SAM, BE - Sejumlah desa di Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM), Seluma yang akhir-akhir ini kerap dilanda banjir, ternyata memang sudah terjadi sejak dahulu kala. Sekurangnya 8 desa yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Sungai Maras tiap musim hujan menjadi musim banjir. Kondisi tersebut membutuhkan perhatian yang lebih dari Pemkab Seluma untuk diberikan solusinya.
”Kalau dulu, waktu hutan-hutan masih lebat di sepanjang Sungai Maras ini rutin banjir, hampir setiap 5 tahun sekali. Tapi kalau sekarang, banjir sudah tiap tahun. Masalahnya, lokasi pemukiman memang gampang terendam banjir ditambah lagi kini hutan sudah habis jadi kebun sawit,” kata Kepala Desa Gunung Kembang SAM, Dauhirin Paris.
Desa-desa yang sudah langganan banjir tersebut, yakni Talang Alai, Talang Kemang, Jambat Akar, Maras Tengah, Gunung Kembang, Maras Bantan dan Gunung Bantan. Selain itu ditambah 1 desa di Kecamatan Semidang Alas (SA), yakni Desa Maras Jauh. Penyebab utama banjir yang akan dapat ditanggulangi dengan cepat, jika pemerintah berkomitemen membantu masyarakat, yakni dengan meluncurkan kegiatan pelebaran aliran sungai. Sedangkan konsep bagi warga sekitar, untuk menanggulangi banjir dalam jangka panjang dengan diikuti melakukan penanaman kembali ribuan hektar lahan yang kini sudah tak lagi menjadi hutan.
”Badan sungai ini kecil nian, rata-rata hanya sekitar 10 meter sampai 15 meter. Kalau misalkan saja sebagain sungai dilebarkan 2 kali lipatnya dan sebagian lagi dilakukan pemindahan alur, masyarakat yakin banjir sudah akan teratasi,” kata Dauhirin Paris.
Hal serupa diungkap Kepala Desa Talang Kemang, Indra. Menurutnya, selama ini perhatian pemerintah terkait persoalan banjir yang kerap dihadapi warganya, yang terlihat nyata hanya pemberian bantuan panik berupa sembako. Menurutnya, bantuan sembako itu tidak akan memberikan solusi penanggulangan langgaran banjir sejak zaman nenek moyang itu. (444)