BENGKULU, BE - Kabut asap kiriman Provinsi Riau masih menyelimuti Provinsi Bengkulu. Akibatnya, penerbangan masih mengalami gangguan. Apalagi pada pagi hari jarak pandang hanya 1,5 kilometer. Padahal, di hari normal, jarak pandang 7-8 Kilometer. \"Sejak beberapa hari lalu, kabut asap masih cukup mengganggu penerbangan kita. Beberapa penerbangan di pagi hari juga delayed akibat jarak pandang yang begitu dekat. Tadi saja, maskapai Garuda menunda keberangkatan akibat adanya pengaruh kabut ini,\" ujar Rosida SKom, salah seorang prakirawan Stasiun Meteorologi Klas III Fatmawati Soekarno (BMKG), kepada BE, kemarin. Rosida mengatakatan asap hasil pembakaran hutan tersebut sampai ke Bengkulu dibawa oleh angin lapisan dibawah 3.000 kts. Selain itu, adanya sirkulasi angin yang mengarah ke Bengkulu, yakni angin bertiup dari Timur Laut menuju Barat Daya. \"Kalau kita analisa, posisi Bengkulu berada di Barat Daya dari Provinsi Riau. Sirkulasi angin inilah yang berperan menghantarkan asap tersebut,\" jelasnya. Namun, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan kabut asap masih menyelimuti Bengkulu. Rosida menerangkan, radar yang dimiliki oleh BMKG hanya mampu mendeteksi partikel basah, dan tidak mampu mendeteksi partikel kering. \"Kabut asap dikategorikan sebagai partikel basah. Selain itu, kabut asap ini, berada di dataran rendah. Radar hanya menangkap kabut yang diatas 3.000 kts,\" tutupnya. Bandara Tutup Sementara itu setelah sempat mengalami buka tutup, bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru memilih untuk menghentikan seluruh aktivitas penerbangan hingga kondisi cuaca akibat kabut asap, mulai membaik dan layak terbang. \"Dengan sangat terpaksa, seluruh penerbangan dari dan menuju SSK II Pekanbaru sementara dihentikan dulu. Sampai batas tanggal 15 Maret dan ada kemungkinan diperpanjang bila kondisi cuaca akibat asap belum terlihat membaik,\" ujar Ketua AOC (Airlines Operator Committer) Pekanbaru, Ahmad Nixon pada media, Kamis (13/3). Terdapat 16 maskapai yang terpaksa tidak dapat beroperasi di bandara SSK II Pekanbaru. Sembilan diantaranya adalah penerbangan reguler, diantaranya yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, Firefly, Air Asia, Tiger Air Mandala, Citilink, Silk air, dan Sky Aviation. Sisanya adalah pesawat carter milik perusahaan atau pihak swasta lainnya yang beroperasi di Riau. \"Keputusan ini kita ambil demi keselamatan. Jadi mulai hari ini sampai tanggal 15 Maret, seluruh maskapai tidak akan menjual tiket dari atau menuju Pekanbaru. Kami mohon maaf atas keputusan ini. Sedangkan yang sudah terlanjur beli tiket, akan dijadwal ulang,\" kata Ahmad. Sebelumnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan keprihatinan dengan masalah asap yang terjadi di Riau, khususnya di kota Pekanbaru. Akibatnya puluhan aktifitas penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terhenti. \"Hari ini (kemarin) penerbangan juga belum normal lagi dan kami selalu memantau perkembangannya,\" ujar Mangindaan di Jakarta. Atas kejadian itu, pihaknya juga sudah memberikan peringatan pada maskapai baik di dalam ataupun di luar negeri terkait ketebalan asap yang menganggu jarak pandang penerbangan. \"Kami sudah memberikan peringatan untuk penerbangan baik di dalam maupun di luar negeri tentang kondisi ini. Kondisi ini memang sangat memprihatinkan,\" tutupnya.(cw5/jpnn)
Kabut Asap Tak Bisa Diprediksi
Jumat 14-03-2014,10:30 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :