Petani Bengkulu Belum Sejahtera

Senin 13-01-2014,09:52 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE- Meskipun sektor pertanian merupakan sektor paling utama di Bengkulu, namun hal tersebut tidak selaras dengan kondisi ekonomi para petani yang ada di Bengkulu. Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu terhadap nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bengkulu masih mengindikasikan para petani di Bengkulu belum sejahtera. \"Dilihat perkembangan NTP di Provinsi Bengkulu berindikasi belum mensejahterakan petani,\" ungkap Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Dodi Herlandi MEcon Menurut Dodi, NTP Provinsi Bengkulu setiap bulannya mengalami perubahan. Namun sebagian besar NPT Bengkulu masih dibawah angka 100. Padahal indikasi petani sejahtera adalah NTP berada diatas angka 100. Belum sejahteranya para petani Bengkulu tersebut dikarenakan masih tingginya tekanan biaya produksi para petani. NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Selanjutnya Dodi menjelaskan, pada bulan Desember 2013, NTP Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 98,08 atau naik sebesar 1,35 persen bila dibandingkan dengan NTP pada bulan November 2013 yang tercatat sebesar 96,77. Sementara nilai tukar usaha pertanian tercacat 102,31 atau naik sebesar 0,96 persen dibanding bulan November 2013 yang tercatat 101,34. \"Kenaikan NTP terjadi pada hampir semua subsektor kecuali subsektor tanaman pangan,\" tambah Dodi Perubahan subsektor pada bulan Desember tersebut diantaranya subsektor tanaman pangan 95,24  atau turun sebesar 0,15 persen, subsektor hortikultura 98,07 atau naik 0.58 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 97,76 atau naik 2,73 persen, subsektor peternakan 102,56 atau naik 0,08 persen. Subsektor perikanan 100,43 atau naik 0,60 persen, subsektor perikanan tangkap 97,64 atau naik 1,09 persen dan yang terakhir adalah  subsektor perikanan budidaya 101,46 atau naik 0,42 persen. Sementara itu, untuk nilai tukar usaha pertanian perubahan yang terjadi pada masing-masing subsektor adalah  tanaman pangan turun sebesar 0,39 persen , hortikultura sebesar 0,46 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,04 persen, peternakan sebesar 0,01 persendan perikanan sebesar 0,52 persen, perikanan tangkap sebesar 0,96 persen dan perikanan budidaya sebesar 0,37 persen. Lebih jauh Dodi menjelaskan pada bulan Desember 2013, terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,17 persen. Hal ini terjadi karena penurunan indeks harga sub kelompok bahan makanan sebesar 0,63 persen. Perubahan indeks pada masing-masing kelompok adalah  bahan makanan turun sebesar 0,63 persen, makanan jadi sebesar 0,12 persen, perumahan sebesar 0,20 persen, sandang sebesar 0,32 persen, kesehatan sebesar 0,29 persen, pendidikan rekreasi dan olah raga turun sebesar 0,01 persen dan transportasi serta komunikasi sebesar 0,05 persen. \" Mulai bulan Desember 2013, penghitungan nilai tukar petani (NTP) menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100), dimana sebelumnya sejak Januari 2008 menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Dalam Penghitungan Nilai Tukar Petani juga dihitung Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dimana indeks harga yang dibayar petani hanya terdiri dari unsur biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Dalam Penghitungan Nilai tukar Nelayan juga dihitung Nilai Tukar Nelayan Perikanan Tangkap dan Nilai Tukar Nelayan Perikanan Budidaya,\" tutup Dodi.(251)

Tags :
Kategori :

Terkait