BENGKULU, BE - Membuat skripsi mungkin menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi. Betapa tidak, untuk membuatnya semua kemampuan harus dikerahkan. Mulai kemampuan finansial, pemikiran, networking, dan ketekunan. Hal itu untuk menghasilkan karya ilmiah yang tentunya menjadi syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun, ironisnya, setelah skripsi tersebut selesai, para mahasiswa tak tahu lagi guna skripsi tersebut. Skripsi hanya menjai pajangan saja, seharusnya skripsi bukan sekedar pajangan harus dimanfaatkan.
\"Untuk apa membuat skripsi capek-capek, kalau toh akhirnya tidak dimanfaatkan,\" ujar Ronal Muhammad.
Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Unib ini menyampaikan, seharusnya Pemerintah mengambil hasil riset para mahasiswa melalui skripsi tersebut. Karena, dikatakannya, skripsi bukan hanya pajangan setelah wisuda dan memperoleh gelar, namun hasil riset skripsi sangat bisa untuk dimanfaatkan.
\"Seharusnya pemerintah atau pengambil kebijakan bisa memanfaatkan skripsi mahasiswa secara maksimal,\" ujarnya.
Dia menuturkan, banyak penelitian di perguruan tinggi yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Begitu banyak pula skripsi yang mampu menjadi dasar penelitian selanjutnya. Oleh karenanya, membuat skripsi bukanlah hanya sebagai syarat untuk wisuda saja. \"Menulis skripsi merupakan ajang untuk membuktikan diri bahwa mahasiswa adalah bagian civitas akademika yang mampu berbakti pada bangsa melalui ilmu yang ia peroleh dan penelitian yang dihasilkan,\" pungkasnya. (cw5)