SBY Dianugrahi Sahabat Pers

Sabtu 08-02-2014,11:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

 

BENGKULU, BE - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan ibu negara Ani Yudhoyono dijadwalkan pagi ini tiba di Bengkulu dengan pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia. Direncanakan Presiden yang akan menghadiri acara Hari Pers Nasional (HPN) tersebut akan menginap 2 hari di Gedung Daerah Bengkulu. Kedatangan RI 1 itu akan disambut di Bandara Fatmawati Bengkulu dengan tarian sekapur sirih. Ini terlihat dari proses geladi penyambutan presiden di bandara, kemarin (7/2). Gubernur Bengkulu, Wagub Bengkulu, Pangdam II Sriwijaya dan unsur Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD) Provinsi Bengkulu akan menyambut langsung presiden nantinya. \"Presiden disambut dengan tari sekapur sirih dan pengalungan bunga. Dijadwalkan presiden akan tiba sekitar pukul 10.00 WIB,\" kata Kepala Bidang (Kabid) Publikasi dan Pemberitaan Dishubkominfo Provinsi Bengkulu, Drs Putut Eko Pramono. Usai tiba di bandara, presiden dan rombongan akan menuju Gedung Daerah. Kemudian hari pertama di Bengkulu, presiden akan meninjau Pelabuhan Pulau Baai dan RSUD M Yunus untuk mengecek implementasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sementara itu saat menghadiri puncak acara Hari Pers Nasional (HPN) di Benteng Marlborough Bengkulu, Minggu (9/2), presiden akan dianugrahi penghargaan Sahabat Pers oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). SBY dinilai telah mendukung perkembangan serta kemajuan dunia pers Indonesia. Rencananya penghargaan tersebut akan diserahkan langsung Ketua Dewan Pers, Bagir Manan. Presiden SBY juga menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja pers Indonesia yang kian matang, presiden berterima kasih kepada pers yang selama ini telah membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, dan terselenggaranya kehidupan bernegara yang relatif lebih sehat. Bagi Presiden SBY, kritik yang konstruktif sangat diperlukan dalam pembangunan suatu bangsa. Dengan kritik yang konstruktif dan masukan positif dari media seorang Presiden dapat terus mengupayakan perbaikan demi kehidupan Indonesia yang lebih baik, upaya pembangunan yang lebih lancar, untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. “Saya dukung penuh kebebasan pers yang bertanggungjawab dan bebas dari kampanye hitam. Media harus memberikan informasi yang jujur dan obyektif, bagaimanapun masyarakat berhak mendapat informasi yang benar dan obyektif,” ucap Presiden SBY saat menerima pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat beberapa waktu lalu.

Momentum Berbenah Momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini harus dijadikan momentum bagi insan pers di seluruh tanah ini untuk berbenah diri, khususnya terkait mengenai pemberitaan. Sejauh ini banyak pers tidak sehat dalam pemberitaan, seperti suka mengada-ada, bukan fakta, menciptakan isu, serta tak jarang pula bermuatan politis yang memiliki tujuan tertentu. Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi, Ir H Tifatul Sembiring saat membuka kegiatan Lokakarya Jurnalistik HPN 2014 di gedung Rektorat Universitas Bengkulu, kemarin. \"Ada beberapa indikator suatu pers dikatakan tidak sehat, yakni beritanya tidak jujur, tidak berimbang, tidak independen dan berbagai indikator lainnya. Namun yang paling sering kita jumpai adalah suatu media hanya cenderung memberitakan seseorang yang notabenenya pemilik media itu sendiri. Ini lah namanya tidak berimbang dan tidak jujur menyampaikan informasi,\" paparnya. Untuk itu, ia mengajak semua insan pers untuk menjadikan HPN ini sebagai ajang mengevaluasi dan berbenah untuk kembali ke fungsi pers yang sebenarnya. Karena karena sangat besar dampak yang ditimbulkan akibat pemberitaan media yang tidak sehat. \"Pengaruh pers atau media ini sangat luar biasa, jika masyarakat selalu disuguhkan informasi yang tidak jujur, secara otomatis media tersebut telah membuat orang menjadi tidak benar,\" terangnya. Selain itu, menteri bedarah Minang ini juga menyorot tatabahasa yang digunakan pers. Menurutnya, ia sering menemukan banyaknya media menggunakan bahasa yang tidak tepat, padahal berbahasa menurutnya adalah cerminan dari bangsa itu sendiri. \"Dalam sebuah gurindam disebutkan, Siapa yang berkata kasar banyak orang jadi gusar, siapa yang kata lembut banyak orang jadi pengikut,\" lirihnya. Hal senada juga disampaikan Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd. Ia menyebutkan bahwa pemerintah menargetkan partisipasi pemilih pada Pemilu 9 April mendatang mencapai 90 persen, namun bila setiap hari media menyuguhkan berita yang tidak benar tentang peserta dan penyelenggara Pemilu, maka tidak mungkin partisipasi masyarakat akan jauh merosot dibandingkan Pemilu 2009 lalu. \"Kekuatan media memang luar biasa. Media bisa membawa kejurang dan bisa juga membawa seseorang ke puncak prestasi,\" katanya. Menyikapi banyaknya berita media yang sehat tersebut, Junaidi mengajak seluruh kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa untuk melakuakn ricek kembali saat menerima informasi. Jika informasi tersebut ditelan mentah-mentah, dikhawatirkan orang tidak beres semakin banyak. \"Kita berkaca dari sisi agama, Allah sangat mengetahui karakter manusia, yakni suka bergunjing. untuk itu, kalau dapat informasi maka lakukan cek kembali agar kita tidak terjerumus oleh media,\" sampainya. Hadir dalam acara pembukaan lokarkarya tersebut Rektor Unib Dr H Ridwan Nurazi, Ketua PWI Pusat Margiono, Ketua Dewan Pers Prof H Bagir Manan dan ratusan para mahasiswa/i Universitas Bengkulu.

//Ancam Demo Presiden Meskipun tidak mendapat izin untuk menyampaikan aspirasi kepada Presiden SBY yang tiba di Bengkulu pagi ini, organisasi Cipayung Plus yang beranggotakan berbagai organisasi kemahasiswaan di Bengkulu tetap mengancam akan menggelar aksi. Aksi yang bakal dilakukan itu bukan memprotes kedatangan presiden ke Bengkulu, melainkan ingin menyampaikan beberapa aspirasi yang berkaitan dengan kinerja presiden dan masalah yang ada di Provinsi Bengkulu. \"Kami tetap akan menggelar aksi, jika tidak boleh di jalan protokol maka kami akan mencari lokasi lain yang tidak mengganggu keamanan,\" kata anggota Cipayung Plus, M Iqbal saat berkunjung ke Graha Pena Bengkulu Ekspress, kemarin sore. Ia menyatakan, ada beberapa pernyataan sikap yang ingin disampaikannya terkait kinerja presiden, yakni mengenai tingginya biaya pendidikan, 20 persen ABPN untuk pendidikan tidak tepat sasaran, banyaknya korupsi yang semakin berdinasti, lembahnya perlindungan hukum terhadap TKI, menjamurnya undang-undangan pesanan, sistem sehatan yang berbelit-belit. \"Selain itu, juga terdapat kasus lainnya seperti krisis pangan, kebijakan impor yang merugikan petani, alih fungsi lahan, pencemaran lingkungan dengan dalil PAD,\" terang aktivis PMII ini. Untuk isu lokal, Cipayung plus ini akan mengangkat masalah PT Bengkulu Mandiri yang tak kunjung tuntas, tingginya angka kriminal dan berbagai kasus korupsi yang terjadi di Provinsi Bengkulu.

Ramah Tamah Tadi malam di Hotel Horizon digelar ramah tamah peserta HPN dengan PWI, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah dan Mendikbud Prof Mohammad Nuh, DEA. Di kesempatan itu Mendikbud menyampaikan optimismenya Indonesia akan masuk dalam \"tujuh besar\" negara dengan ekonomi maju di dunia. \"Saat ini saja, Indonesia masuk 16 ekonomi dunia, karena itu sekarang masuk dalam G20 dan diperkirakan pada 2020 akan masuk tujuh besar,\" ujarnya saat memberikan ceramah \"Kebangkitan Kaum Dhuafa\" pada ramah tamah Hari Pers Nasional (HPN) 2014 di Hotel Grage Horizon, tadi malam. Ia menegaskan bahwa prospek Indonesia ke depan sangat menggembirakan. Prospek menggembirakan itu terlihat dari potensi usia produktif dan sumber daya alamnya. Sebagai gambaran, laju pertumbuhan penduduk Indonesia rata-rata 1,4 persen. Sehingga puncak usia produktif mencapai 15 juta jiwa. Menurut dia, jumlah penduduk yang besar jangan diremehkan, karena potensi penduduk usia produktif pada 2005 - 2035 mencapai jumlah paling besar dibandingkan dengan penduduk negara lain yang sudah tua, misalnya Jepang. Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, perlu menyiapkan generasi penerus yang bukan hanya memiliki kualitas intelektual, tetapi juga spiritual atau batin. Apalagi menjelang usia kemerdekaan Indonesia mencapai 100 tahun (2045), peluang untuk menempati posisi strategis sangat besar dan memiliki potensi mewujudkan kesejahteraan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah memberikan kesempatan kepada semua anak bangsa untuk mengeyam pendidikan. Khususnya bagi siswa miskin tapi berprestasi. Salah satu caranya menggelontorkan bantuan beasiswa mahasiswa miskin yakni Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk siswa pendidikan dasar dan menengah serta Bidik Misi untuk siswa pendidikan tinggi (mahasiswa). \"Awalnya, kebijakan itu kita atur melalui Permendikbud, terus kita tingkatkan melalui PP 66/2010, bahkan sekarang diperkuat lagi melalui UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi. Karena bentuknya UU, maka perguruan tinggi yang tidak melaksanakan akan berarti melanggar UU. Jadi, keberpihakan kita jelas dan mengikat,\" katanya. Sebelumnya, Ketua PWI Pusat Margiono menyampaikan sambutan tentang kesiapannya menyambut kedatangan presiden hari ini. Dia mengatakan kesiapan sudah mencapai 95 persen. \"HPN di Bengkulu sangat meriah dan sukses,\" katanya. Sedangkan Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah berharap dengan HPN ini banyak mengenalkan Bengkulu kepada daerah lain. \"Sehingga banyak yang kembali datang ke Bengkulu dengan pemasaran sistem MLM (Melalui Mulut ke Mulut),\" katanya. Kegiatan tadi malam diakhiri dengan pemberian cinderamata, dari Mendikbud ke Gubernur, dan ketua PWI Pusat, serta Ketua PWI Bengkulu Sukatno SPd. (400/100/rls)

Tags :
Kategori :

Terkait