RATU SAMBAN, BE- Guna menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun, dan mendorong 8 tekad Bengkulu dalam bidang kepedulian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Bengkulu memburu anak usia sekolah, siswa tidak mampu, siswa putus sekolah untuk tetap memperoleh pendidikan. Kepala dinas Pendidikan dan kebudayaan kota Bengkulu, Drs Gianto menuturkan, pencarian anak usia sekolah itu diawali di RT 8 Pulau Baai atau dikenal kawasan eks lokalisasi. Kedatangan kepala dinas yang didampingi kepala bidang pendidikan dasar, Gunawan PB, serta lurah setempat itu ke lokasi selain untuk bersilahturahmi sekaligus melakukan penyusuran dan pendataan bagi anak dalam usia pendidikan, tapi tidak menikmati bangku sekolah. Alhasil dilokalisasi itu, tim menemukan anak-anak putus sekolah, dan anak yang memang tidak bersekolah karena tidak mampu. \" Sedikitnya ada 28 anak usia sekolah, 13 orang tidak mampu, 3 orang putus sekolah,\" kata Gianto. Temuan itu akan ditindak lanjuti, dengan menyekolahkan anak tersebut di sekolah yang terdekat di lingkunganya. Dinas Dikbud akan meminta kepala sekolah yang diinginkan anak tersebut untuk menjemput anak itu bersekolah. Selama bersekolah nanti, mereka ini tidak dipungut biaya apapun. \" Tujuannya jangan sampai ada anak yang usia sekolah tidak bersekolah, \" katanya. Penyisiran siswa tidak mampu ini juga berkaitan dengan 8 tekad Bengkuluku bidang kepedulian \"Pemerintah kota dengan program pedulinya inilah, Diknas mencari anak-anak yang tidak mampu untuk disekolahkan,\" terangnya. Begitu juga dengan anak putus sekolah, dapat melanjutkan kembali atau disarankan untuk mengikuti ujian apakah itu paket A ataupun ujian paket B. Dengan adanya ijazah mereka bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. \"Mereka yang sudah kelas enam dimintaikut ujian, misalnya dengan ujian paket A atau B. Kita berharap program peduli Bengkulu ini, maka di Kota Bengkulu tidak akan ditemui lagi anak tidak sekolah atau anak tidak menikmati bangku pendidikan lagi, \" katanya. Gianto sangat antusias dalam mencari siswa miskin dan memiliki semangat bersekolah, agara kedepannya ada perubahan dalam hidup, agama dan pergaulan anak tersebut. \"Jangan serta-merta karena mereka tinggal di eks lokalisasi justru diabaikan. Ini juga menghindari terjadi diskriminasi. Karena semua anak wajib dan punya hak sekolah dan memiliki hak hidup lebih baik,\" ujarnya. Menurut Gianto, program dirinya memerintahkan seluruh kepala sekolah mencari anak-anak disekelilingnya. \"Diknas tidak mentargetkan kuantitas, pokoknya jangan sampai ada anak yang tidak sekolah di kota ini,\" tegas Gianto. (247)
Siswa Miskin Diburu
Selasa 28-01-2014,20:37 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :