CURUP TENGAH, BE - Bak air bersih yang dibangun melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air bersih pedesaan tahun
anggaran 2013, tidak bisa difungsikan. Kondisi tersebut membuat bak penampungan air, yang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan air
bersih sebanyak 130 kepala keluarga, di empat rukun tetangga (RT) di Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah, menjadi harapan
hampa.
Ketua RT 24 RW 07 Kelurahan Air Bang Ahmad Jailani kepada Bengkulu Ekspress, Minggu (26/01) mengungkapkan, pihaknya sama
sekali tidak mengerti alasan tidak berfungsinya bak penampungan air untuk mengaliri kebutuhan air bersih warga. \"Kita sempat tanya, bak tersebut dibangun di atas tebingan apakah bisa mengalir, sumber airnya dari mana karena jelas air bersih juga dipergunakan untuk konsumsi. Tetapi jawaban para pekerjanya perancang pekerjaan ini sarnjana semua dan sudah jelas paham, jadi warga diam saja. Sekarang tidak mengalir kami ingin tagih janji para pekerja yang sarjana itu,\" tegasnya.
Diungkapkan Jailani, sebelumnya warga sempat protes terhadap pembangunan bak yang dibangun di atas tanah timbunan, bahkan tidak dibuat pelapis tebing, bahkan bersebelahan sengan rumah warga. \"Karena kami protes, jadi bak yang seharusnya ukuran 7 x 10 meter tetap dikerjakan, namun ukuran yang dikerjakan lebih kecil yakni 5 x 7 meter,\" ungkap Jailani.
Selain itu, sumber air disebut berasal dari sungai Air Merah warga juga mempertanyakan bagaimana proses pengolahan air apakan aman dikonsumsi oleh warga. \"Kami juga bertanya, tidak mungkin air itu naik sendiri ke bak air yang berada di tebingan karena sifat air ini dibelahan dunia manapun mengalir ke tempat yang rendah. Kalau tanpa mesin bagaimana bak tersebut bisa berisi air,\" tanyanya.
Ditambahkan Jailani, pihaknya berharap proyek yang dikerjakan CV Jorial Brothers pada Dinas Pekerjaan Umum melalui anggaran
senilai Rp 363 juta tersebut bisa segera berfungsi. \"Soal tekni kami tidak mengerti, yang kami tuntut air bersih bisa mengaliri rumah, jelas sumber air dan pengelolaannya, jika kami berharap orang-orang sarjana yang mengerjakan proyek bertanggung jawab. Karena setiap kali musim kemarau warga kesulitan air bersih,\" ungkap Jailani. (999)
Bak Air Bersih
Gagal Konstruksi
CURUP TENGAH, BE - Bak air bersih yang dibangun melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air bersih pedesaan tahun
anggaran 2013, tidak bisa difungsikan. Kondisi tersebut membuat bak penampungan air, yang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan air
bersih sebanyak 130 kepala keluarga, di empat rukun tetangga (RT) di Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah, menjadi harapan
hampa.
Ketua RT 24 RW 07 Kelurahan Air Bang Ahmad Jailani kepada Bengkulu Ekspress, Minggu (26/01) mengungkapkan, pihaknya sama
sekali tidak mengerti alasan tidak berfungsinya bak penampungan air untuk mengaliri kebutuhan air bersih warga. \"Kita sempat tanya, bak tersebut dibangun di atas tebingan apakah bisa mengalir, sumber airnya dari mana karena jelas air bersih juga dipergunakan untuk konsumsi. Tetapi jawaban para pekerjanya perancang pekerjaan ini sarnjana semua dan sudah jelas paham, jadi warga diam saja. Sekarang tidak mengalir kami ingin tagih janji para pekerja yang sarjana itu,\" tegasnya.
Diungkapkan Jailani, sebelumnya warga sempat protes terhadap pembangunan bak yang dibangun di atas tanah timbunan, bahkan tidak dibuat pelapis tebing, bahkan bersebelahan sengan rumah warga. \"Karena kami protes, jadi bak yang seharusnya ukuran 7 x 10 meter tetap dikerjakan, namun ukuran yang dikerjakan lebih kecil yakni 5 x 7 meter,\" ungkap Jailani.
Selain itu, sumber air disebut berasal dari sungai Air Merah warga juga mempertanyakan bagaimana proses pengolahan air apakan aman dikonsumsi oleh warga. \"Kami juga bertanya, tidak mungkin air itu naik sendiri ke bak air yang berada di tebingan karena sifat air ini dibelahan dunia manapun mengalir ke tempat yang rendah. Kalau tanpa mesin bagaimana bak tersebut bisa berisi air,\" tanyanya.
Ditambahkan Jailani, pihaknya berharap proyek yang dikerjakan CV Jorial Brothers pada Dinas Pekerjaan Umum melalui anggaran
senilai Rp 363 juta tersebut bisa segera berfungsi. \"Soal tekni kami tidak mengerti, yang kami tuntut air bersih bisa mengaliri rumah, jelas sumber air dan pengelolaannya, jika kami berharap orang-orang sarjana yang mengerjakan proyek bertanggung jawab. Karena setiap kali musim kemarau warga kesulitan air bersih,\" ungkap Jailani. (999)