Sering Dirampok, Guru Ancam Mogok Mengajar

Senin 10-02-2014,11:07 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

CURUP, BE - Para guru akhirnya mengambil sikap tegas atas aksi perampokan yang kerap menimpa para guru saat melintas jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Sekitar 2 ribu guru yang tergabung dalam PGRI Rejang Lebong (RL), Selasa 11 Februari 2014 berencana menduduki gedung DPRD RL untuk menyampaikan aspirasi terkait maraknya perampokan yang kerap dialami guru yang bertugas di wilayah Calon Kabupaten Lembak. Selain itu, sejumlah guru berencana untuk mogok mengajar di wilayah Lembak. \"Kita sudah sampaikan izin untuk aksi ini ke Mapolres RL,\" ungkap Ketua PGRI RL Drs, Noprianto MM. Ditegaskan Nopri, sepanjang tahun 2013 bahkan hingga awal 2014 sudah 30 orang guru yang mengajar di Lembak yang menjadi korban kriminalitas berupa perampokan. Bukan hanya menjadi korban langsung, namun para guru juga kerap kali melihat aksi kejahatan terjadi di sepanjang jalan saat mereka akan melaksanakan tugas ataupun saat mereka melintas di jalan rawan kejahatan tersebut. Kondisi ini kemudian, lanjut Nopri, telah membuat para guru trauma dan selalu was-was ketika akan berangkat ataupun pulang dari mengajar di wilayah Lembak. \"Secara kelembagaan, PGRI prihatin dengan ketidak nyamanan guru karena selalu dibayangi aksi perampokan di jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Guru merasa trauma dan was-was, harusnya dalam melaksanakan tugas karena tidak ada jaminan keamanan,\" terang Nopri. Lembaga DPRD, sambung Nopri, merupakan lembaga wakil rakyat sehingga sangat wajar kalau guru pun menyampaikan aspirasi ke gedung wakil rakyat akan nasib mereka. Selain itu PGRI secara organisasi minta agar forum koordinasi pimpinan daerah serta dinas terkait lainnya dapat hadir pula ke gedung dewan saat dilakukan dialog nanti. Demo yang dilakukan para guru tersebut, dipastikan akan mengganggu proses belajar mengajar di sekolah karena para guru akan libur untuk aksi yang mereka lakukan. \"Mau bagaimana lagi, kita terus terang prihatin dengan kondisi ini, namun guru juga dalam mengajar membutuhkan rasa aman, karena aksi ini otomatis belajar siswa diliburkan,\" akhirnya. Seperti diberitakan sebelumnya, aksi perampokan yang dialami Kepala SDN 6 Padang Ulak Tanding (PUT) Suparyono (55), benar-benar membuat para guru murka. Suparyono setidaknya harus kehilangan motor Honda Revo miliknya di sawangan Desa Trans Taktoi Kecamatan PUT, Selasa siang (4/2) sekitar pukul 12.30 WIB karena aksi perampokan. Dua orang pelaku dengan paksa merampas motor korban, dengan cara kejam memukul korban menggunakan benda tumpul hingga Suparyono mengalami sejumlah luka bahkan patah tulang di bagian badannya. Perampokan yang dialami guru saat bertugas tersebut menyebar dengan cepat, bahkan ratusan guru yang bertugas di Lembak kembali mengancam melakukan aksi mogok mengajar di wilayah tersebut karena tidak ada jaminan keamanan. Sementara itu Ketua Presidium Lembak Ishak Zaidin di temui Bengkulu Ekpress mengatakan, bahwa aksi kriminalitas tersebut yang seharusnya tidak boleh terjadi apalagi korbanya adalah kepala sekolah yang mengajar di daerah Lembak atau guru pendidik untuk anak-anak di sekolah tingkat dasar hingga sekolah tingkat menengah di wilayah tersebut. “Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan datangnya dari berbagai  derah di Indonesia untuk mendidik kita agar menjadi pintar, terkadang mereka harus meninggalkan keluarga untuk mengajar hingga ke pelosok desa yang terpencil,” kata Ishak. Menanggapi guru yang akan berdemo dan akan mogok mengajar di derah Lembak, kata Ishak, sah sah saja untuk berdemo tapi kalau untuk mogok mengajar di daerah khususnya Lembak itu jangan sampai terjadi, karena selain tenaga pendidik ini sangat kurang, kalau guru mogok mengajar maka kasihan dengan anak didik mereka yang tidak tahu menahu masalah itu. “Jadi baiknya bisa cari solusi yang terbaiknya agar tidak menambah masalah lagi tegas, \" demikian Ishak.(999/cw1)

Tags :
Kategori :

Terkait