu di tingkat PPK dan pengamanan Ujian Nasional. \"Saat ini, kita kembali mensiagakan petugas yang ada,\" tambahnya.
Ditanya terkait keterlibatan teroris dalam aksi perampokan tersebut, Kapolres belum berani menyimpulkan sejauh itu. Alasannya, pelaku belum tertangkap sehingga belum bisa diinterogasi lebih dalam mengenai identitas, tujuan dan latar belakang perampok nekat tersebut. \"Semua bukti dan petunjuk masih kita kumpulkan dan pelajari. Sementara ini adalah pidana umum, perampokan biasa,\" pungkasnya.
Sementara itu pengelola Toko Emas Asia, Ridho Taswir, mengatakan, jumlah emas yang disikat kawanan perampok pada Kamis (17/4) tidak hanya 12 kilogram. Dari perhitungan yang dilakukan internal keluarganya, jumlah emas yang berhasil digasak kawanan perampok tersebut adalah sebanyak 20 kilogram lebih. \"Nominalnya bisa mencapai puluhan miliar rupiah,\" kata Ridho saat dijumpai di kediamannya, kemarin.
Ridho menegaskan, seluruh emas yang raib tidak diasuransikan. Pasalnya, tidak ada perusahan asuransi yang mau menerima emas dalam jenis barang yang diasuransikan. \"Namun kalau toko kami asuransikan. Bisa ditebus saat kebakaran. Kalau emas-emas tidak diasuransikan,\" ujarnya.
Ridho menambahkan, pengalaman pahit ini akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk meningkatkan kewaspadaan kembali. Ia masih berasa bersyukur bahwa perampokan kejam ini tidak memakan korban jiwa. \"Saya kebetulan lagi di Pare, Kediri. Kursus bahasa Inggris. Rencana dalam waktu dekat kami akan buka seperti biasa lagi dengan kewaspadaan yang lebih,\" sampainya.
Meski masih menyimpan rasa traumatis, namun Ridho tetap optimis bahwa usahanya akan kembali bangkit. Saat ini, Ridho berharap kepolisian dapat segera menangkap pelaku dan memberikan hukuman yang berat agar tidak menjadi preseden buruk di tengah-tengah masyarakat.
\"Identitas pelaku sudah jelas. Darah pelaku ada yang tertinggal di salah satu kaca yang dipecahkan. Ini bisa terlihat dalam rekaman CCTV. Dalam rekaman ada terlihat salah satu pelaku menarik tangannya dengan cepat dari etalase karena berdarah. Saya sudah periksa sendiri memang darahnya itu saat ini masih berbekas,\" bebernya.(609/009)