CURUP, BE - Perasaan tidak sabar dan berdebar-debar tengah menyelimuti hati Sukarno (61) dan saudaranya Mastam (79), dua lansia tuna netra yang selama ini tinggal di rumah gubuk berdinding papan belantai tanah di Rt 2 Rw 01 Kelurahan Timbul Rejo Kecamatan Curup Kota.
Sejak tiga minggu lalu, rumah kedua saudara kandung yang buta sejak kecil itu menjadi sasaran bedah rumah lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Kabupaten Rejang Lebong, yang dilaksanakan BKM Tunas Baru.
Pantauan wartawan, sekitar pukul 10.00 WIB, Jum\'at (7/3), beberapa tukang masih sibuk memberikan warna pada dinding dan pintu bangunan rumah permanen berukuran 4 x 6 yang akan menjadi hunian baru yang layak bagi Sukarno dan Mastam. \"Tinggal finishing mas, InsyaAllah seminggu lagi sudah bisa ditempati,\" ungkap salah seorang tukang kepada wartawan.
Kepada wartawan, Mastam mengungkapkan kegembiraannya atas bantuan bedah rumah yang diterimanya tersebut. Wajar saja, sejak tinggal di Kota Curup, dua saudara asal Kebumen Jawa Tengah itu sudah tidak bisa melihat dunia sama sekali.
Mastam mengaku memiliki 3 saudara kandung diantaranya Maklusun (alm), Mastam dan Sukarno. Ketiganya dibawa oleh kedua orang tuanya Dula Pandi (alm) dan Zainab (almarhumah) merantau hingga ke Kota Curup. \"Entah saat itu Curup seperti apa, yang jelas masih banyak hujan saat keluarga kami menetap pertama kali di Kota Curup ini,\" ungkapnya.
Namun ketiga saudara Maklusun, Mastam dan Sukarno semuanya menderita kebutaan permanen yang sulit lagi untuk disembuhkan. \"Dulu ceritanya kami sakit panas, tidak ada pengobataan saat itu yang bisa dilakukan sehingga kami bersaudara mengalami kebutaan permanen hingga sekarangm,\" sambung Mastam.
Hidup hingga berumur lanjut, Mastam dan Sukarno hanya mengandalkan kehidupan sehari-harinya dari pemberian para tetangga dan sanak saudara yang iba terhadap kehidupannya. Kebutaan membuat kedua saudara itu sama sekali tidak bisa mencari nafkah secara total, bahkan tinggal di rumah yang tidak layak huni.
\"Dulu pernah punya peliharaan kambing, tetapi tidak bertahan lama, dijual untuk kebutuhan hidup sehari-hari kami. Kami sangat berterima kasih kepada tetangga yang masih memberikan rejezi mereka kepada kami,\" ungkap Mastam. (999)